22

476 79 10
                                    

"Temanku bilang, semua pemegang saham menginginkan membangun sebuah pusat perbelanjaan. Tapi Bos nala Group hanya ingin membangun sebuah rumah sakit gratis dan gedung Yayasan Amal nala. Karena itulah,pembangunan gedung itu mangkrak dan tidak berjalan sesuai rencana,"

Jeongyeon mengepalkan tangannya mendengar ucapan Chaeyoung, dia terlihat sangat geram, membuat Chaeyoung mengerutkan alisnya.

"Kau kenapa, Bos?"

"Tidak! Aku tidak apa-apa. Jadi mereka semua bekerja sama mengkhianati bos besar mereka, ya?" tanya jeongyeon dengan nada datar.

"Aku rasa bos nala Group itu saja yang bodoh, Bos. Menurutku benar, memang lebih baik membangun pusat perbelanjaan. Itu kan sangat menguntungkan. Di banding hanya sebuah gedung yayasan amal dan sebuah rumah sakit gratis. Aku rasa tuan itu terlalu kaya, sampai tidak tau kemana harus menghabiskan uangnya," kata Chaeyoung panjang lebar.

"Jadi menurutmu membangun rumah sakit gratis itu bukan keputusan tepat?" jeongyeon menatap Chaeyoung dengan tatapan mengintimidasi.

"Kalau kau adalah pemilik nala Group, apa yang akan kau bangun di atas lahan seluas itu, Bos?" tanya Chaeyoung kembali.

"Aku rasa aku sependapat dengan bos nala Group," sahut jeongyeon

"Bos, aku ingin menanyakan sesuatu sebenarnya..." ucap Chaeyoung kemudian.

"Apa?"

"Kenapa kau sangat tertarik mencari informasi tentang pembangunan gedung itu? Apa ada maksud di belakangnya?" tanya Chaeyoung penasaran.

Chaeyoung curiga jeongyeon ingin menjual informasi pada Bos nala Group untuk mendapatkan keuntungan lebih.

"Kau akan tahu nanti, tenang saja!"

Chaeyoung menyeruput kopi buatannya lalu melipat koran yang tadi dia baca.

"Aku sangat penasaran, seperti apa Bos pemilik nala Group itu," ucap Chaeyoung

"Memang kenapa dengannya?"

"Bukankah dia itu pria yang sangat misterius? Namanya tidak pernah di sebutkan dan wajahnya tidak pernah tersorot media. Dia menutup rapat akses media yang ingin mencari tahu tentangnya, dan sekarang, dia muncul dengan iklan mencari seorang gadis pemain piano untuk di jadikan istri."

Jeongyeon hanya menghela napas panjang mendengar ucapan Chaeyoung. Dia kemudian menyandarkan kepalanya di kursi lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian mengetik sebuah pesan.

"Chaeyoung, beberapa hari lagi aku harus keluar kota untuk beberapa hari. Aku ada urusan penting. Kau urus bengkel ini baik-baik," titah jeongyeon.

"Siap, Bos!"

Bos kaupun sama misteriusnya dengan bos nala Group. Kau selalu menghilang di hari senin dan selalu keluar kota untuk beberapa hari. Kau terlalu aneh untuk ukuran seorang montir. Bahkan aku tidak menyangka kau punya uang ratusan juta yang kau kirim ke rekeningku.

Di tempat lain, seorang pria sedang di landa kecemasan luar biasa. Dia sudah ratusan kali melakukan panggilan melalui ponselnya namun tidak juga terhubung pada nomor yang di tuju.

"Kau kemana, Nayeon... Aku sudah mencarimu kemana-mana. Apa kau mengganti nomor teleponmu?" kata seulgi yang sedang cemas memikirkan Nayeon.

Sudah hampir sebulan Nayeon menghilang entah kemana dan tidak melanjutkan pengobatannya, membuat sang dokter di landa kecemasan.

"Apa aku harus menyuruh seseorang untuk mencari keberadaan Nayeon?" batin Dokter seulgi

Dia pun segera mencari nomor seseorang dan melakukan panggilan.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang