Itu tempat yang pernah Sanji kunjungi tapi mungkin karena waktu berlalu cukup lama ia hampir tidak mengingat bagaimana suasana di dalam.
Mall milik keluarga D yang sekarang Miko kelola pribadi. Di lantai tersebut terdapat banyak restoran semi outdoor sehingga kau bisa merasakan udara dari luar dan juga megahnya mall bersamaan.
Miko mengajak Sanji kesana dan melihat-lihat. Karena Sanji sedang memeriksa lokasi dimana ia akan membuka restoran juga.
Tapi ini sudah jam makan siang, jadi anak itu mengajaknya pada salah satu restoran. Itu restoran udon yang familiar yah Sanji tau karena ini cukup terkenal dan memiliki banyak cabang mereka salah satu franchise yang dia pernah sebutkan sebelumnya.
"Tidak apa-apa kita makan disini pah?" Tanyanya
"Ya.." Dia pasti sangat menyukai udon
Sanji dipesankan oleh Miko, dan dia meminta beberapa gorengan dan tambahan telur. Dua mangkuk Niku udon datang dan mereka makan. Pelayan memberikan cup udon ternyata Miko memesan tambahan udon shake.
Menikmati udon hangat dan garing dari gorengan karena menambah telur yang setengah matang kuahnya menjadi creamy. Tiba-tiba diluar hujan dan...
"Ah ini mengingatkan akan masa lalu" Gumam Sanji.
"Um" Dibalas Miko yang tak ia dengar ketika itu semua makanan miliknya dimeja habis sedangkan sang papah masih santai makan dengan mulut penuh seperti tupai.
Ketika makanannya sudah habis "bolehkah aku menambah satu mangkuk nasi.. Dan.. Disert" Pinta Sanji tak sadar bersikap agak manja.
"Baik kau ingin apa?" Tanya Miko.
Makan itu selesai tapi setelah Miko membayar makanan Sanji masih asik dengan lava puding mangga yang ia makan. Ada senyum kecil di bibir Miko melihat itu sambil membayangkan siapa yang sebenarnya telah meminta itu semua. Itu sudah pasti dari sijanin yang masih segumpal darah.
"Apa kau ingat ketika hari ayah datang dan meminta maaf padamu?" Membuyarkan Sanji yang sedang asik dengan sendok puding.
"Ah.. Um.. Ya" Kenapa kau bertanya? Sanji melepas sendok yang baru saja ia kulum sambil melamun melihat pemandangan taman yang terguyur hujan dari kursinya. Dan dia menjadi gugup tiba-tiba karena suara Miko berubah rendah dan dewasa.
Matanya tak bisa menyembunyikan kegelisahan. Dan Miko melihat gelagat itu sedikit mendengus.
"Ayah bilang, aku membuat franchise dari masakanmu.. Dan franchise yang kau sebutkan saat mengajari Hanny dan Eve membuat udon shake adalah restoran ini bukan"
".. Y.. Ya" Lalu? "Bisakah kau tidak menyebutku kau tapi pah" Gumam tambahan..
"Ini adalah milikku" "Ya" Tapi seolah tak tulus
"Ouh benarkah?" Sanji sejujurnya senang tapi juga ia merasa sedih. Entahlah.. "Tapi apa yang kau pikirkan?"
"Huh?"
"Maksud papah.. Niatmu membuka restoran franchise ini?"
Wajah Miko berubah, entah kesal, entah kecewa ya sesuatu yang mirip dengan itu. Apa dia mengharapkan aku merasa bangga? Pada akhirnya dia tidak menjawab. Dan Sanji meninggalkan mangkuk puding mangga kosong dimeja. Dia pun masih bingung untuk mendeskripsikan situasi dari perasaan mereka masing-masing. Anaknya dan dirinya sendiri sebagai orang tua.
Miko berjalan didepan tidak menunggu Sanji dan mereka kembali ke lokasi. Anak itu menjadi banyak diam berdiri dengan keren sambil melipat tangan. Sesekali membuka gawai yang ia bawa sambil duduk di kursi dan meja yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...
