41. Menjauh

600 119 17
                                        


.
.
.
.
.
Setelah kejadian dimana Candra memukul Reska, pemuda itu tampak semakin mencari perhatian Ares yang jelas semakin tidak dia dapatkan. Lintang bahkan terlihat sangat kesal setiap kali Reska mencoba mendekati Ares, sebenarnya baik Candra maupun Lintang tidak akan melarang Ares memberikan perhatian pada Reska jika saja pemuda itu seperti Regi atau Jojo.

Hari ini Lintang sedang berada di kamar belakang bersama Candra, remaja itu menemani sang kakak yang tengah fokus menonton alien kuning bermata satu. Sebelum tiba-tiba Regi masuk kesana dengan wajah cemberut.

"Kamu kenapa cemberut gitu Gi?" Regi mendudukan dirinya di sebelah Candra.

"Ada mas Reska di luar, males banget sok-sok ngeluh kalau dia lagi sakit ke om Ares." Candra dan Lintang jelas hanya tersenyum mendengar aduan Regi.

"Biarin aja lah Gi, suka-suka dia aja." Regi merengut kesal mendengar jawaban Candra.

"Ih mas Candra gak kesel gitu?" mendengar pertanyaan Regi, Lintang pun jadi menatap Candra menanti jawaban dari laki-laki itu.

"Ngapain di bawa kesel, ngerepotin diri sendiri aja. Suka-suka dia mau ngapain, toh yanda pasti tau siapa yang jadi prioritas dia." Lintang mengangguk setuju mendengar ucapan Candra, sedangkan Regi hanya bisa merengut kesal.

"Tapi aku yang kesel tau mas, lagian aku perhatiin mas sama Lintang agak jaga jarak sama om Ares tiap kali ada mas Reska." Lintang yang mendengar itu tertawa kecil.

"Sengaja, kita emang kasih dia waktu buat sama yanda, selagi dia masih di pare." Regi benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa Lintang dan Candra sama sekali tidak kesal.

"Iya deh terserah kalian." Candra gemas pada Regi langsung mengusak rambut hitam remaja itu.

"Mas Candra ih, berantakan nih!"
.
.
.
.
.
Ares tidak bisa menolak saat Reska memeluk lengan tangannya saat ini, terutama saat pemuda itu mengeluh pusing padanya begitu datang ke rumah bintang. Tindakan Reska jelas di lihat oleh semua orang yang ada di rumah bintang, ya kecuali tiga anak yang mendekam di kamar belakang itu.

"Reska, kalau kamu cuma mau nempelin Ares aja, mending mas anter kamu balik ke rumah mas Damar." Reska memasang wajah melas dan menggeleng pelan, dia juga menatap Ares dengan tatapan sendu.

"Udah biarin aja mas." ya mau bagaimana pun Ares, dia tetap tidak akan tega mengusir Reska jika anak itu tidak membuat masalah.

"Anak-anak kemana?" Igel yang mendengar Rehan bertanya langsung mengarahkan tatapannya ke arah lorong dapur.

"Jojo lagi anteng di kamar nya, kalau Candra, Lintang sama Regi di belakang." Rehan mengangguk paham.

"Ares, kamu udah minta Candra buat lanjutin pengobatannya?" Ares mengangguk saat Azka bertanya padanya.

"Udah mas, tapi susah, anak itu nolak dengan berbagai alasan." Azka menghela nafas panjang.

"Berkaca ya Res, kamu dulu juga gitu." Ares hanya tertawa kecil jika Azka mengungkit masa lalu.

"Biarin aja sih mas kalau dia gak mau berobat." tatapan Ares langsung berubah saat Reska mengatakan hal itu.

"Jangan mulai ya, aku biarin kamu disini selama kamu gak buat masalah." Reska langsung merengut saat Ares mengatakan itu.

"Jangan cari masalah Reska, inget rasa sakit yang kamu dapet dari pukulan Candra kemarin." Reska merengut saat Rehan menegurnya seperti itu.

"Harusnya mas itu belain aku bukan malah mojokin aku, aku yang dipukul, aku yang sakit kok mas malah belain dia." Ares yang mendegar hal itu langsung melepaskan tangan kanan nya dari dekapan Reska.

Candra LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang