.
.
.
.
.
Pengakuan Candra jelas membuat Reska semakin kesal, dia baru mengetahui jika Candra bisa melakukan semua itu, ah bukan hanya Reska tapi semua orang barus mengetahui itu kecuali Jojo, Lintang dan Regi.Saat ini Candra memutuskan mengiyakan ajakan Jojo untuk pergi keluar, mendinginkan suasana lebih tepatnya. Jojo tidak ingin Candra semakin emosi melihat Reska yang masih tetap tidak tau diri.
"Mas, ini mau kemana?" Candra menepuk pundak Jojo agar pemuda itu menjawabnya.
"Jalan-jalan aja, mau thai tea?" Candra menggeleng, dia sedang tidak ingin minum minuman kesukaannya itu.
"Gak usah mas, lagi gak pingin." Candra hanya diam saat Jojo membawanya ke taman yang cukup sepi, mungkin karena hari sudah sore.
"Di sini aja gak papa? Atau mau ke tempat lain?" Candra menggeleng, dia suka melihat taman itu.
"Di sini aja gak papa mas, nenangin hati yang panas emang cocok di tempat sepi." Jojo tertawa kecil, tapi tetap mengikuti langkah Candra yang mendekati bangku taman.
"Mas Jojo lahir di sini?" Jojo mengangguk.
"Gue lahir di sini, tinggal di sini sampai lulus sd terus pindah ke jakarta waktu smp, waktu sma di bandung sampai sekarang." Candra mengangguk-angguk.
"Kalau lo?" Candra langsung menoleh saat Jojo bertanya.
"Aku?" Jojo memberi anggukan.
"Yang aku inget dari kecil aku, Lintang sama ibun tinggal di semarang. Ibun cerita kalau aku sama Lintang lahir di sini, tapi ya mas tau sendiri cerita kenapa aku ada di semarang." Jojo kembali mengangguk.
"Gue dulu sering banget ketemu Lintang tiap main ke semarang, tapi gak pernah ketemu lo Ndra." Candra tertawa kecil.
"Belum waktunya kali mas, buktinya kita ketemu di pare." Jojo ikut tertawa mendengar ucapan Candra.
"Iya juga ya."
Sret
Jojo sedikit bingung saat Candra tiba-tiba menggenggam tangannya erat, bahkan saking eratnya Jojo sampai khawatir jika pemuda di sebelahnya itu tengah kesakitan.
"Ndra, kenapa? Ada yang sakit?" Candra menatap Jojo lekat namun sesekali melirik kesekitarnya.
"Mas, mas Jojo tau jalan-jalan pintas yang bisa bawa kita pulang kan?" Jojo mengangguk saat Candra berbisik.
"Tau, kenapa? Jangan bikin gue takut." Candra jelas melihat kekhawatiran di wajah Jojo. Jojo yang baru saja akan memberitahu jika punggung nya kembali sakit memilih bungkam.
"Mas Jojo gak sadar kalau ada orang yang ngikutin dan ngawasin kita?" ucapan Candra jelas membuat Jojo terkejut.
"Hah?"
"Ayo pulang mas, jangan lihat ke belakang. Kalau bisa lewat jalan pintas aja, buat mereka gak bisa ngikutin kita." Jojo mengangguk paham, dengan perlahan dia menarik tangan Candra untuk kembali ke motor mereka.
"Gue mau ngebut Ndra, pegangan ya."
.
.
.
.
.
Motor yang di naiki Jojo dan Candra akhirnya berhenti di depan rumah bintang setelah satu jam harus berkelit dari orang-orang yang mengikuti mereka, Candra yang memang di bonceng Jojo langsung membuka pagar rumah mereka dan meminta Jojo masuk. Suara motor Jojo membuat Rion yang menunggu kedua nya di ruang tamu langsung keluar, sebenarnya bukan hanya Rion karena mereka semua memang masih ada disana."Kalian dari mana?" Candra yang sudah mendudukan dirinya di teras rumah langsung menoleh saat mendengar suara sang ayah.
"Jalan-jalan yah." Rion menghela nafas lega saat Candra tersenyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candra Lintang
Fiksi PenggemarMereka meninggalkan kota tempat mereka dibesarkan, menuju tempat mereka dilahirkan, kembali menyusuri jalan dimana kisah kedua orang tua mereka terjalin. Mencari keberadaan sisa konstelasi bintang yang dahulu sangat berharga untuk kedua orang tuany...