65. Sebuah permohonan

592 99 3
                                    


.
.
.
.
.
Candra terlihat kacau saat membaca email pemberitahuan dari kampusnya, memang saat ini dia sedang libur semester di tambah dia juga sedang mengajukan cuti, tapi apa yang baru saja dia baca ini benar-benar membuat Candra bingung, karena dia harus datang ke kampus untuk permohonan cuti nya. Candra mengacak rambut nya kesal, kenapa dia harus ke kampus?

Cklek

"Loh? heh lo kenapa Ndra?" Jojo menahan tangan Candra yang mengacak rambut nya, pemuda itu kemudian menatap Jojo yang sudah berdiri di hadapannya.

"Aku pusing mas." Jojo menurunkan tangan Candra dan merapikan sedikit rambut pink Candra yang terlihat berantakan.

"Sakit banget sampe rambutnya di acak-acak gitu?" Candra menggeleng.

"Bukan pusing karena sakit mas, tapi aku pusing karena harus ke kampus buat ngurus ijin cuti." Jojo menghela nafas lega saat mendengar jawaban Candra, jujur saja dia sudah sempat panik tadi.

"Ya dateng aja Ndra, kenapa kamu harus pusing?" Candra menghembuskan nafas panjang.

"Mas selama ini aku kuliah online, aku belum pernah ke kampus sama sekali." Jojo ingin tertawa melihat tingkah Candra yang menggemaskan.

"Kamu kuliah dimana? Mau gue temenin buat ngurus ijin cuti nya?" Candra menatap Jojo dengan tatapan berbinar.

"Mas mau nemenin aku? Beneran?" Jojo mengangguk, dia tahu Candra anak yang introvert sama seperti Alta, berbeda dengan Lintang.

"Iya nanti gue temenin, nanti gue bilang juga ke manda sama panda." mata berbinar Candra sempat membuat Jojo tersenyum, tapi hanya sebentar sebelum binar itu meredup.

"Tapi kita harus ke bandung mas, gak papa?" Jojo tampak terkejut saat mendengar kota tempat tinggalnya di sebut Candra.

"Bandung? Kamu kuliah disana?" Candra mengangguk, dia sudah berfikir jika akhirnya Jojo tidak akan mau mengantarnya karena jauh.

"Dimana?" Candra berkedip bingung.

"Huh?" Jojo tersenyum melihat wajah bingung Candra.

"Kampus nya, kamu gak lupa kalau aku tinggal dan kuliah di bandung kan Ndra." Candra baru ingat jika Jojo tinggal di bandung, dan itu berhasil membuat Candra menghela nafas lega.

"Kampus B mas." Jojo semakin terkejut mendengar nama kampus Candra, tapi kemudian tersenyum lembut.

"Kamu bilang aja ke om Ares sama om Alta, nanti gue juga bilang ke manda sama panda. Gue anter lo ke sana, gak usah mikirin nginep dimana, nanti nginep di rumah nenek gue aja." Candra mengangguk saat Jojo mengacak rambutnya.

"Makasih mas, kalau gak ada mas gak tau deh aku harus gimana." Jojo masih setia tersenyum.

"Sama-sama."
.
.
.
.
.
Alta benar-benar di buat bingung oleh tingkah Candra yang sedikit aneh, putra sulung nya itu terlihat seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi belum juga di ucapkan. Bukan hanya Alta karena nyatanya Ares juga merasakan hal yang sama, mereka berdua sama-sama bingung oleh tingkah Candra.

Melihat Candra yang belum juga mengatakan niat nya pada Ares juga Alta membuat Jojo gemas, tadi saat mereka pulang lebih dulu Candra sudah kebingungan dan batal tidur, tapi saat orang tua mereka datang Candra bahkan tidak juga mengatakan hal itu.

"Ndra, lo mau bilang kapan?" pertanyaan Jojo sontak membuat para orang tua menatap ke arah Candra dan Jojo bergantian.

"Bilang apa?" Alta yang memang menunggu Candra membuka suara akhirnya bertanya.

"Itu bun, Candra dapet email dari kampus, kalau Candra harus ke kampus buat ngurus cuti." suara lirih Candra tentu saja masih di dengar oleh semua nya.

"Mas Candra bukannya udah ngajuin cuti dari beberapa bulan lalu?" Candra menggeleng mendengar pertanyaan Lintang.

"Gak dek, mas belum ngajuin, baru minggu lalu mas ajuin dan ternyata mas harus dateng ke kampus." Lintang merengut kesal saat mendengar penjelasan Candra.

"Terus kamu mau ke kampus mas? Kapan mau berangkat?" Ares mengernyit saat mendengar pertanyaan Alta.

"Kamu udah tau kalau Candra mau cuti kuliah Ta?" Alta mengangguk.

"Candra udah ngomong ke aku dari bulan lalu, Candra cuti karena mau fokus sama pengobatannya dulu." Ares tersenyum saat mendengar jawaban Alta.

"Mau yanda anter ke sana mas?" Candra langsung menggeleng dan menunjuk Jojo.

"Mas Jojo mau nganterin aku ke kampus, boleh Candra berangkat sama mas Jojo aja?" Ares dan semua orang tua saling lirik, kemudian mengangguk.

"Boleh, kalau bisa sih om Hadar sama om Alden ajak sekalian, biar pulang jenguk  orang tua nya juga ngelihat cabang cafe di bandung." ucapan Ares jelas membuat Rion, Igel, Leo, Rius bahkan Alden dan Hadar bingung.

"Kok jadi kita di suruh pulang ke bandung a'?" Ares hanya tersenyum.

"Ya temenin Jojo sama Candra lah dek." Alden mengernyit.

"Manda, Candra kuliah di kampus B." barulah setelah Jojo menjelaskan sedikit para orang tua itu paham.

"Ok kalau gitu kita anterin juga, lo gak mau ikut juga bang?" Ares menggeleng.

"Nanti ya, feeling ku minta aku tetep di sini sama Alta." Hadar dan Alden mengangguk.

"Kalau gitu kamu mau berangkat kapan Can?" Candra menatap sekilas pada Jojo juga para orang tua sebelum menjawab.

"Kamu mau ikut dek?" Lintang langsung menggeleng.

"Gak mau ikut, nanti Lintang capek di jalan, mas pasti mau berangkat besok." Candra merengut kesal mendengar jawaban Lintang, ucapan Lintang justru membuat semua penghuni rumah bintang kaget.

"Kok kamu tau dek? Mas kan belum jawab tadi." Igel menggelengkan kepalanya begitu juga Hadar.

"Ternyata semua sifat nya bang Ares bener-bener di ambil Candra."
.
.
.
.
.
Alta menemui Candra yang sedang asik menatap bintang di balkon lantai dua, putra sulung nya itu tersenyum saat menatap lensa teleskop di hadapannya, sepertinya pemuda itu baru saja menemukan bintang yang menurutnya menarik.

"Candra." Candra langsung menoleh, pemuda itu kembali mengulas senyum manis pada Alta.

"Iya bun?" Alta ikut tersenyum saat melihat senyum putra sulung nya itu.

"Kamu ini besok mau ke bandung kok sekarang belum tidur?" Candra menghela nafas.

"Candra gak bisa tidur bun." Alta mengusak rambut pink sang putra.

"Tapi kamu harus tetep tidur, ayo ibun temenin, Lintang lagi tidur sama Regi kan?" Candra mengangguk, pemuda itu menurut dan segera mengangkat teleskopnya ke dalam.

"Semua yang kamu perluin udah semua mas?" Candra mengangguk dan menunjuk ransel biru nya, hal itu membuat Alta menggeleng.

"Baju?"

"Udah di tas, Candra bawa dua pasang." Alta menghela nafas dan segera meminta Candra untuk tidur.

"Udah tidur, besok kamu dianter yanda sama papa subuh loh ke bandara." Candra hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya saat tangan Alta mulai mengelus kepalanya.

Alta sangat tahu jika Candra hanya butuh waktu kurang dari sepuluh menit untuk tertidur saat kepalanya di elus, begitu mendengar deru nafas teratur Candra, Alta segera bangkit dan mulai mengecek barang bawaan Candra. Laki-laki cantik itu berdecak saat melihat jika Candra benar-benar membawa dua di tas nya.
Alta melihat sekeliling kamar dan menemukan koper biru kecil milik putra bungsunya, Alta menarik koper itu dari atas lemari dan mulai memasukan beberapa pasang pakaian Candra, juga beberapa kebutuhan putra sulung nya itu, termasuk obat cadangannya.

"Kayak nya aku nanti harus nitip obat cadangan Candra ke Alden sama Jojo, anak itu kan mirip Ares kalau soal obat." Alta tersenyum puas saat melihat koper biru itu sudah terisi penuh.

"Sehat terus ya anak ibun." Alta memutuskan keluar dengan membawa dua tabung obat milik Candra.

"Semoga setelah ini semua baik-baik aja."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.
Selamat sore...
Candra Lintang up lagi nih...
Buat nemenin sabtu malam kalian...
Soalnya aku gak punya malam minggu, punya nya sabtu malam...
Mau double atau Triple nih?
Atau up sampai draft chapternya habis?

Selamat membaca dan semoga suka...

See ya...

-Moon-

Candra LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang