67

734 91 11
                                        

"Ini dimana?" bisik Nayeon dengan nada takutnya.

"Tempat dimana hanya ada kita!" jeongyeon berbisik dengan tangannya yang mengunci tubuh sang istri, kemudian membuka sedikit tirai di samping pembaringannya, barulah Nayeon tersadar sedang berada dimana ketika melihat bentuk kaca jendela itu.

Gadis itupun menganga tak percaya. Lalu kembali meneliti setiap bagian ruangan itu.

"Kita di pesawat jet?" gumamnya.

Kedua bola mata indah itu menatap manik suaminya yang menatapnya dengan penuh cinta. "Kita mau kemana dengan pesawat jet?"

Jeongyeon membelai rambut wanitanya itu dengan sayang, lalu berbisik, "Bulan madu, ke tempat yang paling ingin kau kunjungi?"

"Barcelona?" tanya Nayeon dengan mata berbinar, seketika gadis itu telah lupa dengan semua kekesalannya pada sang suami.

Jeongyeon memberi kecupan singkat di kening, lalu mengangguk pelan dengan senyum menawannya.

"Benarkah? Kau akan membawaku ke sana?" Mata itu telah berkaca-kaca saking bahagianya.

"Bukan ke Barcelona saja, kita akan berkeliling dunia, ke tempat-tempat yang kau inginkan."

Karena terlalu senang, Nayeon langsung memeluk jeongyeon dengan eratnya, melupakan perasaan sedihnya karena janji sederhana yang jeongyeon ingkari di akhir pekan.

"Apa kita hanya pergi berdua saja?"

"Kalau perginya ramai-ramai, itu namanya bukan bulan madu, bodoh!" ucap jeongyeon gemas. "Ah, sekarang, kau tidak bisa kabur kemana-mana. Kau tidak bisa minta tolong pada kakak bedebahmu itu lagi. Karena sekarang, kau hanya punya aku saja."

"Kau curang!"

Jeongyeon mencubit pipi Nayeon dengan gemas, "Kau tahu, aku harus melakukan banyak hal untuk bisa menculikmu dari penjara itu. Harusnya kau berterima kasih padaku."

"Penjara? Kaulah yang memenjarakan ku. Ya, aku terpenjara dalam cinta seorang mafia." Nayeon memukul pelan dada jeongyeon, "Kau merantaiku, melarang ini-itu, itu namanya penjara."

"Biar saja! kau akan selamanya aku penjarakan." jeongyeon menambahkan.

"Bagaimana kau melakukannya?" tanya Nayeon heran, "rumah itu kan dijaga 24jam oleh petugas keamanan."

"Ada saja!" jawab jeongyeon singkat.

"Oh iya, semalam mina datang ke rumah Kak seulgi. Dia membawa makanan yang banyak. Tapi dia pingsan setelahnya."

Akhirnya, tawa jeongyeon pecah di kamar itu. Dia tertawa terbahak-bahak mengingat begitu kesalnya mina semalam.

"Hahaha, mina hanya pura-pura pingsan untuk mengelabui Kak seulgi dan dahyun. Begitu kalian membawanya ke ruang kesehatan, dia mematikan semua CCTV di rumah itu, aku menaruh obat tidur pada makanan yang dibawa mina. Lalu tengah malam aku masuk ke kamarmu dan membawamu keluar dari rumah itu. Begitulah kira-kira."

Nayeon pun merasa suaminya itu benar-benar sudah gila. Hanya untuk membawanya keluar dari rumah itu, dia sampai melakukan kegilaan itu dan membawanya kabur keluar negeri hanya agar seulgi dan dahyun tidak bisa menjauhkannya dari sang istri.

"Pantas saja aku merasa dia sangat aneh semalam."

"Aneh kenapa?"

"Dia memaksaku memakan makanan yang dia bawa..." jawab Nayeon sambil garuk-garuk kepala, "Eh tuan mafia! Sekarang berikan pakaianku. Kau ini jahat sekali, sudah menculikku, membuatku tidak pakai baju lagi..."

"Tidak akan ada yang memakai baju sebelum aku mendapatkan jatahku! Kau mengerti?" jeongyeon tersenyum penuh arti lalu tanpa aba-aba menerkam Nayeon dengan buasnya.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang