"Itadakimasu"
*lanjutan flashback di room 66 boleh di skip karna mengandung ⚠️🥵
Luffy menggendong sanji ala koala, setelah mengikat tangan sanji dengan dasinya.
Sanji kehilangan tenaga dan sudah tidak mampu melawan. Luffy membaringkannya dikasur. Bisa ia lihat mata yang lapar akan menerkam dirinya. dengan sisa tenaga dia bangkit dan bersandar pada dada Luffy.
"Luffy" Lirih nya, sanji mengangkat wajahnya menghadap pria kecil itu. Wajahnya menunjukan keputusasaan.
"Heuu hiks Luffy, tolong hiks lepaskan aku.. Tolong jangan lakukan ini.. Hiks Luffy kau pria baik, maaf karnaku kau seperti ini.. Luffy tolong maafkan aku. Maaf jangan lakukan ini. Aku takut aku mohon hiks hiks"
Luffy sudah terlanjur melihat sisi rapuhnya jadi ia tidak masalah memperlihatkan itu sekali lagi. Sanji putus asa untuk bisa kabur sendiri. Harapannya tinggal pada Luffy yang secara suka rela mau melepaskannya. Hanya ini cara terakhir yang sanji pikirkan, ia benar-benar berharap pria yang selalu mendengarnya itu adalah masih pria yang sama.
Luffy menyeka air mata itu. Memberikan tatapan lembut. "Aku lemah pada sosokmu yang seperti ini, dan aku baru melihatnya"
Sanji masih terisak, Luffy tersenyum dengan tatapan mengintimidasi ia berbisik "tapi sanji, kau tetap harus memenuhi rasa lapar ku"
"Heuu hiks"
"Jika dari sini kau tidak berontak, setidaknya aku akan berusaha bermain lembut"
Luffy menatap dalam pada sanji, melihat tubuh itu tidak merespon. Sanji mulai gemetar. Menurut Luffy itu sangat imut.
Luffy menuju leher sanji, menciumnya sambil merebahkan sanji dan menindihnya. Sanji tidak bergerak dan masih diam. Luffy tersenyum, dia menganggap sanji mulai dari sini akan menurut pada kata-katanya.
Luffy membuka kancing sanji. "Lu lu ffy"
"Eum" Jawabnya tanpa berhenti melucuti pakaian sanji.
"Ak-aku belum pernah, ak-aku takut"
Luffy melirik sanji dengan wajah bosan. Sanji gugup karna ekspresi Luffy itu
"ja jangan, kumoh-" Plakkk!!!!!! Luffy menamparnya keras.
Kepala sanji berdengung, itu tamparan yang benar-benar keras di pipi kanannya. Luffy melucuti kasar bajunya seperti kesetanan. Sanji tidak bisa mengimbangi apa Luffy lakukan padanya.
Luffy tidak berkata apapun dan hanya melihat sanji dengan tatapan amarah, tapi tidak berniat berhenti melakukan apa yang dia inginkan.
Luffy menekan kepala sanji, tepat pada lukanya. "Heu" Sanji meringis sakit reflek menutup matanya.
Saat sanji mencoba membuka matanya ia terkejut Luffy sudah tidak berbusana dan sedang memegang adiknya yang berdiri.
"aa ti ti dak kumohon.. heu eu Luf--fy AKHHHHH!" Tanpa pelumas, tanpa persiapan itu masuk tanpa permisi.
"Kau ingin aku percaya ini pertama kali bagimu????"
Sanji mendongkrak kebelakang, punggungnya melengkung karna rasa sakit. Beberapa saat suaranya sampai tak keluar, dan ia sulit bernafas. Itu sangat menyakitkan rasanya tubuh nya yang sudah remuk itu semakin hancur. Darah segar menetes itu robek bahkan sebelum permainan
Luffy mengerutkan dahinya, "kau mau mematahkan penisku sanji?"
Ta ada jawaban dari empunya. Sanji menutup matanya rapat, wajahnya menunjukkan betapa sakit itu, kulitnya yang putih memerah keunguan karna menahan rasa sakit tak tertahankan. Keringat dingin terlihat didahinya. Sanji juga menggatup bibirnya rapat, menahan erangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...