68

586 87 15
                                    

Setelah sebulan lamanya jeongyeon membawa Nayeon berbulan madu- dengan mengunjungi berbagai negara yang pernah ditulis sang istri dalam sebuah buku, akhirnya mereka kembali dari perjalanan panjang itu.

Lebih dari sepuluh negara yang telah dikunjungi pasangan suami istri itu. Jeongyeon benar-benar memanfaatkan liburannya dengan membahagiakan istri tercintanya. Laki-laki itu menuruti apapun yang diinginkan sang istri walaupun kadang tidak masuk akal.

Bahkan, saat berkunjung ke Istanbul, Turki yang merupakan kota kelahiran jeongyeon, Nayeon pernah menangis meminta makanan yang hanya ada di negara asalnya dan membuat jeongyeon uring-uringan mencari restoran yang menyediakan makanan itu.

Dan pagi ini, jeongyeon kembali pada rutinitasnya. Dengan setumpukan map yang tersusun di atas meja kerjanya. Sementara Nayeon sedang mengunjungi sahabatnya, jennie dan membawakan beberapa buah tangan yang dibelinya untuk sahabat terbaiknya itu.

"Enak sekali jadi kau. Aku sangat iri padamu. Apa Kak jeongyeon benar-benar menuruti semua keinginanmu?" jennie bertanya dengan wajah berbinar.

Nayeon hanya menjawab dengan anggukan, membuat jennie mengelus dada. "Padahal dulu aku pikir Kak jeongyeon hanya orang biasa. Ternyata dia seorang Sultan. Kau bisa minta apapun yang kau inginkan darinya."

"Tapi dia itu menyebalkan, jen!"

"Menyebalkan apanya? Dia sudah sebaik itu padamu, tapi kau masih menyebutnya menyebalkan?"

Kau tidak tahu, kan. Dia menuruti semua keinginanku tapi aku harus membalas kebaikannya dengan tubuhku. Dia sangat licik. batin Nayeon.

"Pokoknya menyebalkan saja!" ujar Nayeon dengan mengerucutkan bibirnya.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja?" tawar jennie setelah melihat wajah Nayeon yang kusut.

"Kemana?"

"Kemana saja. Nonton dan berbelanja. Apa saja yang bisa membuatmu senang."

Wajah Nayeon pun berbinar mendengar ajakan itu, "Baiklah..."

Dan akhirnya, Nayeon dan jennie pergi ke sebuah pusat perbelanjaan dengan diantar oleh seorang sopir.

Tanpa sadar, mereka telah berada di pusat perbelanjaan itu selama berjam-jam. Hingga mereka melepas rasa lelah dengan duduk di sebuah cafe. Sambil menunggu pesanan, jennie mengedarkan pandangannya kesana kemari, hingga matanya menangkap sosok lelaki yang dikenalnya.

"Nayeon, bukankah itu Kak jeongyeon?" jennie menunjuk seseorang yang sedang duduk sendiri di sudut cafe itu. Mata Nayeon pun mengikuti kemana arah yang ditunjuk jennie

Jeongyeon... iya itu dia.

"Sedang apa dia di sini?" tanya Nayeon dengan heran. Setahunya, pagi-pagi sekali suaminya itu sudah berangkat ke kantor karena ada rapat penting.

Beberapa saat kemudian, terlihat seorang wanita cantik menghampiri jeongyeon yang membuat Nayeon membelalakkan matanya. Suasana di cafe itupun berubah panas. Nayeon merasakan tubuhnya telah terbakar melihat sang suami sedang duduk berdua dengan seorang wanita.

"jennie, itu siapa yang sedang bersamanya?" Nayeon menutup wajahnya dengan buku menu, agar jeongyeon tak melihatnya.

"Mana aku tahu, dia kan suamimu. Seharusnya aku yang tanya padamu."jennie ikut menutupi wajahnya dengan selembar kertas.

"Aku belum pernah melihat wanita itu sebelumnya."

Jeongyeon dan wanita itu terlihat sangat serius membicarakan sesuatu. Sedangkan Nayeon sudah dikuasai perasaan cemburu. Matanya mulai berkaca-kaca.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang