19

422 81 4
                                    

Sementara itu, di dalam sebuah ruangan, seorang pemuda tampak sedang melamun. Sudah beberapa jam pria itu memandangi layar ponselnya.

Dahyun yang baru saja di beritahu oleh lisa bahwa Nayeon berhenti bekerja menjadi galau. Dia bahkan tidak dapat berpikir dengan jernih.

Sudah puluhan kali dia menghubungi nomor telepon gadis pujaannya itu, namun tidak juga terhubung.

"Kau dimana, Nayeon... Kau tahu, tempat ini seperti mati tanpamu," gumam dahyun

Dia menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya, menutup mata, bayang-bayang Nayeon menari-nari di benaknya.

Apa yang kupikirkan? Aku jatuh cinta pada istri orang. Apa iya, aku harus jadi perebut istri orang... batin dahyun.

Tidak lama kemudian, Lisa masuk ke ruangan itu dengan wajah panik.

"Dahyun, kita dalam masalah besar sekarang," kata lisa dengan nada bergetar.

Dahyun membetulkan posisi duduknya, "Ada apa memangnya?"

Lisa lalu duduk di kursi berhadapan dengan dahyun. Tampak wajahnya sangat khawatir.

"Besok kan ulang tahun Nala Group, dan kita tidak punya pemain piano. Aku sudah menerima uang muka dari Nona mina untuk menyewa seorang penyanyi wanita."

"Kenapa kau sangat bingung? Suruh saja lia atau yuna untuk bernyanyi di sana!"

"Aku sudah menghubungi mereka, tapi mereka tidak bisa. Lagi pula Lia dan yuna tidak bisa main piano."

Dahyun hanya mengedikkan bahunya, tidak peduli dengan lisa yang sudah seperti kebakaran jenggot.

"Itu urusanmu," kata dahyun dengan cueknya.

Lisa pun semakin pusing di buatnya, pasalnya tuan pemilik Nala Grup itu selalu menginginkan adanya pemain piano wanita dalam acara ulang tahun perusahaannya itu.

Lisa pun seketika teringat pada Nayeon. Yang kemarin baru saja menggantikan Lia dan yuna bernyanyi saat ada acara di cafe itu.

"Aku tahu sekarang siapa yang bisa menyelamatkanku," kata lisa dengan wajah berbinar.

Dahyun hanya mengerutkan alisnya mendengar ucapan lisa, "Siapa?" tanya dahyun

"Nayeon..." ucapnya dengan mata berbinar, "benar, Nayeon bisa bermain piano dengan sangat baik, suaranya juga sangat merdu. Aku akan minta tolong dia," ucap lisa yang kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Nomor teleponnya tidak aktif, aku sudah ratusan kali mencobanya, tapi tidak terhubung," Dahyun memejamkan matanya sejenak, lalu menghela napas.

"Benarkah? Lalu aku harus bagaimana?" lisa menggaruk kepalanya tanda frustasi, "Kau tahu dimana rumahnya, kan?"

"Tidak!" jawab dahyun singkat.

"Kau kan dekat dengannya, mana mungkin kau tidak tahu?"

"Bukan dekat, tapi baru pendekatan... Dan Kau tahu, semalam Nayeon bilang padaku, dia sudah menikah," ucap dahyun dengan wajah kecewanya, "Nayeon itu orang yang tertutup. Dia tidak suka urusan pribadinya di ketahui orang."

"Dimana aku harus mencarinya?"

Dahyun kemudian teringat lapangan tempat bertemu dengan Nayeon pertama kali, "Sebenarnya aku tahu dimana alamatnya, tapi aku tidak tahu yang mana rumahnya."

"Dimana?" tanya lisa dengan penuh semangat.

"Ayo, ikut aku!"

Mereka pun segera menuju ke tempat dahyun sering bertemu Nayeon.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang