.
.
.
.
.
Candra menghela nafas lelah saat Ares dan Igel terus saja meminta nya untuk menurut pada Alden juga Hadar, bahkan Alden dan Hadar terlihat menahan tawanya saat Candra cemberut."Bang udah, lo gak tau apa Candra udah asem banget muka nya." Hadar terkekeh saat melihat Ares menatapnya kesal.
"A' tenang aja, Candra kan gak pernah gak dengerin omongan kita, tenang aja." setelah mendengar ucapan Alden barulah Ares dan Igel diam dan memeluk Candra.
"Titip salam buat nenek dek, bilangin kalau aku sama yang lain ke sana minggu depan." Alden mengangguk mendengar ucapan Ares, dia tau jika kakak nya itu akan segera menemui sang nenek.
"Kalau gitu kita pergi dulu bang, tenang aja kita pasti jagain Candra." Ares tersenyum tipus, dia tau jika Hadar dan Alden akan tetap menjaga Candra bahkan tanpa dia minta.
"Nanti kalau udah sampai sana langsung hubungi papa atau yanda Can." Candra mengangguk dan memeluk Igel.
"Iya papa tenang aja aku gak akan lama di sana."
Ares dan Igel benar-benar menunggu hingga keempatnya masuk ke ruang tunggu, Igel melirik Ares yang sepertinya tidak rela jika harus jauh dari sang putra.
"Sabar bli, lusa kan kita udah kesana." Ares mengangguk, memang hanya Igel yang mengetahui rencanya.
"Perasaan ku gak enak Gel, ntah buat mereka atau buat kita yang ada di sini." Igel tersenyum dan menepuk pundak Ares.
"Semua pasti baik-baik aja bli, jangan khawatir, ada kita bli gak akan pernah ngadepin apapun sendirian lagi."
.
.
.
.
.
Candra menggenggam tangan Jojo erat begitu mereka keluar dari bandara, Alden yang melihat itu hanya bisa mengelus punggung Candra pelan. Sejak kejadian Reska saat itu, Candra memang selalu panik jika berada di lingkungan baru dan banyak orang."Sabar ya, om Hadar lagi cari taxi tuh." Candra mengangguk, beruntung tiga orang itu adalah keluarga tiang, jadi Candra tidak akan bingung untuk mencari sandaran.
"Itu om Hadar, ayo Can." Jojo tersenyum dan menarik tangan Candra pelan, mereka berjalan mengikuti Alden yang berjalan lebih dulu.
"Nanti sampai rumah istirahat dulu ya, besok baru gue anterin ke kampus." Candra lagi-lagi hanya mengangguk.
"Kita ke rumah nini kan man?" Alden mengangguk, memang tujuan mereka saat ini adalah rumah nenek nya karena kedua orang tua nya sedang ada di sana dan rumah itu lebih dekat dengan kampus Candra.
"Bby kamu kapan hari udah kabarin ayah, ibu sama nenek soal bang Ares kan?" Alden mengangguk.
"Aku belum ngabari nenek cuma ngabarin ibu sama ayah aja. Mereka bilang jangan bilang ke nenek dulu." Hadar menghela nafas.
"Ya udah, nanti nenek kaget kalau lihat Candra."
.
.
.
.
.
Kehadiran Candra bersama keluarga Hadar benar-benar membuat kedua orang tua Alden terkejut, meskipun keduanya sudah mengetahui jika putra sulung Ares dan Alta itu sangat mirip dengan Alta."Nini mana nek?" ibu Alden tersenyum saat melihat Jojo mendekatinya, pemuda itu baru saja mengantar Candra istirahat di kamar nya.
"Nini lagi lihat kebun, susulin sana, ajak pulang kita makan siang bareng habis itu." Jojo mengangguk dan segera bergegas keluar dari rumah, kebun keluarga nya terletak tidak jauh dari komplek rumah mereka, itulah kenapa Jojo memilih naik motor untuk menjemput sang nini.
"Jojo mau kemana bu?" Ami, ibu Alden menoleh saat melihat anak tunggalnya itu menghampiri.
"Jemput nini nya, tau sendiri anak kamu itu mirip sama kamu, apa-apa nini." Alden tertawa kecil mendengar kelihat ibu nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Candra Lintang
FanfictionMereka meninggalkan kota tempat mereka dibesarkan, menuju tempat mereka dilahirkan, kembali menyusuri jalan dimana kisah kedua orang tua mereka terjalin. Mencari keberadaan sisa konstelasi bintang yang dahulu sangat berharga untuk kedua orang tuany...