52

596 81 8
                                    

"Kau tahu, kebodohan apa yang sedang dilakukan jeongyeon tadi malam?" tanya irene yang sedang berdiri di depan cermin, merias wajah cantiknya dengan make up.

"Apa yang dia lakukan?" tanya seulgi penasaran.

Irene memberikan jam tangan milik jeongyeon pada suaminya itu. Seulgi pun meraih jam tangan itu dan memicingkan matanya. "Jam tangan ini milik jeongyeon, kan? Kenapa ada padamu?"

Irene mengangguk pelan, lalu menyisir rambut panjangnya yang berwarna cokelat itu. "Pertanyaan bagus... Nayeon yang memberikannya padaku. Dia menemukan jam tangan itu di tempat tidurnya... Tebaklah, kenapa jam tangan itu bisa ada di tempat tidur Nayeon."

Seulgi mengernyit mendengar ucapan irene, dia seakan tidak percaya dengan kelakuan adiknya itu.

"Maksudmu semalam jeongyeon menyelinap masuk ke kamar Nayeon?" tanya seulgi tak percaya, lalu dijawab anggukan oleh sang istri. "Ya ampun kenapa dia jadi bodoh begitu..."

"Nayeon menanyakan jam itu. Jadi aku bilang saja itu milikmu, aku bilang semalam kau masuk ke kamarnya untuk memastikan apa dia baik-baik saja..."

Setelah selesai menyisir rambutnya, dokter cantik itu mengambil sepatu dan bersiap-siap keluar kamar. Seulgi pun mengekor di belakangnya.

"Apa Nayeon percaya dengan kebohonganmu?" tanya seulgi yang mencoba mensejajarkan langkahnya dengan sang istri.

"Sepertinya begitu... Mintalah pada jeongyeon agar menghentikan kegilaannya. Aku tidak mau Nayeon sampai tahu kalau jeongyeon menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Bagaimana kalau Nayeon pergi dari rumah karena takut pada jeongyeon..."

Irene berjalan keluar rumah bersamaan dengan Nayeon yang baru saja turun dari lantai atas.

"Kakak, apa boleh aku keluar hari ini?" tanya Nayeon.

Irene menoleh sesaat pada sumber suara itu. Dia menatap penampilan Nayeon dari ujung kaki hingga kepala. "Kau mau keluar kemana?"

"Aku mau ke makam ayah, lalu ke rumah jennie... Boleh kan?" Nayeon mengeluarkan senyum semanis madunya saat berusaha meminta izin.

"Boleh, tapi..."

"Ibu, ayo cepat! Aku bisa terlambat sekolah." Suara menggemaskan yeri terdengar dari dalam mobil. Nayeon melambaikan tangan pada gadis kecil menggemaskan itu.

"Iya, sayang... tunggu sebentar."

"Rumah siapa tadi? Jennie?" seulgi mencoba mengingat nama yang tidak asing di telinganya itu. "Oh, Aku ingat, jennie temanmu itu, kan?" tanya seulgi kemudian dijawab anggukan oleh Nayeon.

"Boleh, kan..." tanya Nayeon sekali lagi.

"Baiklah, tapi kau harus diantar sopir dan jangan pulang malam," ucap seulgi yang kemudian memanggil salah seorang sopirnya. "Jangan makan sembarangan, jangan beraktivitas yang membuatmu lelah, dan ingat selalu obatmu!"

"Baik, Kakak..."

Seorang sopir datang menghampiri mereka, seulgi kemudian meminta sopirnya itu untuk mengantarkan Nayeon pergi kemanapun yang diinginkan peri kecilnya itu.

"Baiklah, nona cantik, sampai jumpa..." kata seulgi seraya mengusap kepala gadis itu.

Irene dan seulgi kemudian naik ke mobil, lalu melambaikan tangan pada Nayeon sebelum akhirnya mobil meninggalkan halaman rumah itu.

Nayeon kemudian pergi ke rumah jennie dengan diantar oleh sopir itu. Setelah dua puluh menit menempuh perjalanan, sampailah Nayeon di rumah jennie

Jennie begitu bahagia melihat Nayeon yang sekarang sudah membaik. Wajahnya tidak begitu pucat lagi dan tubuhnya tidak sekurus saat terakhir dia melihatnya.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang