"Kita mau apa ke rumah sakit?" Nayeon sudah beberapa kali menanyakan itu pada jeongyeon. Namun, jeongyeon belum memberitahu Nayeon mengenai kecurigaan dahyun tentang kehamilannya.
"Memeriksakan kesehatanmu!" jawab jeongyeon singkat.
Nayeon mengerutkan alisnya, "Aku kan baik-baik saja."
Jeongyeon terkekeh pelan, dengan matanya yang terus tertuju pada keramaian jalanan ibu kota pagi itu.
"Aku ingin tahu ada apa denganmu. Kau selalu meminta sesuatu yang aneh padaku belakangan ini. Dan semalam kau mengusirku, lalu setelah itu kau menangis di bawah selimut. Aku rasa ada benda asing yang tumbuh di perutmu!"
"Dan benda asing itu adalah hatimu!" Nayeon mengerucutkan bibirnya karena merasa tersinggung dengan ucapan sang suami.
"Lihat, kan? Kau begitu lagi. Kau sangat senang mengerucutkan bibirmu. Kau sangat mirip dengan..." jeongyeon menggantung ucapannya setelah menyadari raut wajah Nayeon yang mulai tidak bersahabat. "Baiklah, aku diam."
Hening! Tidak ada pembicaraan antara sepasang suami istri itu hingga mereka tiba di rumah sakit.
Sebelumnya, jeongyeon sudah membuat janji khusus dengan salah satu dokter ahli kandungan terbaik yang bekerja di rumah sakit yang baru beroperasi selama beberapa bulan itu. Seorang dokter yang merupakan saudara sepupunya.
"Apa kabar, Nayeon... Lama tidak bertemu!" sapa sang dokter seraya menerbitkan senyum ramahnya.
"Baik, Kak jisoo!" sahut Nayeon.
Dokter itu mempersilahkan mereka duduk, sebelum mulai memeriksa Nayeon. Mulai dari tekanan darah dan lain-lain.
"Apa kau sering merasa mual?" tanya jisoo sesaat setelah memeriksa Nayeon.
"Hanya pagi saja. Selebihnya tidak," jawab Nayeon diikuti anggukan oleh dokter itu.
"Kapan terakhir kali kau menstruasi?"
Nayeon berpikir sejenak, mengingat-ingat kapan terakhir kalinya mengalami itu. Lalu kemudian melirik jeongyeon, seolah meminta bantuan mengingat.
"Kapan, ya...?" tanya Nayeon pada jeongyeon
"Kenapa kau tanya aku? Memang aku iseng mengingat kapan terakhir kali kau mengalaminya?" jawab jeongyeon
"Aku tidak tahu, Kak! Aku lupa. Memangnya kenapa?" Nayeon mulai bingung kenapa dokter itu menanyakan hal itu.
Dokter itu menyunggingkan senyum, lalu meminta Nayeon berbaring di tempat tidur. Seorang perawat memakaikan selimut sampai batas pinggang. Dokter itu pun menyibakkan pakaian yang dipakai Nayeon sampai batas dada.
Nayeon merasakan dingin meresap di kulit perutnya saat sang dokter mengoleskan gel dingin di sana dan menggeser alat di atas perut yang masih rata itu.
Dokter itu terus tersenyum sambil memperhatikan gambar di monitor, sementara Nayeon belum menyadari ada apa dengan dirinya.
Jeongyeon ikut memperhatikan monitor dengan sangat antusias. Sudah tidak sabar melihat anaknya yang sedang tumbuh di dalam rahim sang istri.
"Kau lihat itu? Dia sudah tumbuh dari embrio menjadi janin. Artinya, usia kehamilanmu sudah memasuki dua bulan."
Nayeon yang terkejut mendengar ucapan Dokter jisoo, hanya dapat membulatkan matanya, "Apa? Aku... Aku hamil?"
"Iya, Selamat, ya..." ucap dokter itu.
Nayeon terlihat sangat bahagia, dengan mata berkaca-kaca menatap layar yang menggantung di depannya. Sementara jeongyeon hanya mengerutkan alisnya menatap layar monitor itu, walaupun raut kebahagiaan terlihat jelas di wajahnya. Dia terlihat begitu serius memperhatikan gambar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] PRISON OF LOVE || 2yeon
Romance📢 SEDIKIT MENGANDUNG BAWANG !!! Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia. Bukannya b...