57. Penolakan

585 105 9
                                    


.
.
.
.
.
Penghuni rumah bintang lagi-lagi di buat terkejut oleh Candra juga Lintang, bayangkan saja dua anak yang saat keluar rumah masih berambut hitam justru pulang dengan warna rambut berbeda. Candra dengan rambut pink nya dan Lintang dengan half blonde nya.

Alta yang memang mengetahui kebiasaan Candra hanya tersenyum tipis, begitu juga Ares. Berbeda dengan Rion dan Igel yang masih menatap tidak percaya pada Candra.

"MAS CANDRA!!" Candra memejamkan matanya saat Jeje berteriak padanya.

"Jangan teriak." Candra masih belum menghilangkan kesal nya dan sekarang ditambah kesal oleh teriakan Jeje.

"KENAPA PINK?! MAS CANDRA JADI KAYAK SUB?!" Candra menghela nafas panjang.

"Heh mulutnya! Udah di bilang Candra itu sepupu kamu, gak usah ngarep!" Candra tersenyum tipis saat melihat Rafi membekap mulut Jeje sebelum remaja itu kembali bersuara.

"Boleh Candra ke kamar?" Alta mengangguk, dia jelas tahu jika mood putra sulung nya itu belum membaik.

"Candra masih badmood ya?" Alta kembali mengangguk saat Alden bertanya begitu Candra menghilang ke lantai dua.

"Mas Alta, Candra jadi cantik." Alta tersenyum saat Rius mengatakan itu.

"Sudah di bilang, Candra itu mirip Ares." Alta menatap pada Lintang yang hanya duduk diam di sebelah Regi.

"Tapi kamu tumben dek ikut ngewarnain rambut? Mana sebelah aja." Lintang hanya bisa tertawa saat Alta mendekatinya.

"Pingin aja bun, dari pada Lintang cuma nungguin mas, mending sekalian."
.
.
.
.
.
Alta di buat bingung saat mengecek Candra di kamar, karena kamar itu kosong, tidak ada Candra di dalam. Alta beralih pada kamar nya dan Ares, mengingat sejak dulu jika Candra badmood, pemuda itu akan tidur di kamar Alta.

Cklek

Alta menghela nafas lega saat melihat Candra sedang berbaring di sofa kamar mereka dengan sebuah buku di tangannya, Alta berjalan mendekat untuk memastikan apakah putra sulung nya itu tidur atau tidak.

"Ibun kira kamu tidur." Alta yang sebelumnya hanya memejamkan matanya akhirnya membuka mata.

"Masih sore bun." Alta duduk di sebelah Candra dan itu mebuat Candra merebahkan kepalanya ke pangkuan Candra.

"Makan ya?" Candra menggeleng.

"Candra udah makan sama adek tadi di luar."

"Minum obat?" Candra mengangguk kecil.

"Udah, ibun gak perlu khawatir." Alta memainkan rambut Candra dengan jemarinya.

"Kenapa? Masih kesel soal tadi?" Candra mengangguk tapi kemudian menggeleng.

"Candra kesel tapi ngerasa bersalah juga bun." Alta hanya diam mendengarkan Candra, Alta tahu Candra tidak suka di sela saat bercerita.

"Candra tau kalau Regi sama Jeje suka sama Candra, tapi Candra gak bisa kasih jawaban seperti yang mereka mau bun, Candra cuma anggap mereka adek." Alta tersenyum saat suara Candra melirih.

"Mas, mau denger saran ibun?" Candra mengangguk.

"Kalau kamu memang gak bisa suka sama salah satu dari mereka, gak papa karena hati itu gak bisa dipaksa." Candra hanya diam saat Alta menepuk dada nya pelan.

"Kamu mungkin bisa pura-pura gak tau soal perasaan Regi karena memang Regi cuma diam, tapi kamu gak bisa pura-pura gak tau perasaan Jeje kan?" Candra mengangguk kecil.

"Jeje terlalu blak-blakan bun, itu bikin Candra gak nyaman." Alta tersenyum sendu.

"Kalau kamu gak nyaman, kamu bisa tolak dia secara halus nak." Alta dan Candra langsung menoleh saat mendengar suara Ares.

Candra LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang