40.S2.2 ⚠️⚠️⚠️⚠️

193 15 3
                                    

*ini inces eksplisit, skip ga masalah karna cerita masih nyambung walau ga baca ini

Bantal yang nyaman, udara yang bersih ruangan yang terasa segar atau tubuhnya yang terasa lebih baik saat sadar. Sanji bangun di tempat asing.

Meraba selimut yang ia duduki, mengobservasi ruangan bingung dimana ini. Sambil menumpulkan sisa-sisa kesadaran.

"Sudah bangun?"

Melihat asal suara. "Miko" Setelah melihat wajahnya tanpa sengaja, Sanji mengalihkan pandangan ke bawah ia belum bisa langsung menatapnya.

Dan melihatnya ada disini, jadi dia sudah dibawa anaknya sendiri. Tapi ini bukan kediaman monkey d.

dia ingat sebelumya.. Miko mengancamnya soal keluarga Riku. Tubuh sialannya sudah tak berdaya bergetar menunjukkan kelemahan yang sudah ia coba tutupi. Patung sudah hancur menjadi butiran pasir yang berserakan. Dalam situasi dimana dia mudah untuk dibawa karena sudah terlanjur mari sementara mengikuti ritme untuk bersiap memikirkan cara menyelesaikan ini.

Jika dipikirkan entah apa yang anak itu masukan pada tubuhnya, efeknya baik membuat pikiran Sanji jernih. Ia tidak terlalu takut dan bisa bernafas dengan baik tanpa sesak akibat cemas.

"Ekh??" Sanji mengerang dan ia terkejut, Miko menarik wajahnya tapi mendorong tubuh Sanji kekasur, menindihnya dan mencengkram tulang dagunya. "Apa yang kau-?"

"Ssttttttt" Miko menghentikan Sanji berbicara dan lalu melepar wajah Sanji kesamping. Tangan Miko bebas.

"Miko!" Panggilan pertama atas apa yang sedang terjadi, sabuk pinggangnya dibuka suara dentingnya jelas dan celananya menjadi longgar.

"Miko" Sanji menghalau tangan miko yang sekarang menyentuh baju dan sedang mencoba membukanya.

"Miko!" Tangan Sanji terhempas anak itu kuat menolak pencegahannya. Tak sabar karna pakaiannya itu dirobek dengan mudah, kulit Sanji tergores kuku akibat ronta dan gerakan rusuh Miko.

"Miko!!!!!!"

Sanji memanggil nama anaknya terus menerus, saat anaknya yang jauh lebih besar sekarang dengan kasar sedang menanggalkan paksa pakaiannya.

"Mi..ko..o!" Suaranya gemetar dan sudah merasa ngeri. Entah apa yang coba dia(Miko) lakukan padanya. Apa Miko begitu membenci Sanji dan mencoba menghinanya karna sudah meninggalkan saat ia masih kecil. Seberapa banyak rasa bersalah Sanji, tapi ia tidak bisa menerima perlakuan ini begitu saja sebagai balasan atas dosanya.

"Berhenti Miko!!!"

Plakkkk!!!

Pukulan keras, mendarat pada pipinya membuat leher berputar penuh. "Ughhh hiks" Meringis sakit dan telinganya berdengung cukup keras tanda pukulan(tamparan) anak itu tidak main main.

Suara panggilan berhenti berganti tangisan. Sanji hampir tidak percaya dan wajahnya memucat pasi. Apa ini benar anaknya? Ia takut untuk menoleh dan semakin tak ingin melihatnya.

"Apa.. Hiks.. Yang coba kau lakukan?" Sanji menutup tubuh yang tak dilapis kain sekarang dengan tangannya. Tanpa menunjukan wajahnya yang masih dalam posisi efek tamparan, ia ingin berbicara tegar dan tegas tapi isakan lolos juga merasa buruk lemah.

"Ughhh..." Tangan Sanji bergetar menutup mulutnya menahan isak. Jika saja ia adalah orang tua biasa tanpa bayangan masa lalu dia tidak akan payah seperti ini dihadapan anaknya. Mentalnya begitu menyedihkan.

Miko menyerahkan tubuhnya, memeluk Sanji dan mengusap punggungnya. Umm indra sensitifnya dibuat bangun dan itu menggelitik dengan cara aneh Sanji mendorongnya karna dia bukan memeluk.

Fake Face (Luffy x Sanji) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang