Ciuman terlepas menyisakan benang saliva yang berkilau dengan pantulan cahaya jendela. Wajah sanji begitu merah seperti kepiting rebus kesukaan Luffy, tampa sadar liurnya menetes lapar.
"Luf-fyh~~ panas" Sanji tak sadar bahwa ia sangat cantik dan menggoda saat ini. Wajah cantik itu adalah dosa besar. Roma meleleh mata sayu dengan bulu mata panjang lentik yang menawan, bibir bersemu sehat dengan pipi merona.
Luffy tau maksud sanji adalah air mandi bak mereka, itu sudah sangat lama berendam. Tapi pikiran laparnya tidak bisa terkontrol melihat pemandangan itu. tanpa sadar ia menenggak saliva dan tak berkutik untuk beberapa waktu.
Tersentak karna tangan hangat sedang menyentuh pipinya, dengan mata yang berbinar dan suara sopan halus memaksa nalufinya terbangun "fy~~" pangilan itu cukup membuat birahinya begejolak dan sigap mengangkat sanji tanpa aba-aba.
"yah mari kita sudahi" Luffy tertawa dipaksakan dan mereka keluar dari kamar mandi.
Pria itu benar-benar menahan diri, meski tau sanji mungkin bisa melakukannya tapi dia tak mau mengambil resiko karna kehamilan itu susah besar. Juga ingatan penolakan sanji masih membekas bahwa tubuhnya mungkin masih perlu waktu untuk dijamah olehnya.
Sanji menunggu luffy bersiap untuk sarapan bersama, melihat ponselnya yang ditinggal berdering dan melihat tanpa sengaja persoalan teryata itu pekerjaan. Sanji jadi merasa tak enak sesaat.
waktu begitu lama dan luffy masih belum siap, saat ia kembali dapat dilihatnya sanji sampai ketiduran menunggunya. yah ibu hamil memang cepat lelah. Luffy duduk disebelah pujaannya, wajah yang rapih sangat manis. Pria yang sangat tampan dan cantik secara bersamaan.
jika dilihat lagi Luffy mendapati bahwa saat hamil sanji jauh lebih cantik dengan kulit putihnya auranya sangat bersinar memikat. dirinya tidak tahan dan dengan gerakan perlahan tubuhnya maju mendekat, seperti berandalan dia mencuri ciuman dari seseorang yang tertidur.
puas melakukannya dia nyengir bangga, tidak membangunkan calon istrinya dia hanya duduk bersandarkan lengan untuk menikmati wajah tenang sanji yang lelap.
Ponselnya berbunyi mengalihkan, juga membangunkan sanji dari tidurnya.
"eum kau sudah selesai kenapa lama" seru sanji merajuk masih mengumpulkan nyawanya.
tapi orang yang diajaknya tidak menjawab karna konsentrasinya didominasi ponselnya. sanji tidak marah dan menunggu sampai luffy selesai.
luffy meminta maaf dan memberi hadiah kecupan, sangat jantan membawa sanji dalam rangkulnya dan mereka berjalan beriringan menuju taman. meja dipenuhi hidangan dengan didekor menarik seperti hari special.
sanji melihat luffy menunjukan rasa senang.
mereka makan bersama, dalam kenangan luffy adalah pria yang makan dengan banyak, namun ada saat dia akan menunggu sanji makan agar memastikan pria itu kenyang lebih dulu.
sekarang mereka makan bersama dan sanji tidak kalah lahap dari luffy itu mungkin karna kehamilannya dan mereka senang karna dapat menyelesaikan hidangan dengan selaras dan dapat saling menemani.
luffy bertanya pada sanji apa dia lelah atau ingin berbelanja dan sanji jujur bahwa ia ingin keluar.
Sanji mengatakan ia ingin menghabiskan waktu berbelanja dan memilih makan siang diluar, sanji juga meminta untuk jajan sore dan disambut antusias luffy yang sangat menyukai makanan.
mereka membeli cumi bakar, crepes, pancake, eskrim, jus jeruk dan masih banyak lagi sampai kekenyangan dan pulang dengan rasa puas. mereka seperti dua anak kecil yang lelah bermain sampai tidur bersama dikursi mobil tangan mereka bertaut saling tak mau lepas. Dengan melihat itu semua nami akan terkekeh gemas.
tak membangunkan sanji, nami membangunkan tuannya dan dengan sisa kantuknya ia tak menyerah untuk membawa sanji kekamar meski lelah. membantunya berganti pakaian dan membersihkan diri luffy akhinya tidur disamping calon istrinya, mengelus perut, menciuminya lalu berkata selamat malam pada calon anaknya.
tak lupa pada sang calon ibu dia memberi ciuman selamat malam. lalu membawanya mudah kealam mimpi dengan masih bersama sanji dalam peluknya.
Benar momen yang manis bagai mimpi dan Sanji bangun bahwa semua situasu bahagia itu benar hanya bayangan yang hanya bisa dia idamkan tanpa terwujud kemarin.
Karna tepat mereka sudah siap untuk menghabiskan waktu bersama, Luffy harus pergi karna alasan pekerjaan. Kembali meninggalkannya sendirian di rumah, dalam keadaan hamil tua tanpa pasangan.
Luffy meminta maaf sangat menyedihkan, dan Sanji hanya diam setelah semua fantasinya hancur, dari roma bahagia dalam sekejap menjadi sedih.
Luffy yang berbulan-bulan tidak berada di sampingnya, akhirnya mereka bertemu kembali. Hanya untuk memandikannya.
Tanpa kegiatan yang dia rancang sebagai babymoon yang sederhana. Rasanya sesak dirinya merasa buruk. Ada batu yang berat didadanya. Begitu membuatnya frustasi.
Kesepian itu menjadi persaan besar yang tidak dapat dia kenal, sedih, kecewa sudah pasti. Tapi ada perasaan besar lain yang dirasakannya. Dia tidak tau apa itu kesal, marah atau benci atau mungkin gabungan.
Baiklah perusahaan memang penting, tapi satu hari. Apa satu hari tidak bisa dia luangkan untuknya?! Sanji menjadi ragu apa Luffy benar-benar menginginkan dirinya dan bayi yang dikandungnya.
Dia bahkan tidak bisa menuntut, dan dia memiliki perasaan buruk di pagi hari. Tangannya mengerat pada sprai menahan semua energi negatif dan mencoba tenang dengan semua perasaan yang meyesakan dadanya.
Sanji menunduk dan memeluk perutnya, dia tidak mau bayinya tau perasaannya, bayinya hanya harus mengenal emosi baik. Dia tidak boleh merasakan emosi buruknya saat ini.
Sanji menggigit bibir menahan tangis, mencoba bernafas perlahan meski berpacu dengan energi negatif dari dirinya sendiri. Sambil mensugesti, "nak.. Tidak apa-apa.. Tidak apa-apa"
Sanji memohon pada dirinya, pada tubuhnya, berharap anaknya tidak tau semua itu.
"Meong~"
Membuyarkan benang kusut dikepalanya, situasi gelap berubah dengan tatapan bulat kucing barunya.
Seolah dia mengerti, naik keranjang dan mendekat pada tuannya. Dia naik ke atas selimut dan menggosokan diri. Menjilati tangan tuannya yang sedang memeluk perut.
"Ah~ heu hiks" Sanji menangis. "Terima kasih" Lirihnya.
Nami masuk dengan hati-hati dia tau kemarin Tuannya pergi meninggalkan harapan besar Sanji yang ingin menghabiskan waktu dengannya. Nami melihat kekecewaan besar dan rasa sedih Sanji. Yang membuat frustasi adalah lagi-lagi ia harus mengalah.
Dia melihat kerinduan pria itu setiap hari, juga bagaimana dia sabar dan berdamai dengan keadaan. Dimana ibu hamil sangat rentan akan perasaan dan butuh banyak kasih sayang. Mungkin kemarin adalah puncaknya, Sanji tidak bisa menyembunyikan perasaannya.
Tak menjawab permohonan maaf tuannya, dia hanya mengangguk dan tersenyum lalu pergi tanpa mengatakan apapun.
Dan seharian hanya diam dikamar, makan dan minum seperti keharusan bukan karna merasa ingin.
"Tuan Sanji" Panggilnya halus, tubuhnya yang tegang sedikit rileks perasaan khawatirnya sedikit berkurang. Berjalan mendekati Sanji tanpa merasa canggung.
"Tuan Luffy, kau benar-benar harus menebus semuanya dengan kebagian penuh untuk pria baik ini"
Sanji yang dilihat Nami pagi ini terseyum bermain dengan kucing seolah kemarin tidak pernah terjadi.
Nami kagum dengan bagaimana ia begitu mengalah akan situasinya dan masih bisa tersenyum, dia mensyukuri hal kecil yang ada saat ini. Pasti sanji melakukannya demi bayinya.
Dan tebakan Nami tidak salah.
Tapi keadaan begitu tidak memihak sampai akhir.
Seolah, kesabaran juga pasrahnya tidak berbuah bayaran yang setimpal.
bahwa dihari kelahiran bayi mereka, Luffy bahkan tidak menemani Sanji.
Tbc.
Jangan lupa vote komen
https://trakteer.id/@jusmine91
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fiksi Penggemarlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...