27

444 85 4
                                    

Nayeon sedang mencari botol obatnya yang dia jatuhkan saat jeongyeon memarahinya tadi. Gadis itu sudah beberapa kali mencari, namun belum menemukan yang dicari. Membuatnya kebingungan sendiri. Pasalnya, Nayeon sangat membutuhkan obat itu.

"Dimana ya? Tadi kan aku menjatuhkannya di sekitar sini... Kenapa sekarang tidak ada?" gumamnya seraya mencari kesana-kemari.

Akhirnya, Nayeon duduk di kursi melepas rasa lelahnya. Dia menyandarkan punggungnya yang terasa kram.

"Itu kan obat penahan rasa sakitku, kalau perutku melilit lagi, aku harus apa?"

Nayeon pun kembali mencari botol obat itu di setiap sudut rumah. Hingga terdengarlah suara ketukan pintu yang menghentikan kegiatannya.

Siapa yang datang? Apa jeongyeon? Tapi kan dia tidak pernah mengetuk pintu saat datang.

Nayeon beranjak menuju ke arah pintu, hendak melihat siapa gerangan yang berada di sana. Dan, alangkah terkejutnya gadis itu saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu.

Seorang wanita cantik sedang berdiri dengan wajah datarnya, menatap Nayeon tanpa senyuman.

"Hai... Apa jeongyeon ada? Aku mencarinya ke tempat kerjanya tapi Chaeyoung bilang dia tidak ada," ucap wanita itu.

Nayeon membulatkan matanya, meneliti wanita itu dari ujung kaki ke ujung kepala. Pertanyaan pun bermunculan di benaknya.

Bukankah dia mina? Yang pernah bersama jeongyeon di bengkel, dan jeongyeon memanggilnya dengan sebutan sayang. Apa wanita ini yang dimaksud kyungsoo... Wanita yang berasal dari masa lalunya, yang dia cintai. Pantas saja, dia sangat cantik. Aku tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengannya.

"EHmmm..." Wanita itu berdehem membuyarkan lamunan Nayeon sehingga membuat gadis itu tersentak kaget.

"Ma-masuklah dulu," ucap Nayeon pada wanita itu.

Mina pun masuk ke rumah itu, matanya berkeliling mengamati setiap sudut rumah sederhana itu.

"Silahkan duduk, aku akan membuatkan minuman dulu." Walaupun di penuhi rasa penasaran tentang apa gerangan yang membuat wanita cantik itu sampai pergi ke rumahnya mencari jeongyeon, namun Nayeon tetap berusaha bersikap Ramah pada wanita itu.

"Suamiku tidak ada di rumah. Tadi dia pergi, aku juga tidak tahu kemana."

"Kau tidak tanya dia kemana?" tanya mina tanpa menoleh. Dia malah sibuk memainkan ponselnya.

Bagaimana aku mau tanya? Dia pergi dalam keadaan marah. batin Nayeon.

"Tidak," jawab Nayeon kemudian.

Mina lalu menghubungi nomor telepon jeongyeon. Dan dengan cepat panggilan itu terhubung. Nayeon hanya memperhatikan wanita itu yang terlihat sangat dekat dengan suaminya.

"Halo... Aku ada di rumahmu. Bisakah kau kemari? Aku akan menunggumu di sini..." ucap mina begitu panggilannya terhubung.

Panggilan terputus, seiring dengan tatapan mina yang meneliti tubuh Nayeon dari ujung kaki ke ujung kepala.

Kenapa dia menatapku begitu? Tatapannya sangat mengintimidasiku.

"Apa kau keberatan kalau aku kemari mencari jeongyeon?"

"Ti-tidak... Aku sama sekali tidak keberatan," jawab Nayeon ragu-ragu.

"Baiklah! Aku dengar dari jeongyeon, kalian sepakat akan berpisah setelah satu tahun. Apa itu benar?"

Pertanyaan mina membuat Nayeon membeku, hatinya bagai teriris menyadari bahwa beberapa bulan lagi, harus meninggalkan rumah itu.

Kau tidak perlu sakit hati, Nayeon! Itu memang benar. Kesepakatanmu dengan jeongyeon semakin mendekati akhir. batin Nayeon.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang