Bab 1 - Kelulusan SNMPTN dan Perpisahan Sekolah -

140 33 0
                                    

Tangis bahagia membasahi kedua pipiku dan juga sahabatku. Kini kami tengah berpelukan setelah melihat hasil SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang tepat diumumkan beberapa menit yang lalu. Kami berdua dinyatakan lulus.


Lulus.

Deena Erina adalah namaku. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Iya, aku adalah anak terakhir.

Entah berapa kali aku mengucap syukur pada Allah SWT karena kelulusanku, jujur sejak dulu aku sangat ingin masuk ke Universitas A+.

Awalnya aku ingin masuk jurusan akuntansi sama seperti sahabatku, Feni Astuti. Namun, aku memutuskan untuk pindah jurusan ke Manajemen dan sahabatku tetap memilih Akuntansi.

Alhamdulilahnya, kami berdua lulus di jurusan yang berbeda.

Dee adalah nama panggilanku. Kini aku sudah tidak mempedulikan riasan di wajahku yang telah luntur. Padahal beberapa jam lagi, aku dan Feni harus pergi ke acara perpisahan SMA. Namun sebelum itu, kami harus memperbaiki riasan wajah kami. Tentu, kami berdua tidak akan pergi dengan wajah seperti ini.

Setelah mendapati hasil seleksi tadi, aku memutuskan untuk langsung berlari ke dapur dan memeluk ibuku dari belakang. Ini adalah pelukan pertama pertama setelah aku dewasa. Hmm, rasanya begitu hangat dan nyaman.

Ibuku yang tengah memasak itu pun terkejut akan hal yang aku lakukan.

"Astagfirullah Dee, ngagetin aja sih," omel Ibuku sembari mengusap dadanya.

"Dee, lulus, Bu. Dee, lulus!"

"Lulus apa sih?" tanya Ibuku dengan wajah bingung sembari kembali memasak.

Iya, ibuku begitu acuh. Maka dari itu, kami tidak terlalu dekat. Begitupula dengan ayahku.

"Dee, lulus masuk kuliah, Bu!" jelasku dengan semangat.

Ibuku kembali terkejut saat mendengar penjelasanku, dia kemudian menarikku masuk ke dalam pelukannya lagi dan kalo ini pelukan tersebut lebih erat dari sebelumnya.

"Alhamdulillah, Nak."

Setetes air mata pun kembali turun di pipiku, jujur baru kali ini aku mendengar kata 'Nak' dari mulut ibuku.

Setelah saling berpelukan, ibuku menatap dengan penuh tanya ke arah Feni yang ternyata ikut turun dari lantai dua rumah keluargaku.

Feni memang sudah biasa berada di rumahku, bahkan wanita itu sudah menganggap rumahku sebagai rumahnya sendiri. Dia juga sudah sangat dekat dengan keluargaku.

"Kalau kamu gimana, Fen?" tanya ibuku dengan hati-hati.

"Saya juga lulus, Bu," jelas Feni dengan pelan.

"Alhamdulillah, selamat ya, Nak," ucap ibuku sembari menarik Feni ke dalam pelukannya.

Kini halaman sekolah tempat aku menimba ilmu selama tiga tahun itu telah disulap menjadi tempat perpisahan untuk malam ini, padahal biasanya halaman tersebut hanya akan digunakan untuk upacara atau kegiatan olahraga.

Acara perpisahan akan dimulai pukul 8 malam. Namun, ternyata ketika aku sampai sudah banyak orang datang. Mereka tentu datang terlebih dahulu sebelum aku. Padahal acara masih akan dimulai satu jam lagi.

Setelah Feni selesai memarkirkan motornya, aku dan sahabatku itu saling bergandengan masuk ke halaman sekolah.

Kami sudah merias kembali wajah kami yang sebelumnya rusak, bahkan sekarang kami sudah menggunakan kebaya yang cantik sesuai dengan dress code yang telah ditentukan.

Manis Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang