Dengan langkah gontai, Nayeon berjalan pulang menuju rumahnya. Sesekali gadis itu menghela napas. Saat melewati sebuah lapangan, tanpa sengaja seseorang menendang bola dengan kencang sehingga mengenai kepalanya.
BHUKK!
"Auwhh... " nayeon jatuh terduduk memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia meraba hidungnya yang terasa mengeluarkan cairan.
"Aku mimisan," gumamnya dengan panik.
Seorang pria yang kira-kira seumuran dengannya berlari menghampiri, lalu berjongkok di depannya.
"Kau tidak apa-apa? Maaf aku tidak sengaja," ucap laki-laki itu. Seketika, ia ikut panik, manakala mendapati hidung gadis itu yang mengeluarkan darah. "Kau berdarah?"
Gelagapan, Nayeon mengusap hidungnya berusaha menyembunyikan. "Aku tidak apa-apa, aku sudah biasa mimisan," ucapnya pada pria itu.
"Tidak! Kau berdarah. Aku akan mengantarmu ke rumah sakit." Laki-laki berwajah blasteran itu membantu Nayeon berdiri.
"Tidak usah, aku baik-baik saja, terima kasih." Nayeon masih berusaha menunjukkan senyumnya. Walaupun jelas terlihat wajah pucatnya.
"Apanya yang tidak apa-apa. Hidungmu mengeluarkan banyak darah, ayolah... Aku antar ke rumah sakit," ucapnya setengah memaksa. Dan walaupun gadis di depannya sudah menolak secara halus, namun laki-laki itu tetap memaksa.
Ia melambaikan tangan pada beberapa teman yang masih berada di lapangan luas itu. "Teman-teman, aku pergi sebentar ya, nanti aku kembali," teriaknya.
Darah yang mengalir melalui hidung Nayeon semakin banyak. Gadis itu panik, begitu pun dengan laki-laki itu. Hingga kepalanya terasa pusing. Dan sesaat kemudian, semuanya terasa berputar, Nayeon tak sadarkan diri lagi. Dengan cepat, laki-laki itu menangkap tubuh gadis itu dan membawanya ke mobil miliknya yang terparkir tak jauh dari lapangan tempatnya bermain bola.
"Ya ampun, kenapa darahnya banyak sekali. Apa yang sudah ku lakukan? Bagaimana kalau gadis ini mati karena kehabisan darah," gumamnya seraya meraih tissue, dan menyumbat sebelah hidung Nayeon agar darah terhenti. Ia menyalakan mesin mobil, dan segera menuju rumah sakit terdekat.
.
Dengan menggunakan baju putih, laki-laki itu mondar-mandir di depan ruangan IGD. Menunggu Nayeon yang sedang mendapatkan pertolongan dari dokter.
Beberapa jam berlalu, Nayeon akhirnya tersadar dari pingsannya. Walaupun pendarahan di hidung sudah berhenti, namun wajahnya masih sangat pucat.
Laki-laki tadi kemudian masuk ke dalam ruang IGD setelah mendapat izin dari dokter, lalu menghampiri Nayeon yang sedang berbaring.
"Maaf ya... Karena terkena bola yang ku tendang, kau jadi begini," ujarnya dengan perasaan bersalah.
"Aku tidak apa-apa. Aku sudah biasa mimisan. Ini bukan salahmu." Nayeon bangkit dari posisi berbaringnya, lalu duduk selonjoran di tempat tidur, memijat pelan kepalanya yang terasa berdenyut.
"Namaku Dahyun," ucap lelaki itu seraya mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] PRISON OF LOVE || 2yeon
Romance📢 SEDIKIT MENGANDUNG BAWANG !!! Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia. Bukannya b...