Hari ini menjadi satu hari yang menjadi biasa. Namun, dulu tidak pernah terpikir oleh Sanji hal-hal ini menjadi rutinitas dan menjadi terbiasa.
Pagi hari yang dimulai dengan bangun dan menerima kehangatan Luffy. Kecuali pada perjalanan bisnis, Sanji akan bangun di samping pria yang sepanjang malam memeluknya seperti guling. Lalu bibir kering sehabis bangun itu akan menandai pagi di kening atau dibibirnya.
Manik hitamnya hangat menunjukan rasa lega, kalau itu benar-benar sang pemilik manik biru di sampingnya. Mata dan wajah itu menjadi rekaman berulang di setiap pagi.
Sanji yang bersiap selalu dengan dibantu nami, setelah itu ia ke dapur menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Yah, sekarang ini benar-benar keluarga dalam artian sesungguhnya diperkuat dengan legalitas. Sejak pernikahannya dengan Luffy dia berada dalam satu akta keluarga bersama Luffy, Hancock, Hanny dan Miko.
Suasana di meja saat kami sarapan bersama.
Hancock sudah duduk dengan sibuk dan siap, tampilan wanita karir yang berkarisma, cantik sudah jelas. Dengan gawai yang dia periksa dan telphone yang darurat sering terjadi dan dia terkadang sudah kesulitan sampai harus mengomel di pagi hari pada karyawannya.
Luffy hanya santai dengan cangkir kopi dan sarapan beratnya sesekali Hancock bertanya meminta approve atau pendapat singkat dan Luffy menanggapi santai tak secemas Hancock. Hanya mereka yang mengerti, itu pasti soal perusahaan.
Tapi kau terlalu bekerja keras Hancock..
Hanny berpenampilan cantik yang anggun, stylenya memang lembut tapi tidak bisa dibilang imut. dia sudah kembali menjadi mahasiswa sekarang. Hanny menikmati sarapan sebelum berangkat ke kampusnya.
Miko berdandan rapih seperti ayahnya hanya saja hari ini ia tak memakai jas. Tapi menunjukkan karisma kuat.
Mereka yang begitu bersinar di pagi hari duduk di meja yang sama bersama Sanji didalamnya. Mereka makan sarapan yang Sanji siapkan. Yang menjadi pemandangan familiar dihari-hari Sanji saat ini.
Dan ketika lagi ia mendapatkan kecupan dari Luffy yang berpamitan dengan Hancock disampingnya merangkul. Sanji melambai alami. Melihat semua orang pergi satu persatu. Kehangatan seolah mengantar anggota keluarga pergi dengan rutenya masing-masing.
Yang paling penting kedua anak di keluarga ini sudah terjamin pergi dengan perut penuh.
"Aku juga akan bersiap pergi" Gumam Sanji.
"Semuanya sudah selesai, kita bisa pergi kapanpun" Ucap Nami. Dan setelah penyesuaian akhir dia naik mobil bersama Nami dan Supir yang Hancock siapkan khusus untuknya.
Jadwalnya hari ini adalah mengecek restoran yang sudah ia resmikan saat 2 bulan masa kandungan dan sekarang restoran ini sudah menginjak bulan ketiga operasional. Disambut baik para penikmat makanan menjadi satu restoran fancy yang sedang naik daun.
Ini menjadi tempat berkumpul baru bagi mereka yang dulu bekerja di curve. Sang junior dan chef koki rekan Sanji lainnya ikut bekerja padanya, sejak tau pria ini akan membuka restoran. Karena hal itu Sanji seolah merasa beruntung karena yang menangani restorannya bukanlah orang-orang baru yang perlu banyak perhatian.
Karenanya terkadang dia perlu membuat Luffy tenang, saat tersibuknya ia akan memeriksa Sanji. Dia bahkan memiliki akses CCTV restoran untuk memantau disini. Bagaimanapun sang junior yang membantu Sanji terakhir kali, meski pernah diancam juga memiliki memori buruk soal keluarga Monkey D. Dia tak takut dan tidak menyerah tetap ingin membantu Sanji untuk mengelola restorannya.
Yah Luffy dan sang anak juga masih tak bisa tenang walaupun tau sekarang Sanji resmi diposisi keluarga yang sulit membuatnya pergi. Keberadaan junior itu dianggao seperti ancaman. Mereka bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...