24 - Pembuatan SIM -

8 10 0
                                    

Menjelang masuk semester dua. Aku memutuskan untuk membuat SIM C terlebih dahulu karena rencana aku akan mengendarai motor di semester dua nanti.

Ternyata untuk persyaratan yang perlu dilengkapi tidak susah, aku hanya perlu membawa foto berwarna 3*4 dan juga surat keterangan kesehatan dari puskesmas. Selebihnya paling fotocopy KTP.

Pembukaan pendaftaran untuk membuat SIM adalah pukul delapan. Aku meminta untuk ditemani Feni untuk membuat SIM tersebut dan kami memutuskan untuk pergi pukul 7 karena tempat pembuatan SIM Cukup jauh dan juga aku harus membuat surat kesehatan terlebih dahulu.

Di puskesmas, aku langsung ditimbang dan diukur tinggi badan. Selanjutnya aku tes kemampuan melihat dan juga golongan darah. Setelah itu, aku tinggal menunggu surat kesehatanku jadi.

Tidak butuh waktu lama, surat tersebut jadi. Aku dan Feni segera pergi ke tempat pembuatan SIM.

Sesampai di sana, aku cukup terkejut karena sudah banyak orang yang datang dan segera ku tanya oleh orang-orang di sana mengenai tempat pembuatan SIM.

Benar saja, bahwa itu tempatnya dan aku diberi petunjuk untuk pergi ke sisi ruangan. Tempat dimana ada form pembuatan SIM baru berada.

Aku menyeret Feni untuk ikut bersamaku. Sahabatku itu sebenarnya memiliki SIM tetapi dia membuatnya melalui orang belakang. Jadinya, dia tidak terlalu paham alur pembuatan SIM yang benar dan memutuskan untuk hanya menemaniku.

"Ini form buat pembuatan SIM baru ya, Pak?" tanyaku pada seorang pria yang berdiri di dekat meja berisikan map-map yang cukup banyak.

Pria tua itu kemudian memperhatikanku, "mau bikin SIM baru ya, Mbak?

Aku mengangguk pelan. Pria itu kemudian mengambil salah satu map dan memberikannya kepadaku.

"Diisi ya, Mbak. Kalau sudah langsung kumpul di depan sana."

Pria tua itu kemudian menunjuk salah satu tempat di mana ada banyak berkas bertumpuk di atasnya, "Oh gitu, makasih ya, Pak."

Aku kemudian membawa map tersebut dan mencari tempat duduk agar bisa menulis. Sebenarnya aku cukup gugup karena cukup banyak orang sekarang.

Sebisa mungkin aku menulis dengan cepat agar dapat ku kumpul langsung dan benar saja setelah nyaris 10 menit, aku selesai mengisi form yang ada dan langsung mengumpulkannya.

Lagi-lagi aku harus menunggu dipanggil dan aku juga Feni memutuskan untuk keluar. Sebenarnya tidak semua orang tau bahwa aku cukup takut berada dikeramaian sehingga sebisa mungkin aku akan menghindari keramaian yang ada.

Diluar gedung, aku dan Feni kemudian bingung mau kemana. Apalagi antrian kami cukup jauh sekitar masih ada 60 orang di depan kami.

"Kita sarapan dulu yuk," ajakku pada Feni. Sahabatku itu langsung mengangguk dan kami pun pergi meninggalkan tempat pembuatan SIM tersebut.

Sepanjang perjalanan, mataku mencari-cari dimana tempat makan yang sudah buka. Namun, sebenarnya waktu telah menunjukkan pukul sembilan dan banyak warung makan yang sudah buka.

Kami memutuskan untuk makan di warung nasi kuning yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat pembuatan SIM. Aku memesan nasi kuning dengan lauk telur dan Feni memesan nasi kuning dengan lauk ayam.

Kami makan dengan santai sembari bercerita, "jadi, udah bisa isi KRS?" tanyaku pada Feni yang tengah asik makan.

Feni menghentikan kegiatannya dan meminum es teh yang dia pesan, "iya, sudah. Aku milih kelas yang kemarin juga sih. Soalnya aku ada deket sama salah satu mahasiswa di kelas sekarang."

Aku terkejut dan tersenyum ke arah Feni, "siapa tuh?" godaku dengan perlahan.

"Ada, orang."

Aku mendengus kesal, "yaiyalah orang. Masa setan."

Manis Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang