18

464 85 11
                                        

Dengan tergesa-gesa Nayeon berjalan setengah berlari menuju rumah jeongyeon. Dia takut jeongyeon sudah pulang lebih dulu. Namun, saat tiba di rumah, ternyata jeongyeon pun belum pulang.

"jeongku belum pulang, ya..." gumam Nayeon ketika melihat seluruh lampu di rumah itu masih padam.

Gadis itupun segera masuk ke kamarnya dan mengganti pakaian. setelah itu beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk suami tercintanya.

Walaupun tubuhnya sangat lelah dengan semua pekerjaan itu, namun tidak sedikitpun Nayeon mengeluh. Dia sangat menikmati perannya sebagai seorang istri dari laki-laki yang dicintainya.

Setelah semua pekerjaan rumahnya selesai, Nayeon duduk di kursi menunggu jeongyeon, namun selang beberapa saat menunggu, jeongyeon tak juga menunjukkan batang hidungnya. Gadis itupun segera kembali ke kamarnya.

Dan, ketika menatap cermin, dia melihat wajahnya yang sangat pucat. Nayeon yang selalu ingin terlihat cantik di depan jeongyeon segera memoles wajahnya dengan make up untuk menyamarkan wajah pucatnya.

"Sekarang aku tidak terlihat pucat lagi, kan?" kata Nayeon seraya tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin.

Gadis itupun meraih tas ransel miliknya, lalu membukanya. Tampak dalam tas itu penuh dengan uang. Nayeon siang tadi menjual mobil miliknya dan berencana memberikan uang itu pada jeongyeon, agar bisa dia gunakan untuk membuka bengkel yang baru. Matanya pun berbinar menatap uang itu.

"Ada gunanya juga aku membeli mobil itu. Sekarang aku bisa membantu jeongku untuk pindah ke tempat lain. Jeongku tidak perlu lagi merasa terancam oleh orang-orang tadi." gumam Nayeon dengan bahagianya.

Tidak lama setelah itu, terdengarlah suara motor milik jeongyeon berhenti di depan rumah. Nayeon dengan penuh semangat berlari menuruni tangga dan membukakan pintu.

"Kau baru pulang?" Nayeon menyambut jeongyeon di depan pintu dengan senyumannya.

"Aku sibuk!" jawab jeongyeon singkat.

Jeongyeon pun segera masuk kedalam rumah tanpa menoleh pada Nayeon.

"Aku sudah siapkan air hangat untukmu mandi."

"Hmm..." jeongyeon hanya menjawab dengan deheman, dan langsung masuk ke kamarnya.

Cuma hmm...? Ah,Sepertinya dia sedang pusing memikirkan nasib bengkelnya. batin Nayeon.

Nayeon membersihkan meja makan setelah jeongyeon selesai makan malam. Lalu setelah itu, Dia membuatkan teh hangat untuknya.

Sejak pulang, jeongyeon belum bicara sepatah katapun, membuat Nayeon kebingungan. Biasanya dia akan memarahi Nayeon jika melakukan kesalahan sedikit saja, akan membentak saat Nayeon tersenyum di hadapannya. Namun bahkan Nayeon telah sengaja melakukan kesalahan, tapi jeongyeon tetap terdiam.

Jeongku pasti sedih mengingat bengkelnya yang mungkin akan di gusur.

Nayeon pun beranjak menuju kamarnya dan mengambil tas ransel miliknya. Lalu segera menghampiri jeongyeon yang masih duduk memainkan ponselnya di meja makan.

"Aku ingin bicara sesuatu," kata Nayeon.

"Apa?"

Dia sangat menakutkan. Kenapa aku merinding? Aku kan sudah biasa menerima sikapnya yang seperti ini.

Gadis itu menaruh tas ranselnya di atas meja, lalu menggesernya ke hadapan jeongyeon

Jeongyeon hanya melirik tas itu dengan ekor matanya, lalu kembali menatap layar ponsel.

"Apa itu?" tanyanya kemudian.

"Tadi siang aku menjual mobilku. Aku rasa itu cukup untukmu membuka bengkel yang baru di tempat lain. Bukankah mereka memintamu meninggalkan tempat itu?"

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang