61.S2

65 8 3
                                        

Gemerlap sebuah pesta yang diselenggarakan Monkey D Grup. Sanji memakai Jas nuansa putih yang tiba-tiba Nami kenakan pada tubuhnya.

Sebelumnya..

Setelah Miko membawanya dari paviliun menuju meja, anak itu membuatkan sup ayam jahe yang hangat dan lezat. Mengejutkan..

Sanji tidak punya waktu untuk curiga karena ini adalah makanan pertama yang dibuat oleh anaknya. Kehangatan dari sup itu memenuhi tubuhnya dia hampir menangis tapi hanya bisa ia tahan diujung tenggerokan.

Hanny yang baru saja pulang bergabung dan menceritakan hari-harinya kembali masuk universitas. Anak itu terlihat senang karena pada dasarnya dia suka belajar. Suasana ini tidak buruk dan melegakan bagi Sanji.

"Sup yang enak papah"

"Bukan aku yang membuatnya"

"Sstt, enak bukan?" Tanya Miko.

"Un enak" Hanny yang makan dengan nyaman.

Setelah mereka selesai makan. "Hanny yang membuat sup itu Miko"

"Ehhh!!! Wah sial"

"Kenapa kau mengumpat Hanny?"

"Ah tidak.. Papah.. Ahh maafkan aku, hanya saja kakak memasak itu saja membuatku merinding aku berharap tidak sakit perut.. Aku bisa terlambat bersiap.. Pah sebaiknya kau bersiap juga" Anak itu pergi terbirit.

"Bersiap??"

Miko kembali, dan mengantarkan Sanji ke kamar. Nami disana dengan beberapa maid sedang sibuk.

"Papah, aku bisa memandikanmu"

"Apa yang kau katakan anak nakal!"

"Kenapa? Orang tua lain akan mengizinkan anak membantunya mandi jika ia terluka.. Mengapa aku tidak bisa?"

"Kecuali kau.. Ti.. Tidak boleh! Lagi pula untuk apa aku.. Mandi sekarang..?"

"Kita akan menghadiri pesta" Anak itu mengangkat Sanji dengan paksa dan membawanya ke kamar mandi.

"Keluar! Miko keluar!" Bentak Sanji ketika mereka sudah berada dikamar mandi.

Bathtub sudah siap dengan air hangat yang diberikan essential.

"Aku hanya akan membantu pah.. Aku janji tidak melakukan apapun" Ucapnya terdengar putus asa.

Sanji tidak mau tapi sepertinya anak itu tak berniat mengalah. Selama dia mengatakan itu Sanji hanya bisa percaya.

Miko membuka baju yang sanji gunakan, wajah ini sudah sangat merah menahan malu. Dia tidak berani melihat wajah anaknya. Terlebih jika dia sudah mengaktifkan mata yang seolah sangat lapar ingin memakannya.

Kakinya masuk merasakan hangat, ada ganjalan dan kedalaman air pas tidak menyentuh perutnya. Saat sanji merasakan rasa hangat pada area sensitif. yang artinya dia benar-benar ditelanjangi, dan Sanji tidak lagi bisa menahan malu.

"Miko.. Aku.. Mohon.. Biarkan.. Aku mandi sendiri" Ucapnya payah.

"Dokter bilang bahwa, kau terlihat baik-baik saja diluar tapi kau masih terluka pah.. Aku tau sebagian adalah kesalahanku.. aku tak bisa membiarkanmu sendirian ketika aku berada disini, aku tau kau masih takut padaku, tapi aku sudah menahan diri sebanyak ini"

"Maka lebih baik kau tidak berada disini"

"Tidak bisa, mengertilah terasa lebih buruk membiarkan kau disentuh para pelayan.. Jadi Terima saja apa yang anak ini lakukan untukmu"

Sanji tidak bisa menjawab, tubuhnya lebih merasa cemas sampai ia tidak sanggup lagi bicara. Lalu anak itu berbisik "tutup saja matamu, pah"

Mengikuti perintah itu, Sanji memejamkan mata dan bersandar pada dinding bathtub. Merasakan handuk hangat yang menggosok lembut tubuh dan kaki. Terakhir pada lengannya. Sebenernya ide ini tidak bagus karena setiap sentuhan tak terlihat ini malah membuatnya semakin sensitif dan was-was disaat bersamaan.

Fake Face (Luffy x Sanji) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang