43. Kesalahan Reska

580 104 14
                                    


.
.
.
.
.
Rumah bintang terlihat sunyi, tentu saja karena penghuninya sedang sibuk di rumah Damar untuk membahas rencana penjemputan Alta. Sebenarnya sebelumnya Leo, Regi dan Jojo ada di rumah, tapi tiba-tiba Fajar menghubungi dan mengatakan untuk menjemputnya di stasiun kediri. Jadilah hanya tinggal Candra dan Reska di rumah bintang, karena Candra menolak ikut Leo menjemput Fajar.

Seharusnya memang mereka tidak pernah meninggalkan Reska dan Candra di rumah sendirian, Candra mungkin tidak akan melakukan apapun, karena pemuda itu sudah terlihat cuek pada kehadiran Reska. Tapi Reska berbeda, pemuda itu akan melakukan segala cara agar perhatian Ares hanya untuk dia. Seharusnya mereka semua mengingat itu saat akan meninggalkan Reska dan Candra.

Reska jelas mengetahui apa yang membuat Candra trauma, dan pemuda itu merencanakan hal yang sama saat ini. Terutama mengetahui jika Candra tidak ikut Leo dan sedang dalam keadaan tidak sehat yang pasti menjadi keuntungan Reska. Reska masuk ke kamar Candra perlahan, pemuda itu tengah tertidur di atas kasur nya, Reska sudah mengunci pintu kamar Candra sebelum mendekati pemuda itu.

"Kali ini kamu gak akan bisa sombong, mas Ares itu cuma punya aku." Reska sengaja ngomong sedikit keras supaya Candra terbangun dan tau jika dia ada di kamar nya.

"Eungh." Reska tersenyum miring saat melihat Candra membuka matanya.

"Ngapain kamu disini?" Candra mengernyit saat melihat Reska ada di dalam kamar nya.

"Mau kasih kamu pelajaran, biar kamu tau tempat kamu dimana?" Candra mengutuk penyakitnya yang justru kambuh disaat yang tidak tepat seperti sekarang ini.

"Pergi." bukan nya menurut Reska justru semakin mendekati Candra yang terlihat panik.

"Aku dengar kamu pernah hampir mengalami pelecehan?" Candra terkejut saat Reska mengatakan itu, seingatnya dia tidak memberitahu Reska soal itu, apa mungkin om-om nya yang memberitahu Reska.

"Aku juga denger kamu hampir gila karena hal itu ya?" Candra semakin bergerak mundur saat Reska mendekatinya, ingatan tentang Septian yang melakukan hal serupa jelas membuat Candra tremor.

"Takut ya? Kemana Candra yang sombong kemarin?" Candra menggigit bibir bawahnya saat dia harus berhenti karena terhalang dinding.

"Kami cukup ganteng Can, gimana kalau aku ngelakuin hal yang sama ke kamu? Pasti kamu gak keberatan kan?" Candra tersentak saat Reska menyentuh pipi nya.

Plak

"Pergi sialan!" Candra menepis kasar tangan Reska dari pipinya, bahkan pemuda itu juga mendorong Reska menjauh.

"Gak usah sok nolak, ini pasti bukan kali pertama nya kan? Jadi gak usah sok jual mahal."

"Siala-mmhh." Candra melotot saat Rska mencium bibir nya secara paksa, bahkan pemuda itu menggigit bibir bawahnya saat Candra tidak membuka mulutnya.

Buagh

"OM RESKA GILA!" Candra berhasil melepaskan Reska setelah memukul perut pemuda itu.

"SIALAN KAMU CANDRA!" Reska yang kesakitan saat Candra memukulnya langsung membalas dengan memukul perut Candra.

Buagh

"Kali ini aku akan buat kamu nyesel pernah lahir ke dunia Candra." Candra jelas takut saat melihat sorot mata Reska saat ini, itu mengingatkannya pada sorot mata Septian dulu.

"P-pergi." Reska mengulas senyum miring saat melihat Candra ketakutan.

"Aku akan pergi setelah urusan kita selesai." Reska kembali mendekati Candra.

"Aaakkkhhh!"
.
.
.
.
.
Lintang beberapa kali menghela nafas kasar, hati merasa tidak tenang saat ini. Tingkah Lintang tentu saja tidak luput dari perhatian Astra juga Erik, dua sepupu itu menggeleng melihat Lintang yang gelisah.

"Kamu kenapa sih Tang?" Lintang menggeleng.

"Gak tau mas, tapi perasaan ku gak enak." Astra mengelus rambut Lintang.

"Istirahat sana, tenangin hati kamu dulu. Semua pasti baik-baik aja Tang." Lintang mengangguk ragu.

"Semoga aja mas." Erik yang melihat wajah murung Lintang ikut mendekati remaja itu.

"Ikut aku yuk Tang, beli es campur." Lintang mengangguk saat Astra juga menyetujui hal itu.

"Udah sana, beliin aku juga ya." Erik dan Lintang mengangguk sebelum meninggalkan bengkel.

Lain Lintang lain pula Regi yang juga terlihat gelisah saat ini, apa lagi dia sedang menunggu Fajar, sang kakek di stasiun kediri. Jojo dan Leo yang melihat Regi gelisah pun menggelengkan kepala.

"Kamu kenapa sih Gi?" Regi langsung memeluk tubuh Leo saat sang ayah bertanya.

"Yah masih lama? Ayo pulang, aku khawatir sama mas Candra. Dia di rumah cuma sama mas Reska." Leo tersenyum tipis, dia juga khawatir tapi dia tidak bisa meninggalkan sang ayah.

"Berdoa aja Reska gak lagi cari gara-gara sama Candra." Jojo yang mendengar itu sebenarnya ikut merasa tidak tenang, dia tau pasti Reska seperti apa.

"Sebentar lagi opa dateng, habis itu kita langsung pulang."
.
.
.
.
.
Seorang laki-laki bersurai hitam tampak duduk melamun menghadap jendela, setetes demi setetes air mata mulai keluar dan mengalir di pipinya. Bahkan laki-laki tiba-tiba terisak tanpa tahu apa yang tengah dia tangisi.

"Mas kenapa?" laki-laki itu menggeleng sambil menyentuh dadanya yang terasa sakit.

"Mas, kenapa mas nangis, kasih tau aku." sosok manis yang ada di hadapannya itu panik saat melihat sang sepupu menangis.

"Candra...hiks...hiks..." sosok manis itu terdiam saat mendengar nama yang di sebut oleh sepupunya.

"Sebentar lagi mas, sebentar lagi mas bakal pulang dan ketemu mereka, sabar sebentar lagi...mas Alta." sosok manis yang biasa di panggil Rafi itu memeluk tubuh Alta.

Bagaimana pun Alta adalah seorang ibu, sosok yang melahirkan Candra dan Lintang. Sosok ibu yang menjaga keduanya dengan nyawa nya sendiri, dan saat ini hatinya tiba-tiba terasa tidak tenang saat mengingat putra sulung nya.

"Rafi, Candra...dia baik-baik saja kan?" Rafi hanya bisa megangguk. Dia tidak menyangka konflik keluarganya akan menjadi seperti ini.

Rafi sangat ingat saat Candra menghubunginya dan Lino sambil menangis dua puluh satu tahun lalu, sepupunya yang saat itu tengah hamil Candra mengatakan bahwa kemungkinan Ares selingkuh karena anak yang di berikan pada mereka oleh ibu tiri Ares sangat mirip dengan suami nya itu. Tapi ternyata semua tidak terbukti, bayi laki-laki yang hanya berbeda lima bulan dengan Candra itu adalah anak dari ayah Ares dan ibu tirinya, tapi karena ada masalah yang menimpa kedua mertua nya itu akhirnya meeka menitipkan bayi bernama Reska itu pada Ares.

Namun sayang, keluarga Candra terutama kedua orang tua nya tidak percaya akan hal itu. Mereka seolah lupa jika dulu Ares adalah sosok yang mereka cari dan mereka jaga, mereka justru menjadi orang-orang dibalik kehancuran mental seorang Antares. Mereka menginginkan Altair mereka kembali ke jogja tanpa membawa anak dari Ares, itu lah kenapa Alta memutuskan pergi dari Pare dan membawa kedua anak nya.

Delapan belas tahun Alta berhasil bersembunyi sampai akhirnya dua tahun lalu, Rafi dan Lino mengetahui bahwa keluarga Alta akan membawa Alta kembali secara paksa dengan merencanakan kecelakaan, meninggalkan dua cucu mereka hanya karena kesalah pahaman.

"Sebentar lagi mas Ares akan jemput mas ke sini, sabar sebentar lagi."
.
.
.
.
.
Saat Jojo, Regi, Leo dan Fajar sampai di rumah bintang. Mereka menatap Reska yang duduk sambil melakukan video call dengan teman nya di ruang tamu. Jojo dan Regi menatap curiga pada pemuda itu, menelisik tingkah dan tatapan yang diberikan Reska pada mereka.

"Reska apa kabar?" Fajar bertanya pada Reska saat pemuda itu menatapnya.

"Baik om, om Fajar sendiri gimana?" Regi dan Jojo yang melihat kakek mereka berbincang dengan Reska memutuskan naik ke lantai dua. Regi jelas tidak melihat senyum miring Reska namun Jojo melihatnya.

"Apa yang kamu rencanain Reska?!"
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.
Selamat pagi...

Aku up pagi nih
Mau double atau triple up?

Selamat membaca dan semoga suka...

See ya...

-Moon-

Candra LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang