Bab 56 - Liburan Pt. 2-

3 0 0
                                    

Tepat pukul lima sore, aku dan teman-temanku pergi ke pantai yang jaraknya tidak terlalu jauh dari penginapan kami. Hanya berjalan kaki dan akhirnya sampai.

Teman-temanku yang mengetahui aku kembali dengan Rai, tidak terlalu ambil pusing dan membiarkan kami dengan dunia kami sendiri.

Syukurnya, Feni sudah akrab dengan teman-temanku yang lain sehingga sahabatku itu tidak perlu mengikutiku dan Rai kemanapun.

Aku dan Rai berjalan di urutan paling belakang dan setelah sampai di pantai, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun, aku dan Rai memutuskan untuk duduk di sisi pantai sembari memperhatikan pengunjung yang ada.

Tatapanku terhanyut pada ombak kecil di hadapanku dan Rai, ingin rasanya berlari ke arahku pantai itu. Namun sayang, Rai tidak mengizinkanku melakukan hal itu. Dia bilang bahwa besok baru bisa mandi di pantai karena sekarang sudah cukup sore.

Aku dan Rai sibuk berbincang segala hal mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal serius. Mata kami bertemu dan segera kuputuskan begitu saja.

Membahas tentang hubungan, pasti akan meninggalkan jejak pedih yang terasa hingga sekarang. Entah sampai kapan hubungan kami berlangsung. Namun untuk sekarang, kami hanya perlu menikmatinya.

Saat tengah asik bermain pasir, tiba-tiba saja sebuah suara mengalihkan fokusku. Mataku menatap Rai yang kini mengangkat ponselnya. Melihat cukup lama layar ponselnya, kemudian pamit untuk mengangkat panggilan yang entah dari siapa itu.

"Aku angkat telepon dulu ya."

Rai bergegas lari menjauhiku dan aku kembali sibuk dengan istana pasir yang entah sejak kapan kubuat. Aku merogoh kantong celanaku untuk mencari ponselku. Namun sayang, aku lupa bahwa ponselku bersama dengan Rai padahal aku ingin memotret istana pasir yang kubuat.

Tak lama setelahnya, Rai kembali duduk di sampingku. Aku tidak bertanya tentang siapa yang menelpon, aku malah bertanya dimana ponselku.

"Hape aku mana, Rai?" tanyaku yang langsung membuat Rai merogoh kantung celananya.

"Nih," ucap Rai setelah menyodorkan ponselku.

Aku mengambil ponselku itu dan memotret istana pasir yang kubuat tadi. Aku segera mengunggah foto itu ke sosial mediaku untuk menjadi kenangan-kenangan.

Selama menggunakan ponsel, aku merasa Rai memperhatikanku. Pria itu selalu ingin tau apa yang aku lakukan. Namun, aku malah sebaliknya. Aku tidak terlalu peduli pada pacarku itu. Takut dikatakan terlalu posesif padahal sebenarnya wajar bukan?

Menjelang malam, kami memutuskan untuk makan disebuah warung makanan laut yang berada di pinggir pantai. Makan sembari menatap pantai memang beda rasanya. Semua memesan makanan yang mereka sukai, termasuk aku, aku memilih untuk memesan Cumi asam manis juga udang goreng tepung. Hmm, sangat lezat bukan?.

Kami asik berbincang sembari makan sehingga membuat suasana semakin ramai. Alunan musik santai ikut meramaikan malam pertama liburan kami itu.

***

Nyatanya Tepat pukul lima sore, aku dan teman-temanku pergi ke pantai yang jaraknya tidak terlalu jauh dari penginapan kami. Hanya berjalan kaki dan akhirnya sampai.

Teman-temanku yang mengetahui aku kembali dengan Rai, tidak terlalu ambil pusing dan membiarkan kami dengan dunia kami sendiri.

Syukurnya, Feni sudah akrab dengan teman-temanku yang lain sehingga sahabatku itu tidak perlu mengikutiku dan Rai kemanapun.

Aku dan Rai berjalan di urutan paling belakang dan setelah sampai di pantai, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun, aku dan Rai memutuskan untuk duduk di sisi pantai sembari memperhatikan pengunjung yang ada.

Manis Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang