"Ugh... Arghhhhh cepat!!!" Bentak Luffy dari kursi belakang dia mengeluh pada Coby yang sedang menyupir.
"Hai.." Coby mengiyakan dengan takut.
"Kenapa lamban sekali! Cepat pulang!" Marah Luffy.
"Hii! I-ini ini sudah kecepatan penuh" Ucap Coby.
"Hic.. Injak lagi gasnya bodoh!!!!!" Ucapnya yang mabuk.
"Haii"
~~~
Sampai dirumah Coby membopong Luffy yang sempoyongan saat berjalan. Bergumam dan cegukan efek kelebihan alkohol.
"Hic.. Istri... Istri.. Hic..ugh Coby! Ini belum sampai!?"
"Su-sudah sampai Luffy-san mohon bersabar"
"Ung cepat bodoh" Luffy bergumam membalas ucapan Coby.
"Hoeee hoeee hoeeee hoeeee" Suara tangis bayi memenuhi ruang tamu. Sanji sedang me-momong Miko.
"Huss sudah, sudah Miko... Cup cup" Sanji menenangkan.
Miko terbangun di tengah malam seperti biasa, menangis. Melihat anaknya berkeringat keras seperti kepanasan, juga mungkin alasan itulah kenapa dia merasa tidak nyaman dan menangis rewel.
Sanji membawa Miko keruang tengah. Sudah 10 menit dia disana dan Miko masih menangis tidak lelah. Sanji merasa cemas, dia khawatir dengan anaknya.
Saat itu Luffy masuk dengan Coby. Sanji hampir tidak memperhatikan, tapi jarang melihat Luffy dibopong seseorang karna terlalu mabuk.
"A-ada apa Coby? Luffy baik-baik saja?" Khawatir Sanji sambil masih menenangkan Miko.
"Umm Sanji~" Luffy antusias dia melemparkan dirinya pada Sanji.
"Luffy!" Sanji kaget dia menahan pria itu dengan sebelah tangannya. Tapi Luffy lebih kuat terus memaksa mendekat dan membawa keduanya pada pelukan.
"Istriku yang cantik, dan anakku yang tampan ada disini~~" Girangnya.
"Luf-Ugmph" Sanji sedikit merasa mual, Luffy berbau menyengat akan alkohol. "Hah.. Luffy kau bisa membuat Miko pusing"
"Tidak-tidak.. Aku merindukan istri"
Luffy berkata omong kosong, dan Miko semakin tidak nyaman terhimpit pada pelukan.
Sanji meminta bantuan Coby melepas pelukan Luffy tapi itu percuma dan pria itu membentak marah.
"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN COBY! KAU MAU MEMISAHKANKU DENGAN SANJI?!"
Sanji tersentak kaget, dan Miko sampai diam. Anak itu mungkin terkejut dengan suara tinggi yang berasal dari ayahnya. Sampai akhirnya menangis jauh lebih kencang.
"Miko tidak apa-apa nak, cup" Sanji hampir menangis dan lengannya juga menjadi lemas.
"Co-coby tolong panggil Nami" Sanji berkata susah payah. Tubuhnya gemetaran.
"Hic.. Dia pergi, sudah pergi.. Um anak ayah menangis"
"Luffy tenanglah.. Um saat ini nafasmu bau alkohol itu.. Itu membuat tidak nyaman anak kita.." Bujuk sanji dengan mengusap pipi Luffy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...