.
.
.
.
.
Sejak malam dimana Leo mengajak nya berbicara berdua di rooftop, Candra terkesan menjaga jarak nya dengan semua pegawai cafe. Bahkan Candra sebisa mungkin tidak pergi ke toilet lebih dari lima menit, ditambah lagi cafe yang lumayan ramai beberapa hari belakangan.Sebenarnya tingkah Candra yang menjaga jarak dengan mereka disadari oleh Rius, bahkan Rion dan Igel sadar jika pegawai baru mereka itu tidak lagi seterbuka sebelumnya. Candra hanya akan berbicara saat ditanya selebihnya dia hanya akan tersenyum saat yang lain membawanya kedalam obrolan, ya meskipun memang Candra tidak banyak bicara.
"Candra." Candra yang sedang membersihkan meja langsung mendongak dan menoleh.
"Iya om?" Candra menatap bingung pada Hadar yang ada dibelakangnya.
"Habis ini istirahat dulu, udah jam tutup." Candra hanya membalas dengan senyum.
"Nanggung om, biar sekalian aja." Hadar berdecak saat mendengar jawaban Candra.
"Iya iya, tapi habis bersihin meja sini dulu duduk, sambil nunggu om Igel sama om Alden ngitung pemasukan." Candra akhirnya mengangguk saat Rion yang berbicara, Candra mana bisa mengabaikan Rion.
"Iya om sebentar." Candra mengangguk dan membawa nampan berisi piring juga gelas yang ada dimeja kedapur.
"Anak itu kenapa?" Hadar menggeleng heran melihat Candra yang sudah menghilang dibalik pintu dapur. Hadar bahkan tidak sadar jika interaksinya dengan Candra tadi diperhatikan oleh Leo dan Rius dari samping tangga.
"Ini pasti gara-gara omongan abang waktu itu." Leo menghela nafas saat Rius menginjak kakinya.
"Ya kan aku gak tau kalau dia bakal sampai ngejauh gini yang." Rius merengut kesal.
"Gak tau lah bang, aku kesel sama abang!" Rius beranjak meninggalkan Leo yang masih bersandar disamping tangga dan memilih masuk kedalam dapur menghampiri Candra.
"Lo apain lagi adek gue Le?" Leo tertawa kecil saat Hadar menghampirinya.
"Biasa masih ngambek gara-gara waktu itu." Hadar menggeleng, padahal sudah sembilan belas tahun menikah tapi tetap saja adik iparnya itu suka membuat Rius kesal.
"Makanya cepet minta maaf."
.
.
.
.
.
Cafe sudah bersih dan tinggal menunggu Alden mematikan komputer kasir saja. Candra juga sudah duduk manis dihadapan Rion karena paksaan laki-laki itu."Dijemput Can?" Candra hanya mengangguk, sedari tadi dia hanya mendengarkan obrolan laki-laki dewasa di sekitarnya itu.
"Sekali-sekali adek nya suruh mampir kesini Can, kita kan juga pingin tau adek mu kayak gimana." Candra hanya tersenyum mendengar ucapan Rius.
"Udah dateng tuh adek nya Can." Igel yang memang sedari tadi melihat kearah luar tersenyum saat melihat motor yang dikendarai Lintang berhenti diparkiran cafe.
"Sana pulang duluan, kasian itu udah nungguin." Candra menatap yang lain saat Rion meminta nya pulang dan langsung ditanggapi oleh anggukan kepala.
"Iya sana pulang, udah malem." Candra tersenyum.
"Kalau gitu saya duluan om." Rion menghela nafas panjang saat melihat Candra keluar dari cafe, bisa mereka lihat Candra berlari kecil kearah sang adik yang langsung berpindah posisi.
"Udah ayo balik, jangan dilihatin mulu, anak nya udah pergi."
Rumah bintang kembali ramai setiap penghuninya kembali dari cafe, meskipun sekarang mereka sudah bukan lagi pemuda tapi wajah mereka yang masih terlihat muda membuat banyak anak kosan disekeliling rumah bintang salah tingkah. Padahal mereka jelas tau jika yang tinggal dirumah bintang itu merupakan pasangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Candra Lintang
FanfictionMereka meninggalkan kota tempat mereka dibesarkan, menuju tempat mereka dilahirkan, kembali menyusuri jalan dimana kisah kedua orang tua mereka terjalin. Mencari keberadaan sisa konstelasi bintang yang dahulu sangat berharga untuk kedua orang tuany...