Bab 59 - AsDos -

2 0 0
                                        

Semester lima dibuka dengan banyak drama, tiba-tiba beberapa dosen meminta untuk mengganti kelas mereka karena jadwal yang bentrok. Sebagai salah satu ketua kelas, aku menjadi cukup bingung. Hm, sebenarnya aku tidak mau menjadi ketua kelas. Namun, apa daya. Aku cukup dikenal di kelas sehingga banyak yang mempercayaiku untuk memimpin kelas yang ada.

Pagi-pagi aku sudah berada di kampus untuk mencari kelas kosong dan syukurnya ada beberapa kelas kosong karena pemiliknya juga berbentrokkan jam. Ternyata tidak hanya kelasku yang merasakannya.

Aku segera menghubungi dosen yang mengajar dan setelah pasti beliau datang, aku kemudian memberitahukan ke grup kelas mengenai hal tersebut. Jujur rasanya lelah jika selama satu semester aku harus melakukan itu, tapi aku harus tetap melakukannya dan semangat menjalani semuanya.

Oh iya, untuk kelas yang di dalamnya aku menjadi ketua kelas adalah kelas khusus konsentrasi operasional dan benar saja, di kelas tersebut hanya ada sedikit mahasiswa. Kalau dihitung-hitung hanya ada 17 orang.

Aku telah sampai di kelasku dan menunggu teman-temanku datang. Di atas mejaku juga ada sebuah map khusus untuk absen yang telah kuambil di ruang jurusan. Kelas yang tengah aku pakai sekarang cukup sunyi dan aku sedikit cemas, takut teman-temanku tidak akan datang. Namun, tidak lama kemudian teman-teman konsentrasi operasionalku datang. 

Dengan ramah aku menyapa mereka. "Hai."

Mereka hanya tersenyum tanpa menjawab sapaanku, mungkin mereka malu dengan sikap ramahku yang memang di luar batas pikiran mereka. Sebenarnya memang aku seperti ini, selalu heboh dan menjadi pusat perhatian di kelas. Nyatanya di sini aku malah menjadi bingung sendiri. Ya semoga saja, suasana kelas operasional ini akan mencair.

Terhitung sudah ada 10 orang lebih yang telah datang termasuk aku dan tak lama kemudian Pak Aryo datang, beliau langsung memintaku untuk memimpin doa seperti kelas-kelas lain. Kami dibiasakan untuk melakukan itu agar semua pelajaran yang kami pelajari masuk ke dalam otak dan bermanfaat di kemudian hari.

"Mari kita berdoa menurut keyakinan masing-masing, semoga materi yang kita pelajari hari ini akan bermanfaat di kemudian hari. Berdoa di mulai."

Kami semua menunduk sembari berdoa, tidak lama hanya beberapa menit. "Selesai."

Setelah berdoa Pak Aryo memulai perkuliahan kami pagi ini. Materi yang Bapak tersebut bawakan sedikit berat. Namun, syukurnya aku masih bisa memahaminya. Ya, untuk sekarang. Tidak tau bagaimana nantinya.

Untuk hari pertama kuliah di semester lima, kami hanya belajar selama satu jam dan setelah itu selesai sehingga kita bisa menunggu kelas lainnya masuk. Di sisi lain karena aku memiliki jadwal menjadi asisten dosen dari Pak Aryo, aku harus tetap melanjutkan kegiatanku yaitu belajar.

"Dee, ikut Bapak ke kantor ya," ucap Pak Aryo sesaat sebelum dosen tersebut keluar dari kelas kami.

Mahasiswa yang duduk di belakangku kemudian mengeluarkan suaranya, "Mau ngapain, Dee?" tanyanya yang langsung membuatku menoleh.

"Ada urusan," jawabku singkat sembari bangun dari kursiku. "Duluan ya."

Aku bergegas keluar dari kelas dan mengikuti Pak Aryo ke ruangan. Sesampai di sana, beliau langsung menyuruhku duduk dan memberiku beberapa pertanyaan.

"Silakan duduk, Dee."

Aku menuruti perintah dari dosenku itu. Duduk dengan pelan di atas kursi yang berada di depan meja Pak Aryo. Aku terdiam sembari menunggu dosenku itu mengeluarkan suaranya. Beliau kini tengah sibuk memilah beberapa buku yang entah buku apa.

"Gimana sudah paham kan materi yang mau kamu jelasin nanti?" tanya Pak Aryo tanpa menatap ke arahku.

"Insya Allah, Pak."

Manis Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang