34

512 92 10
                                        

"Kau tahu, Kak... Untuk pertama kalinya aku merasa sangat iri pada seorang laki-laki, dan itu pada suami gadis itu. Nala-mu itu seseorang yang luar biasa. Dia mencintai suaminya tanpa syarat. Bahkan dia berasal dari keluarga kaya, tapi dia bisa menerima suaminya yang hanya laki-laki biasa," ungkap dahyun panjang lebar.

Aku tahu, nala-ku seorang gadis yang luar biasa. Pertama kali aku melihatnya, aku merasa dia seperti malaikat yang menyamar sebagai seorang gadis. batin jeongyeon

"Dahyun tolong beritahu aku dimana dia. Aku hanya ingin melihatnya saja. Kau tahu dia dimana kan?" tanya jeongyeon dengan wajah semelas mungkin.

"Aku tahu, Kak... Tapi maaf, aku tidak akan mengatakannya. Aku sudah bersumpah padanya akan merahasiakan identitasnya." ucap dahyun tanpa bisa ditawar lagi.

Jeongyeon menyandarkan punggungnya di sofa, dia merasa sesak. Seakan langit telah runtuh menimpanya. Penantiannya pada cinta masa lalunya berakhir begitu saja.

"Aku mohon, dahyun... Aku tidak akan muncul di hadapannya. Aku hanya akan melihatnya dari jauh saja, aku hanya ingin memastikan dia hidup dengan baik,"

Dahyun tersentak kaget melihat jeongyeon yang memohon dengan wajah sangat memelas. Untuk pertama kalinya dia melihat seorang Jeonathan kaesang yesha onie yang terkenal sangat garang itu memohon pada seseorang.

Haruskah aku katakan padanya bahwa nala yang dia cari sedang menunggu maut menjemputnya? Dan Kak seulgi adalah dokter yang merawatnya selama ini? Ya ampun, Nayeon... Ini kebetulan semata atau apa? Takdir seolah menarikmu pada kami. Tapi kenapa keadaannya harus begini?

"Walaupun kau membunuhku, aku tidak akan mengatakannya padamu. Dia tidak ingin kau tahu tentang dirinya. Aku mohon, lupakan dia, Kak!"

Bagaimana bisa aku melupakannya? Lima tahun lamanya aku mencarinya. Dan sekarang, selangkah lagi aku sudah menemukannya, tapi aku tiba-tiba kehilangannya lagi. batin jeongyeon

"Apa dia hidup dengan baik? Apa dia bahagia? Apa suaminya memperlakukannya dengan baik?" tanya jeongyeon lagi.

Diberondong pertanyaan seperti itu membuat dahyun bingung. Nayeon yang tertutup selama ini tidak pernah mengatakan masalahnya pada orang lain, selain pada seulgi.

"Aku rasa dia bahagia. Kalau tidak, mungkin dia tidak akan tahan tinggal bersama suaminya, kan?"

"Kau yakin dia baik-baik saja?"

"Kakak, sudahlah, wanita di dunia ini banyak, bukan hanya nala saja," Dahyun lalu berdiri dari duduknya, "Aku harus pergi. Aku ada urusan. Dan aku sarankan, lupakan dia."

Dahyun pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Tinggallah jeongyeon seorang diri, tenggelam dalam rasa kecewanya. Setitik air matanya jatuh mengingat pertemuan pertamanya dengan seorang gadis kecil yang bernyanyi dengan suaranya yang sangat merdu.

Jeongyeon yang begitu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis itu. Namun, takdir seolah tidak berpihak padanya. Setelah beberapa minggu mencari sosok gadis itu, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan yang buruk, dimana jeongyeon tanpa sengaja melepaskan satu tembakan ke sembarang arah yang akhirnya mengenai seorang gadis yang sedang dicarinya itu.

Jeongyeon masih ingat betul, bagaimana gadis kecil itu yang masih menggunakan seragam sekolahnya, berusaha tetap tersenyum walaupun terkena tembakan di perutnya.

Jeongyeon saat itu ingin menolong gadis itu. Namun, keadaan yang berbahaya membuat mina dan kyungsoo segera menariknya ke atas mobil dan mereka pergi meninggalkan gadis itu begitu saja tergeletak di jalan.

Maafkan aku, nala... Aku terlambat menemukanmu. Seandainya saja aku lebih cepat, mungkin aku tidak akan menyesal hari ini. Nala, haruskah aku melupakanmu? batin jeongyeon.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang