53

637 89 7
                                    

Nayeon masih menangis sesegukan memikirkan kenyataan bahwa ternyata orang yang menikahinya adalah orang yang menembaknya beberapa tahun lalu.

Dan bayangan-bayangan penyiksaan jeongyeon terhadap dirinya semakin membelenggu hatinya. Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya memaki takdir yang seperti sengaja mempermainkannya.

Nayeon kemudian teringat pada sosok lelaki yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Seseorang yang menyelamatkannya tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri, saat Nayeon hampir tertimpa sebuah lampu hias besar yang menggantung di langit-langit ruangan itu. Jika bukan karena laki-laki itu, entah apa yang terjadi padanya.

"Kenapa aku tidak bertemu dengannya saja? Kenapa malah bertemu penjahat itu?"

Nayeon masih merenung di sana, menatap deburan ombak malam itu. Melupakan ucapan kakak dokternya untuk tidak pulang malam. Namun, malam itu langit seperti runtuh menimpanya. Entah dosa apa yang pernah dilakukan gadis polos itu sehingga takdir menghukumnya seperti sekarang. Begitulah isi pikiran gadis polos itu.

Tanpa Nayeon sadari, sosok lelaki yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali, lelaki kejam yang menembaknya dan malaikat yang rela memberikan separuh hatinya padanya, sebenarnya adalah orang yang sama. Gadis itu hanya dapat menangis dan menangis merenungi nasibnya.

Di kediaman keluarga onie, sudah terjadi kepanikan luar biasa. Seulgi baru saja memarahi sang sopir yang tidak membawa Nayeon pulang ke rumah itu.

"Kak, aku akan pergi mencarinya." Dahyun menyambar kunci mobilnya yang berada di atas meja, lalu langsung pergi. "Aduh, Nayeon tidak punya ponsel, ya... Bagaimana cara melacaknya." gumamnya seraya menyetir. Mengarahkan pandangannya kekanan dan kiri.

Sementara seulgi menghubungi jeongyeon untuk memberitahu tentang Nayeon yang belum juga pulang.

Begitu mendapat kabar dari kakaknya, jeongyeon seperti kebakaran jenggot. Secepat kilat, pria itu keluar dari rumah sederhananya lalu melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

"Nayeon kemana, tadi dia pergi bersama jennie, kan..." jeongyeon langsung menghubungi jennie, namun sahabat Nayeon itu tidak mengetahui kemana perginya Nayeon. Kekhawatiran jeongyeon pun semakin bertambah.

Dengan langkah gontai, Nayeon berjalan di atas sebuah jembatan. Tatapannya kosong, dia merasa hidupnya tidak berarti lagi.

Kenapa aku tidak mati saja. Kenapa harus ada seorang malaikat yang memberiku separuh hatinya.

Nayeon terus berjalan dengan menundukkan kepala. Lesu, itulah yang gadis itu rasakan.

Hingga dia melihat sepasang sepatu berwarna hitam di bawah sana. Nayeon pun mendongakkan kepalanya. Di depannya ada seorang pria tinggi yang tidak asing baginya.

Seketika dia mundur perlahan begitu menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Saat hendak berlari, pria itu segera menangkap tangannya.

"Aku sudah menunggu saat ini sejak berbulan-bulan. Dan sekarang, tidak akan ada yang bisa menghalangiku. Suami mu akan tahu sedang berhadapan dengan siapa." kyungsoo mencengkram pergelangan tangan Nayeon, lalu menariknya dengan paksa menuju mobilnya. Nayeon terus berusaha memberontak.

Nayeon pun pingsan setelah satu tamparan keras mendarat di wajahnya.

Nathan... Kau sendiri yang mencari masalah denganku. Sekarang aku akan membalas semua perbuatanmu padaku.

Kyungsoo membawa Nayeon menuju sebuah tempat yang mirip dengan gudang. Pria itu mengikat Nayeon dan membaringkannya begitu saja di lantai. Dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya, lalu mengambil gambar Nayeon.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang