Bab 52 - Terima? -

2 2 0
                                    

Dengan mantap aku memutuskan untuk menerima tawaran Pak Aryo untuk menjadi asisten beliau selama satu semester. Aku yakin, aku bisa melewatinya. Ya walaupun sepak terbangku tidak sejauh mata memandang. Namun, aku akan belajar dengan giat sesuai arahan dari dosen tersebut.

Tidak seperti biasanya, istirahat kali ini aku memutuskan untuk pergi ke ruangan Pak Aryo. Sesampai di sana aku langsung masuk ke ruangan yang sepi tersebut. Namun, sebelumnya aku mengucap salam dan langsung berjalan ke meja dosen tersebut.

Aku dan Pak Aryo mulai berbincang banyak hal, beliau juga menjelaskan bagaimana pengajaran yang akan aku lakukan. Sebenarnya semua sesuai dengan keinginanku. Apa yang aku suka, itulah yang perlu aku lakukan.

Ternyata setiap. Minggunya aku mengajar bab yang berbeda dan aku kemudian diberi sebuah buku untuk kubaca juga kupelajari.

Sebenarnya semuanya sudah kupelajari dulu, saat semester sebelumnya. Namun, dulu aku sebagai mahasiswa dan sekarang aku menjadi pengajar.

"Ini buku, tolong kamu pelajari ya, isinya juga udah pernah bahas di semester sebelumnya," jelas Pak Aryo sembari menyodorkan sebuah buku yang cukup tebal.

Aku mengangguk paham dan mulai membaca beberapa lembar dari buku itu.

"Ini kamu bawa ya, saya pinjemin buat kamu. Jadi, kamu bisa belajar mulai sekarang dan semester depan kamu sudah bisa ngajar sebagai ASDOS saya."

"Baik, Pak. Ada lagi, Pak?" tanyaku pelan takut-takut jika ada yang ingin beliau sampaikan lagi karena mulai beberapa hari lagi aku akan ujian semester.

Pak Aryo menggeleng pelan, "Enggak ada kok."

"Baik, Pak. Saya pamit ya, Pak."

"Silakan."

Saat keluar dari ruang dosen, aku tiba-tiba bertemu dengan ibu Moli, dosen yang terkenal menakutkan. Beliau juga yang sebelumnya pernah menegur kami karena pakaian.

"Assalamualaikum, Bu," sapaku pelan saat dosen tersebut lewat di hadapanku.

Beliau berhenti dan melihat ke arahku. "Eh, kamu, dari ruang dosen?" tanya Bu Moli dengan ramah.

Aku mengangguk pelan, "Iya, Bu. Habis ketemu Pak Aryo."

"Oh gituu, jadi ini mau ke kelas?"

"Iya, Bu."

"Ya sudah, hati-hati ya."

"Iya, Bu. Makasih."

Tidak seperti bayangan orang-orang mengenai seramnya dosen cantik itu, ibu Moli sangat ramah jika di luar kelas. Namun untuk di dalam kelas, beliau sangat tegas apalagi jika berhubungan dengan nilai.

Syukurnya, aku mendapat nilai yang cukup baik di kelas beliau. Ya walaupun hanya B- setidaknya aku tidak mendapat C, karena nyaris 50% teman sekelasku mendapatkan nilai yang cukup hancur.

Alasan yang paling tepat kenapa kami mendapatkan nilai buruk adalah karena mata kuliah yang ibu Moli ajarkan sangatlah susah.

Sebelum pergi, aku mengirim pesan di grup. Menanyakan dimana keberadaan teman-temanku. Ternyata mereka masih di kantin dan aku langsung menyusul mereka.

Ketika sampai di kantin. Aku cukup kaget karena ada seorang wanita yang ikut duduk di antara kami. Duduk tepat di tempat yang biasa aku duduki.

Saat melihatku, wanita itu langsung berdiri. Mungkin dia tidak enak padaku.

"Eh, kenapa berdiri? Duduk aja," suruhku dengan ramah.

Aku kemudian duduk di samping Rai yang ternyata kosong. Aku mengenal wanita itu, nama dia Ayu, mahasiswa baru di kelas kami. Katanya sih, dia dari kelas lain dan pindah karena sering dicontekin.

Manis Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang