72

561 88 16
                                    

Setelah kepergian seulgi dan dahyun, jeongyeon melanjutkan pekerjaannya yang bertumpukan. Laki-laki itu sedang serius membaca satu-persatu map yang tersusun di meja kerjanya. Hingga kedatangan mina membuyarkan konsentrasinya.

"Selamat pagi," sapaan mina pagi itu terdengar tak bersemangat, membuat jeongyeon mengernyit.

"Ada apa denganmu? Sepertinya kau tidak bersemangat," ucap jeongyeon tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas di tangannya.

Mina langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa, lalu menatap jeongyeon dengan wajah sedih. Jika hanya berdua dengan jeongyeon, mina menunjukkan sisi rapuhnya yang tidak pernah dia tunjukkan pada orang lain selain kepada jeongyeon

Menyadari gelagat mina yang tidak biasanya, jeongyeon menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu menatap sahabatnya itu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya jeongyeon.

Mina menatap jeongyeon dengan wajah yang terlihat khawatir. Seperti memendam beban besar.

"Ray..." jawabnya dengan suara nyaris berbisik. Jeongyeon meletakkan map di tangannya ke atas meja mendengar mina menyebut nama itu.

"Informasi apa yang kau temukan?"

"Aku tidak menemukan apapun. Tapi kau dan Nayeon harus lebih berhati-hati. Aku yakin ray sedang menyiapkan balas dendam untuk kalian," ujarnya.

Jeongyeon hanya tersenyum tipis mendengar ucapan wanita yang sudah menemani hari-harinya selama delapan tahun itu.

"Aku lebih mengkhawatirkanmu, sharon!" ucap jeongyeon," Sebelum menjangkauku, mungkin dia akan merencanakan sesuatu untuk membalasmu."

"Aku tidak peduli dengannya. Aku bisa menghadapi sepuluh ray sekalipun. Aku hanya..." mina menggantung ucapannya saat pintu ruangan itu terbuka. Chaeyoung muncul dari balik pintu menghentikan pembicaraan itu.

"Selamat pagi, Bos!" sapa Chaeyoung dan langsung masuk. Chaeyoung duduk di sofa tidak jauh dari mina.

Jeongyeon yang melihat raut kegundahan dari wajah mina langsung berdiri dan duduk di sebelah mina. Dia menggenggam tangan mina dengan erat.

"Aku tahu, kau sangat tangguh. Kau tidak membiarkan siapapun menginjakmu. Tapi sungguh, aku benar-benar tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Kau tahu kan, kau sangat berharga bagiku," ucap jeongyeon.

"Aku tidak apa-apa, sungguh!" mina berusaha meyakinkan jeongyeon bahwa dirinya baik-baik saja. Namun, jeongyeon sangat mengenal asistennya itu.

"Ray mungkin saja sudah memberitahu bambam dimana kau berada. Jika itu terjadi, aku tidak bisa lagi menyembunyikanmu. Bambam pasti akan mencarimu walaupun dia tahu kau bersamaku."

Chaeyoung yang tidak mengerti isi pembicaraan dua orang itu hanya menatap mereka bergantian. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di benaknya.

Siapa yang mereka maksud dengan bambam? Dan ada hubungan apa antara bos, mina dan seseorang bernama bambam. Ini pertama kalinya aku melihat mina seperti menahan takut. Bahkan saat bos hanya menyebut nama bambam. Apa jangan-jangan bambam yang mereka maksud adalah... Ya ampun, jangan sampai! batin Chaeyoung

Karena dibelenggu rasa penasaran, akhirnya Chaeyoung memberanikan diri bertanya.

"Bos, bambam itu siapa?"

Jeongyeon dan mina saking melirik mendengar pertanyaan dari Chaeyoung. Bahkan, lirikan itu hanya dapat diartikan oleh mereka berdua. Sesaat kemudian, mina kembali menundukkan kepalanya.

"Kau pernah dengar geng mafia terkejam di dunia? Geng black Salvatrucha? Geng mafia terbesar asal Amerika?" tanya jeongyeon.

"Tidak, Bos!"

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang