65

681 89 14
                                    

Di kantor pusat nala Group.

Jeongyeon ,mina dan Chaeyoung menyaksikan berita di tv yang memuat konferensi pers pagi tadi. Hampir semua stasiun tv memuat berita itu. Bahkan, nama Nayeon kembali jadi trending topik dimana-mana.

"Sekarang masalahnya sudah beres," ucap Chaeyoung sesaat setelah mematikan tv itu.

"Tentu saja belum." jeongyeon segera menyela ucapan Chaeyoung. "aku belum punya cara membujuk Nayeon agar mau membatalkan keinginannya kembali ke rumah lama."

"Jadi dia benar-benar mau tinggal di rumah lama kalian?" tanya mina dan dijawab anggukan oleh jeongyeon. Dia benar-benar merasa tidak bisa membawa sang istri ke rumah lamanya yang sederhana itu. Tempatnya menyiksa Nayeon selama satu tahun.

Mina menuang air putih ke dalam gelas dan memberikannya pada sang bos, lalu menyodorkan obatnya. Jeongyeon meraihnya dengan wajah malas.

"Dia bilang, di rumah yang sekarang bosan. Katanya aku merantainya. Jadi dia tidak bebas melakukan apapun." jeongyeon menghela napas, "Aku benar-benar kehabisan akal menghadapinya. Bahkan aku harus menghindarinya dengan pergi ke kantor di akhir pekan."

"Turuti saja, Bos. Anggap saja kau sedang membayar kesalahanmu di masa lalu." imbuh Chaeyoung dengan maksud meledek, kemudian terkekeh pelan.

"TUTUP MULUTMU!" bentak mina. Wanita itu tidak pernah terima jika siapapun menyinggung tuannya itu.

"Kau lebih galak dari anjing herder tetanggaku!" ucap Chaeyoung kesal.

"Jadi kau membandingkan aku dengan hewan itu, kau mau aku menjadikan namamu tinggal kenangan?" kata mina mengancam.

Chaeyoung mendengus kesal, jika mina sudah mengancam, siapapun tidak berani menjawab.

Jeongyeon kemudian teringat sesuatu yang beberapa hari lalu dia minta pada mina dan Chaeyoung. "Kalian sudah siapkan yang aku minta, kan?"

"Yang mana? Kau kan sangat banyak meminta," kata mina

"Kejutan untuk Nayeon."

"Oh, sudah beres. Semuanya sudah aku urus. Kau tinggal bilang kapan mau berangkat."

"Baguslah..." ucap jeongyeon, kemudian menyandarkan kepalanya di kursi, memikirkan kejutan indah yang akan dipersembahkan-nya untuk sang istri.

"Jadi kita mau apa di sini?" tanya Chaeyoung yang merasa dirinya ikut terjebak permainan bodoh bosnya.

"Entahlah. Terserah bos..." jawab mina dengan lirikan matanya yang mengarah pada jeongyeon

"Terserah kalian mau melakukan apa di sini. Yang jelas kalian berdua akan menemaniku di sini sampai malam." ucap jeongyeon santai, namun bermakna menekan.

Mereka bertiga pun akhirnya seperti orang kurang kerjaan yang masuk kantor hanya bertiga di akhir pekan, menghabiskan waktu hingga malam dengan bermain kartu.

Sementara di rumah, Nayeon sudah uring-uringan menunggu sang suami yang tak kunjung memunculkan dirinya.

"Padahal ini akhir pekan. Memang setelah konferensi pers tadi dia mau kemana? Kan semua orang sedang libur." gumam Nayeon kesal.

Nayeon mondar-mandir di ruang tamu menunggu jeongyeon. Hingga menjelang malam jeongyeon tak kunjung pulang. Nayeon melirik kopernya yang berada di samping sofa. Gadis itu sudah mempersiapkan kepulangannya ke rumah lamanya, dengan mengemasi beberapa pakaiannya.

Dia membaringkan tubuhnya di sofa panjang itu, sambil memainkan ponselnya. Sudah puluhan pesan dikirim ke nomor sang suami, namun jeongyeon tak juga membalas pesan-pesan itu. Kekesalan pun semakin merajai hati gadis yang mendadak pemarah itu.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang