Setelah membersihkan diri dan Miko yang Nami ambil alih, Luffy dan Sanji menikmati malam bersama.
Sanji bersandar pada Luffy yang tengah mengelus perutnya.
"Apa masih sakit?"
"Tidak"
Sanji masih dingin menjawab seadanya tidak bermanja padanya, tapi setidaknya dia menerima semua perilaku Luffy dan tidak menyulut pertengkaran.
"Hey.. Ahh ~ Luffy geli" Sanji kaget kala tangan Luffy masuk piyama yang ia pakai.
"Kau sangat wangi Sanji, aku merindukanmu" Pria itu berbicara tepat ditengkuknya. Nafas yang panas dapat Sanji rasakan dengan desiran suara yang mengoda.
Sanji beranjak, tapi kembali bersandar karna Luffy tak mengizinkan. Punggungnya sekali lagi mendarat pada dada pria jahil itu.
Sanji mendongkrak memandang wajah yang memelas penuh gairah. "Tidakah kau lelah setelah bekerja?" Tanya Sanji.
"Aku lelah tapi, tidak akan ada banyak kesempatan.. Jadi bolehkah?"
"Terserah"
Malam itu dingin dan hujan, tapi ruangan begitu panas dengan tekanan gairah dua orang yang bercumbu.
Ini malam mereka sejak lama, tidak ada rasa canggung pada Luffy. Dia mendominasi setiap langkah. Tanpa ampun memuaskan dirinya.
"Ah.. Ahhh~~~ Anghhh!"
Wajah Sanji meleleh tubuhnya penuh tanda basah liur lapar dan keringat. Entah berapa kali dia keluar dan Luffy keluar.
Dadanya naik turun memandangi Luffy yang terus menjilati perutnya yang dijahit.
Perih dan sakit, tapi pria itu menikmati ekspresi kesakitan Sanji dengan cara yang menakutkan.
Masih sulit baginya menerima sexs dari Luffy karna dalam ingatannya itu hanya paksaan. Hari ini tidak ada bedanya, karna.. bisakah ia menolak.
Kalau dia menolak Luffy akan pergi. Ya bukan?
Tubuhnya bahkan menurut tanpa sadar, dan Luffy tau setiap titik sensitif dan bagaimana membuatnya menjadi gila.
Mereka bersatu bagi Luffy yang tengah menikmati lubang Sanji, tidak bagi Sanji yang mengerang sakit kala itu masuk sangat dalam.
"Ah!! Luffy pelan.. Argh.. Tidak..." Rasa mual dan sakit yang ia ingat saat bayinya ada didalam. Isian organnya bagai diacak-acak. Mata Sanji mendokrak putih ke atas pening tidak lagi bisa berpikir.
Luffy mengangkat tubuhnya, perut Sanji menempek dengan miliknya.
Disuguhi tubuh putih dengan punting bengkak merah muda yang menggoda, karna sekarang ia menyusui itu bengkak lembut seperti mochi.
Dirinya menikmati bulatan itu, menghisap dan merasakan manis dan rasa gurih.
"Luffy... Luffy ahhh" Sanji bergerak kebelakang dan mendorong bahu Luffy. "Geli hentikan ah.. Arghh Luffy" Matanya basah.
Dirinya merasa menjijikan, ia ingat sensasi saat bayinya meminum susu. Bayinya meminum air yang keluar dari tubuhnya yang kotor.
"Arhhh heuk hiks sudah"
Luffy melihat keatas, terseyum melihat tangisan yang baginya adalah godaan.
Sanji menahan air mata dengan tangannya, mulutnya meleleh memohon dan mata basahnya yang merah menatapnya.
"Luffy~~~ heu hiks"
"Bujuk aku" Mata bulatnya melihat sanji tanpa keraguan, sudut bibirnya terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanficlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...