46

641 96 8
                                    

Jeongyeon masih memeluk Nayeon dengan berderai air mata, dia beberapa kali berusaha membangunkan istrinya itu. Namun, Nayeon tidak bergerak sama sekali.

Tidak lama, Chaeyoung dan mina tiba di ruangan itu. Chaeyoung tercengang melihat jeongyeon yang memangku tubuh Nayeon seraya menangis. Sedangkan mina langsung mendekat dan berjongkok di depannya. Dia menatap setiap bagian tubuh gadis itu. Setitik air matanya lolos begitu saja.

"Ada apa dengan Nayeon?" tanya mina

"Nayeonku pergi, sharon... Dia meninggalkanku," ucap jeongyeon diiringi isakannya. Mina terhenyak, lalu langsung meraih tangan Nayeon dan memeriksa denyut nadinya. Dia dapat merasakan denyutan itu meskipun sangat lemah.

"Nayeon masih hidup, nathan... Ayo cepat kita bawa ke rumah sakit!" ucap mina dengan suara meninggi. Jeongyeon langsung melepas pelukannya dan menatap wajah pucat itu seraya membelainya. Dia menggoncangkan pelan tubuh itu, namun sama sekali tidak ada respon dari Nayeon.

"AYO CEPAT!" teriak mina ketika melihat jeongyeon diam saja. Mina lalu berdiri dari posisi berjongkoknya. Jeongyeon pun tersadar, lalu menggendong Nayeon keluar dari ruangan itu. Sementara Chaeyoung membawa tas dan koper milik Nayeon.

Dengan setengah berlari, jeongyeon membawa Nayeon di dalam gendongannya melewati lorong-lorong panjang di villa itu menuju mobil. Seorang pengawal segera membuka pintu ketika melihat tuannya keluar dari gedung dengan menggendong seorang gadis.

Mobil pun melaju dengan cepat. Kali ini Chaeyoung yang menyetir dengan kecepatan tinggi.

"LEBIH CEPAT LAGI CHAENG!" teriak jeongyeon ketika merasa mobil itu melaju dengan lambat. Chaeyoung pun menginjak gas makin dalam sehingga mobil itu semakin kencang. Dia tidak peduli lagi dengan umpatan pengendara lain yang hampir ditabraknya.

Jeongyeon duduk di kursi belakang memangku tubuh Nayeon, terus berusaha membangunkannya. Dia menatap wajah Nayeon dengan make up-nya yang berantakan dan lipstik belepotan. Dia kembali membelai puncak kepala Nayeon kemudian turun ke wajahnya. Rasa sakit semakin merasuk ke hatinya.

Bagiku kau sangat cantik, Nay... Walaupun kau tidak memakai riasan kau tetap wanita tercantik di dunia. batin jeongyeon

"Mina... Apa kau punya tissue basah?" tanya jeongyeon

"Tunggu sebentar, sepertinya ada..." mina lalu mengambil tasnya yang berada di bawah sana, dan mengambil tissue basah, kemudian memberikannya ke tangan jeongyeon.

Jeongyeon pun mengusap wajah Nayeon dengan tissue basah itu dan membersihkan dari riasan berantakannya, sehingga tampaklah wajahnya yang pucat pasih.

"Bos, kita akan membawanya ke rumah sakit mana?" tanya Chaeyoung seraya menyetir.

"Rumah sakit tempat seulgi praktek. Aku ingin dia yang menangani Nayeon. Dia yang paling tahu kondisi tubuhnya." jawab jeongyeon tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Nayeon. Dia masih mengusap wajah sang istri dengan tissue basah.

"Baik..." Chaeyoung segera mengarah ke rumah sakit tempat seulgi praktek, sedangkan mina menghubungi seulgi untuk memberitahukan bahwa Nayeon sudah ditemukan dan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Kurang dari satu jam, mereka telah memasuki halaman rumah sakit itu. Ketika tiba di depan ruang IGD, sudah ada beberapa dokter yang menunggu, salah satunya Dokter seulgi

Chaeyoung lebih dulu turun dari mobil dan membukakan pintu. Jeongyeon langsung menggendong Nayeon keluar. Beberapa petugas membawa brankar yang sudah disiapkan sebelumnya, jeongyeon pun membaringkan Nayeon di brankar itu.

Para petugas kesehatan itu dengan sigap mendorong brankar ke dalam ruangan IGD.

.
.

Jeongyeon mondar-mandir di depan ruangan itu, sesekali melirik jam di pergelangan tangannya. Perasaan khawatir dan takut menyatu.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang