07. Mimpi

819 117 7
                                        


.
.
.
.
.
Minggu pertama Candra di galaxy's cafe tidak terlalu melelahkan, meskipun cafe cukup ramai saat siang hingga sore hari tapi Igel dengan santainya menutup cafe pukul tujuh malam, dengan alasan capek.

"Gak usah kaget ya, kalau tiba-tiba nantinya kamu disuruh nutup cafe jam lima sore atau jam tujuh malam kayak gini." Candra mengangguk dan tersenyum saat Alden mengatakan hal itu padanya.

"Om Igel sudah bilang ke saya semua nya waktu itu om." Alden menepuk kepala Candra pelan. Saat ini mereka sedang menunggu Hadar dan Rius membersihkan lantai atas, sebenarnya Candra ingin membantu tapi dilarang oleh semua orang dan diminta duduk diam dilantai satu.

"Candra, om boleh tanya sesuatu?" Candra mengangguk.

"Kamu asli mana?" Candra terdiam sejenak.

"Saya lahir di pare tapi besar di semarang om." Leo hanya mengangguk sok mengerti.

"Terus sekarang balik kesini?" Candra mengangguk, Candra sendiri merasa aneh kenapa dia yang biasanya tidak pernah ingin bercerita justru menjawab dengan lancar semua pertanyaan mereka.

"Iya om, saya sama adek saya kembali ke pare karena pesan bunda saya." Igel yang merasa aneh dengan jawaban Candra pun ikut bertanya.

"Memangnya bunda kamu gak ikut kesini?" Igel menoleh bingung saat Rion mencubit pinggangnya dan melotot galak padanya. Bahkan Igel tidak menyadari tatapan sendu Candra saat mendengar pertanyaan Igel.

"Bunda saya sudah meninggal."

Deg

Jawaban singkat Candra membuat mereka semua terdiam, terutama Igel yang menatap tidak percaya pada Candra. Dia baru saja tau data diri Candra dan baru akan memastikan itu tapi sekarang dia mendapat kabar seperti ini.

"Maaf Can, om gak tau." Candra menggeleng dan tersenyum tipis.

"Gak papa om, udah lama juga kok."

"Oh iya Can, kamu pulang sendiri?" Candra menoleh pada Rion dan mengangguk.

"Kalau gitu om anter ya?" Candra buru-buru menggeleng.

"Gak perlu om, terima kasih, saya bisa pulang sendiri atau nanti minta jemput adek saya." Rion tampak tidak setuju saat Candra akan pulang sendiri, begitu pula Alden dan Rigel.

"Ya udah kamu hubungi adek kamu minta jemput, kalau udah dijemput baru kita pulang." ucapan Igel di balas anggukan setuju oleh Rion, Alden, Leo bahkan Hadar dan Rius yang baru aja bergabung dengan mereka.

"Udah sana cepetan, keburu makin malem nanti malah kamu om yang anterin loh." Candra akhirnya mengalah dan mengirim pesan pada Lintang untuk menjemputnya yang mana langsung mendapat balasan ok dari sang adik.

"Udah?" Candra mengangguk.

"Udah om, dia juga baru aja pulang mungkin nanti langsung kesini dulu sebelum pulang ke rumah." Hadar menepuk kepala Candra pelan.

" Ya udah sana ambil tas sama jaketnya." Candra menurut, dia sudah hafal jika om-om yang bekerja di galaxy's cafe tidak akan pernah membiarkannya pulang sendirian. Satu minggu lebih bekerja bersama membuat Candra tau bagaimana sifat mereka.

"Om adek saya sudah didepan, gak papa kalau saya pulang duluan?" Rion langsung menoleh, menengok dari dalam dan menemukan seorang laki-laki dengan jaket merah tengah berhenti diparkiran cafe.

"Gak papa sana pulang, besok kita buka kayak biasa kok. Kalau pun ada perubahan nanti om kabari." Candra mengangguk.

"Kalau gitu saya pulang dulu om." Alden dan Rius terkekeh kecil saat melihat Candra berlari kecil menghampiri adiknya saat keluar cafe.

Candra LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang