36.S2 Masa tenang sebelum...

121 12 2
                                    

Pulau yang jauh dari perkotaan utama, disini ada beberapa desa tempat dimana kedai Riku berdiri ada pada bagian desa yang memiliki banyak penduduk.

Ditengah lalu lalang orang-orang yang beraktifitas dikota kenapa harus anak ini yang ia senggol.

"Maaf saya sedang mencari seseorang dan menambrak anda"

"Maaf saya sedang mencari seseorang dan menambrak anda"

"Maaf saya sedang mencari seseorang dan menambrak anda"

"Maaf saya sedang mencari..."

Suara itu terulang berulang-ulang membuatnya pusing tak bisa berpikir. Lengan yang bergetar, tubuhnya membeku dan kakinya terasa dipaku tak bisa berpindah, bergerak bahkan lari.

Dan dia merasakan tangan yang akan meraihnya.

Apa... Dia akan ketahuan sekarang?

"Hey kalian menghalangi jalan!!" orang tua tak ramah memecah pikiran Sanji kembali pada fungsinya.

Menggangguk tanda tak apa ia di tabrak orang asing, ya lebih baik bersikap seperti orang asing. Tak perlu berbicara dan pergi tanpa berkata-kata.

Ternyata semudah itu untuk pergi. Kau memang harus tenang dalam menghadapi sesuatu.

Nada suara menyebalkan dari orang tua itu siapa sangka bisa menyelamatkannya.

Sanji pergi dari Miko dengan alami.

Tubuh berbalik pada arah dibelakang punggung yang menjadi arah kemana orang ini berjalan pergi. Tanpa sepatah kata apapun, sudah sedekat ini tapi dia bahkan tidak bergeming. Tak ada keraguan sama sekali untuk mencampakannya dan sekali lagi meninggalkannya.

Mata itu biru yang biasa dilihat dalam versi cerah dan hangat, dengan memikirkan menghitam di penuhi bidik pada pria berjubah. Menatap sangat lekat seperti lautan yang ingin menariknya tenggelam untuk tak lagi memikirkan daratan. Tatapan tajam yang dipenuhi ruwet emosi fokus pada objek satu orang.

~~~~

Berlari menuju pangkalan, desanya berjarak 3 jam pada desa lain dengan mobil pengangkut. Memakai jubah dan terengah-engah hanya bisa membuatnya dicurigain. Pilihannya membuka sedikit penutup kepala dan menyapa penumpang lain dengan canggung. Bukan.. dia bukan pria jahat justru saat ini dialah yang dikejar pria jahat.

Luffy melihat Miko yang diam menatap pada satu arah dimana dia tak melihat Sanji disana. Jadi kenapa anaknya menatap begitu intens pada arah itu.

"Kau tiba-tiba keluar, sedang apa kau ini?? Kita perlu mencari Sanj.."

"Itu dia ayah"

"Huh?"

"Itu dia.. Ya aku yakin" Hawa kuat yang bertekad. "Sudah cukup permainan kejar-kejaran ini" Tangannya bertaut sampai putih menahan kekacauan emosi yang dia rasakan.

Desa dipenuhi orang-orang mencolok berseragam hitam, mereka mengajak semua orang bekerja sama hanya untuk menemukan satu orang. Setiap rumah diperiksa dan setiap sudut kota ditelusur. Mengobrak-abrik desa yang sedang beraktivitas dengan tenang. Mereka harus mengalah untuk pria-pria yang memiliki kuasa dan uang.

Mereka bahkan baru pertama kali disini tapi dengan kekuatan materi mereka mampu membuat satu desa kelimpungan.

"Kau tetap tak akan mengatakannya!" Bentak Luffy pada wanita yang terduduk paksa, dilucuti pertanyaan mengarah objek jelas seseorang. Dari tadi pernyataan selalu sama.

Fake Face (Luffy x Sanji) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang