59. Hukuman Alden

692 110 9
                                    


.
.
.
.
.
Candra baru bisa meninggalkan Lintang pagi ini, Lintang baru saja bisa tertidur nyenyak meskipun demamnya belum juga turun. Alta memutuskan keluar dan mengetuk pintu kamar kedua orang tua nya.

Tok

Tok

Tok

Cklek

"Kok udah bangun? Kenapa Can?" Candra tersenyum saat melihat sang ibu membuka pintu dengan mata setengah terpejam.

"Candra belum tidur." mata Alta langsung terbuka sempurna saat mendengar ucapan Candra.

"Kenapa gak tidur? Mimpi buruk?" Candra menggeleng, dia tau Alta akan sangat khawatir saat dia tidak bisa tidur.

"Lintang demam, dia gak berhenti mengigau dari semalem." Alta terkejut saat mengetahui fakta jika putra bungsu nya demam.

"Sekarang gimana?"

"Masih demam bun." Alta mengelus kepala Candra.

"Ya udah biar ibun yang jagain adek, kamu tidur sama yanda sana." Candra menggeleng, dia terlanjur tidak mengantuk.

"Tapi Candra gak ngantuk bun." Alta menghela nafas panjang.

"Ya udah sekarang kamu ikut ibun ke bawah aja, ibun mau buatin bubur buat adek." Candra mengangguk, sebenarnya dia masih malas turun kebawah karena dia tau dia akan bertemu dengan Jeje. Candra sedikit merasa bersalah karena sudah membentak Jeje tapi dia juga marah karena Jeje bertingkah seenaknya.

Saat Alta dan Candra sampai di dapur, sudah ada Alden dan Igel yang baru saja akan memasak sarapan. Dari dulu memang dua orang itu yang akan memasak makanan untuk seisi rumah bintang.

"Udah mulai masak Gel?" Igel tersenyum saat melihat Alta dan Candra masuk kedalam dapur, begitu juga Alden.

"Iya mas, Candra kenapa udah bangun?" Alta melirik ke arah Candra saat Igel bertanya.

"Dia belum tidur Gel, jangan di tanya kenapa udah bangun." tatapan Igel menajam saat mendengar jawaban Alta.

"Candra ikut ayah ke kamar belakang." belum sempat Igel membuka suara, ternyata Rion yang sedari tadi berdiri di belakang Candra dan Alta sudah lebih dulu menarik Candra ke kamar belakang. Sedangkan Alta, Alden dan Igel yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.

"Kenapa Candra gak tidur mas? Mimpi buruk lagi?" Alta menggeleng.

"Lintang demam, dan kebiasaan Lintang kalau sakit pasti gak mau lepas dari Candra." jawaban Candra jelas membuat Alden dan Ige terkejut.

"Terus sekarang Lintang gimana mas?" Alta tersenyum pada Alden.

"Masih demam, ini mau aku buatin bubur." Igel langsung menyingkir dan memberi ruang pada Alta untuk memasak bubur.

"Kalau gitu mas buatin Lintang bubur dulu, masalah sarapan nanti gampang." Alden mengangguk setuju pada ucapan Igel.

"Mas, aku lihat Lintang dulu gak papa?" Alta tersenyum.

"Gak papa Den, sana."
.
.
.
.
.
Alden yang baru masuk ke kamar Lintang dan Candra langsung panik saat mendengar suara isakan Lintang, sepertinya remaja itu terbangun.

"Lintang, kenapa nangis? Ada yang sakit?" Lintang membuka matanya dan menatap Alden dengan tatapan sayu.

"Mas Candra." Alden tersenyum mndengar Lintang menyebut nama Candra dengan suara lirih.

"Mas Candra lagi tidur di kamar belakang, kenapa? mau om panggilin?" Lintang menggeleng kecil, dia berusaha supaya gelengannya tidak membuat kepalanya semakin sakit.

Candra LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang