47.S2.01 Aku tidak.. hanya saja..

59 5 1
                                    

Ketakutan cemas wajar bagi orang tua dimana anaknya dilempar sukarela pada bahaya. Cara asuh keluarga D sangat tidak Sanji terima.

Selesai liburan dirumah tuah Garp dan pertengkaran dengan Luffy. Sanji banyak melawan Luffy dan memiliki kecemasan berlebih jika Miko hanya berdua dengan ayahnya itu.

Luffy masih tidak terima akan tatapan Sanji yang menurutnya menghina. Hukuman yang pantas akan itu, Luffy tak lagi membiarkan Sanji mengasuh Miko.

~~~

Kamar dingin, desah dan desah kegiatan Sanji hanya sebagai pemuas napsu Luffy yang menginginkannya mendesah menyebut namanya sensual.

"Ahhnghhh~~~ Luffy~~~" Setelah desah seksi sesuai pesanan ditambah cum penuh dari pria itu maka barulah ia bisa bertemu dengan anaknya.

"Miko"

Transaksi itu awalnya baik, tapi semakin lama itu menjadi transaksi iblis.

"Ah sayang Miko kita sudah masuk sekolah dasar dia memiliki kegiatan lain.. Bermain saja denganku"

"Fotonya saja ya.. Hari ini lagi aku tak bisa membawanya"

"Hancock tak melarang tapi saat ku ajak anak itu menolak karna ia bilang akan ada seleksi Olimpiade matematika"

"Dia sepintar kau Sanji.. Hancock bilang dia belajar sendiri dengan baik.. Dia sedang belajar jadi tak bisa kesini"

Entah kebohongan atau permainan, yang jelas harga pertemuan itu semakin mahal, dan Luffy tak tau malu menjamah tubuhnya paksa tanpa menepati janjinya.

Sampai anak itu datang sendiri.. "Hallo" Tak lagi memanggilnya papah.

~~~

Pov Miko..


Setelah liburan dirumah kakek bersama ayah, papah menjadi aneh. Dia mengatur dan sesekali marah mengamuk tidak dapat dimengerti.

Dia menyalahkan ayah tentang semua hal. Alih-alih terus mengaitkan segalanya demi diriku dia malah tidak bertanya. Karna aku sendiri tak melihat kesalahan ayah. Aku menyukai apa yang kami lakukan. Justru dialah yang menghambat dan bersikap berlebihan menyebalkan.

Lagi pula yang ia cintai hanya kucing bodoh dan tanamannya itu. Jadi kenpa harus ia mempermasalahkan bagaimana ayah mengajakku bermain.

Kekesalanku selalu kutahan sampai tiba akhirnya aku bisa melakukannya dengan tanpa ketahuan. Papahku yang bodoh tak tau saat kucingnya mati olehku dan tamannya hancur juga olehku. Dia yang menangis dan pingsan..

Lemah..

Tak lama dari liburan kakek dan pertengkaran mereka. Ayah mengenalkanku pada istrinya, "kau bisa memanggilnya ibu Hancock"

Dia juga mengatakan aku tidak lagi tinggal dibelakang rumah.

"Tidak buruk" Komentarku.

Soal dia(Hancock)... Dia tidak seperti papah. Papah masih tetap menjadi favoritku. Tapi juga aku mengerti beberapa aspek bahwa papahku tak akan mampu memberikanku apapun selain melakukan hal tidak berguna disana.

Aku ingin lebih, lebih dari ayahku.. Dia terlihat keren dan kuat. Meski aku menyukai papah. Aku tidak mau sepertinya. Melihat wanita yang menjadi istri ayah Luffy, mereka punya aura yang sama (Luffy dan Hancock) dan aku merasa dia layak menjadi ibuku hanya dengan sekali lihat.

Fake Face (Luffy x Sanji) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang