Bab 58 - Validasi Lagi? -

3 0 0
                                    

Aku sungguh sangat merindukan lingkungan kampusku, ternyata waktu satu bulan yang diberikan terasa begitu lama walau tidak banyak perubahan yang terjadi. Namun, aku benar-benar tidak sabar untuk menantikan semester baru yaitu semester lima.

Seperti janjiku dua hari yang lalu aku akan pergi ke kampus dan pagi ini aku pergi ke kampus bersama dengan Rai, pacarku.

Tadi sebelum ke kampus, aku menyempatkan untuk menjemputnya dan akhirnya kami bersama ke kampus. Tak lama setelah kami sampai teman-teman kami pun ikut datang karena kami sudah janji ingin bersama menemui dosen Wali kami masing-masing.

Kami pikir liburan semester akan membuat kampus sepi, tapi ternyata kampus malah sangat ramai sekarang. Aku bahkan bingung saat melihat orang-orang tengah berada di kantin walaupun kantin belum buka.

Memang selama ini aku tidak pernah datang ke kampus saat liburan jadinya aku cukup terkejut saat melihat banyak orang saat ini.

Tanpa menunggu lama aku segera menghubungi dosenku dan ternyata beliau sudah ada di kampus. Saat melihat beliau dari kejauhan aku menyadari bahwa beliau sedang tidak sibuk sehingga aku langsung mendatanginya meminta validasi. Syukurnya, dosen waliku tersebut langsung menyetujui KRSku.

Lain cerita tentang validasi KRS milik pacarku cukup lama kami menunggu dosen wali nya datang sehingga akhirnya membuatku kesal.

Apalagi ruangan beliau cukup jauh dari tempat keramaian yaitu gedung S3 yang jaraknya cukup jauh dari tempat parkir kami.

Hanya ada kami di lantai tiga itu, lantai di mana ruang dosen Wali Rai berada.

Rai terlihat begitu santai bahkan sekarang dia tengah sibuk bermain ponselku. Berbeda dengan pacarku, aku malah seperti orang kebingungan karena menunggu kedatangan dosen Wali pacarku.

"Rai, dosen kamu mana sih nggak kamu hubungin?" tanyaku tanpa melihat ke arah Rai.

"Nggak tau, aku juga nggak punya nomor beliau."

Mendengar jawaban singkat dari pacarku itu aku langsung menatap wajah Rai dengan tatapan heran. "Kok bisa sih kamu nggak punya nomor teleponnya!" bentakku dengan kesal.

"Ya, nggak tahu. Beliau memang nggak pernah ngasih nomor teleponnya ke kami."

Aku mencoba memahami ucapan Rai, mungkin maksudnya beliau tidak memberi nomor teleponnya kepada mahasiswa-mahasiswinya.

"Jadi kita mau nunggu sampai kapan?" tanyaku dengan wajah kesal.

Belum sempat Rai menjawab tiba-tiba saja dosen Wali pria itu datang.

Aku tersenyum kaku ke arah dosen tersebut yang kukenal bernama Pak Dwi. Beliau juga pernah mengajar kelas kami saat semester dua lalu.

" Siang Pak," sapaku dengan ramah.

Aku menepuk paha milik Rai beberapa kali karena pria itu ternyata tidak melihat kedatangan dosen walinya.

"Siang Dek, nungguin Bapak ya?" tanya Pak Dwi yang langsung ku balas dengan anggukan.

"Iya Pak, mau minta validasi."

"Ayo, silakan masuk," ucap Pak Dwi sembari membuka pintu kantornya.

Saat beliau masuk, aku langsung menoleh dan menatap ke arah Rai. "Itu masuk, datangin Pak Dwinya," suruh ku dengan semangat.

Ray langsung berdiri dan masuk ke ruangan Pak Dwi.

Cukup lama pacarku itu berada di dalam ruangan beliau dan aku di luar malah merasa cemas.

Jujur aku takut pacarku itu akan salah berbicara atau hal lainnya Karena ini kali pertama Rai menemui dosennya, sebelumnya Pak Dwi hanya akan memvalidasi online tanpa harus ditemui seperti ini. Namun, bagaimanapun aku tetap menyuruh Rai untuk menemui dosen walinya itu.

Manis Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang