25

217 21 4
                                        

Luffy secara antusias keluar lalu mengobrak-abrik kantung plastik berisi snack dan mulai membukanya. Tak lama orang-orangnya datang membawa kotak-kotak yang ternyata belanjaannya.

Melompat girang pria yang sekarang sudah menjadi ayah itu bagai tak ingat kondrat. Membuka kotak-kotak seperti anak-anak yang menerima banyak kado di hari ulang tahun.

"Woahhh robot" Matanya berbinar. "Keren!!!! Bim bim bim bim.. Nami Miko mana?" Tanyanya.

"Tuan muda tidur"

"Ah sayang sekali, baiklah tidak apa-apa.. Aku akan menghias kamar dengan semua ini shishi" Luffy tertawa renyah.

Sanji mengeluarkan bahan di dapur, lalu dragon datang menghampiri.

"Aku akan pergi"

"Begitu cepat, anda tidak ingin makan dulu" Ucap Sanji menunduk sopan.

"Tidak perlu, aku menyesal soal masalah perusahaan untukmu.. Juga aku tau bagaimana manusia akan penat jika hanya berada di tempat terbatas. Tapi kuharap kau bisa bersabar. Apa yang kau butuhkan akan mudah diberikan hanya dengan kau meminta. Tidak perlu melakukan hal yang memutar"

Sanji tidak bodoh, dragon seperti memarahinya dan meminta agar dia tidak keluar rumah.

"Tapi kenapa.. Bagaimana jika hanya aku yang keluar?"

"Itu baik.. Tapi Luffy tidak akan setuju bukan?"

Sanji merasa ada batu di hatinya. Dia tau sekarang tuan dragon tidak ada dipihaknya.

"Baik"

"Ini.. Selamat untuk kelahiranmu, Terima kasih sudah menghasilkan cucu untukku" Itu amplop merah dengan ukir emas. Memang biasa diberikn orang tua sebagai tanda selamat.

Tebal tidak perlu menghitungnya sanji tau itu pasti uang yang banyak.

Sanji menerima dengan sepenuh hati, berterima kasih dan menunduk hormat sopan sampai dragon pergi menghilang dari pandangan.

Sorot mata sanji jatuh dan menghilang, dia emosional itu adalah hadiah pertama dan mungkin satu-satunya dari kerabat. Karna dia tidak punya siapapun. Meski begitu ragu pada diri sendiri siapa dia disana.

Dilain hal dia hanya merasa buruk pada putranya. Miko berhak diberikan lebih. Bukan ia merasa serakah. Tapi Miko memiliki keluarga dari ayahnya.

Bahkan tidak ada ritual dirumah ini yang biasa dilakukan saat menyambut kelahiran, atau minimal berdoa syukur untuk kehadiran anaknya, berkumpul dan makan bersama. Ia ingin anaknya diberkati jika tidak pergi ketempat khusus menemui pemuka spiritual setidaknya di rumah ini.

Tapi bahkan ayahnya sendiri lupa memberinya nama. Kakeknya hanya formalitas memberi segepok uang. Tidak ada berkat yang benar, anaknya seolah tidak disyukuri.

~~~

Ada keributan dari beberapa orang yang berlari sebelum tau apa yang terjadi.

Itu arah dapur dimana Sanji berada, pria-pria pegawai membawa APAR menghentikan api dari panci yang terbakar.

Luffy membawa Sanji menjauh, "itu bahaya kenapa kau hanya diam saja?!" Luffy terlalu khawatir sampai marah. Tapi pria yang ia tarik dan dekap bahkan tidak bereaksi.

Nami terkesiap "Tuan Sanji tanganmu"

"A!!" Luffy menganga.

Dapur dibereskan pelayan, tidak ada masakan yang selamat panci gosong sampai berkerak. Sayur dan bahan yang tersisa kotor berantakan bercampur dengan hanyir darah.

Fake Face (Luffy x Sanji) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang