Setelah selesai kuliah, aku langsung pergi ke ruangan Pak Aryo sesuai dengan pesan yang beliau kirimkan. Saat datang, aku langsung masuk dan ternyata beliau sudah ada di dalam ruangannya. Sepertinya beliau menungguku hingga sore hari seperti ini.
Pak Aryo yang melihatku datang langsung menyuruhku untuk duduk. "Eh, udah datang. Ayo, duduk sini," suruh Pak Aryo yang langsung kulakukan.
Aku sedikit heran karena beliau terlihat begitu bahagia. Namun, tentu aku tidak menanyakan alasan beliau seperti itu. Aku menunggu Pak Aryo membuka suaranya lagi karena kini beliau tengah sibuk menyusun beberapa buku di atas meja.
"Gimana kuliah kamu?"
"Alhamdulillah, baik, Pak."
Pak Aryo mengangguk paham. "Ada yang ngulang nggak?"
"Nggak ada, Pak."
"Syukurlah. Hm, Bapak nyuruh kamu ke sini karena Bapak mau kamu buat skripsi duluan."
Dahiku mengerut karena bingung dengan ucapan yang dikeluarkan oleh Pak Aryo. "Skripsi duluan?"
"Iya, di semester depan sudah ada pembagian dosen pembimbing skripsi. Jadi, kalau kamu sudah mulai garapnya dari sekarang, kamu bisa ajuin skripsi itu semester depan."
Aku terdiam sesaat untuk mencerna apa yang Pak Aryo sampaikan. "Kalau saran Bapak sih, mending kamu bikin skripsi yang sebelumnya sudah dibuat sama kakak tingkat kamu. Jadi, skripsi yang kamu buat nanti sebagai versi lebih baik dari skripsi yang sebelumnya," lanjut Pak Aryo yang tak mampu kusela.
"Kamu mampunya dimana? Coba deh kamu baca buku ini, terus kamu pahami. Yang mana yang kamu suka, nanti ketemu Bapak lagi biar kita bahas."
Pak Aryo menyerahkan tiga buah buku ke hadapanku. Aku mengambil ke tiga buku tersebut dan Pak Aryo mengeluarkan suaranya lagi.
"Di baca ya. Kan masih ada dua minggu lagi nih, kalau bisa kamu sudah mulai bikin skripsi bayangan."
"Bayangan?"
"Iya, kamu bikin skripsi yang datanya itu data fiktif."
Aku mengangguk paham dan Pak Aryo kemudian mengeluarkan suaranya lagi. "Itu aja kok yang mau Bapak sampaikan."
"Baik, Pak. Makasih, ini saya pinjam dulu ya bukunya."
"Iya, silakan."
Aku bergegas keluar dari ruangan Pak Aryo dan pulang ke rumah. Sebenarnya badanku amat letih. Namun, aku harus tetap bergerak apalagi ada dosen yang mau membantuku untuk cepat lulus kuliah.
Memang benar bahwa semester ini sisa dua minggu lagi dan tak terasa bulan depan sudah mulai masuk semester baru yaitu semester enam. Aku sedikit gugup saat memikirkan jika harus membuat skripsi. Tapi, untungnya ada Pak Aryo yang mau membantuku.
Malam harinya, aku mulai membaca satu persatu buku yang Pak Aryo pinjamkan. Hampir semua materi yang ada di buku-buku tersebut sudah pernah kupelajari. Namun, ada satu materi yang menarik bagiku yaitu tentang Kualitas produk.
Aku mulai mencari materi tentang kualitas produk di internet dan kudapati beberapa jurnal yang menarik. Aku langsung mencetak beberapa jurnal tersebut untuk kukonsultasikan dengan Pak Aryo nanti.
Saat tengah asyik membaca jurnal yang baru saja kucetak. Tiba-tiba saja ponselku berbunyi dan ternyata Rai meneleponku. Aku segera mengangkat panggilan tersebut agar pacarku itu tidak mengambek.
"Iya, halo."
"Halo, lagi ngapain?"
"Lagi baca jurnal nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manis Things (END)
Teen FictionNomor Peserta : 041 Tema yang diambil : Campus Universe Blurb : Siapa bilang kuliah itu mudah? Kuliah sangat menyita waktu dan juga perasaan. Nyaris seharian bahkan jika bisa bermalam di kampus, mungkin sebagian mahasiswa akan lakukan. Bergerak cepa...