Satu kasir sedang disabotase, Sanji memang banyak membeli baju. Tapi Luffy lebih girang dengan banyak membeli mainan.
Disana penuh dengan mainan figur, mobil dan Robot. Tertulis untuk 3 tahun keatas. Entah dia benar ingin memberikannya untuk Miko atau untuk dirinya sendiri.
Luffy bersiul tanpa bersalah saat sanji menatapnya dengan observasi apa niatannya. Tentu saja itu semua demi Miko.
"Kau bohong yah" Ragu Sanji sebal.
"Tidak" Berkata dengan bibirnya yang maju. Luffy lalu tertawa keras.
Itu akan memakan waktu yang lama. Manager datang dan dia terkejut kedatangan Luffy. "Tuan Luffy kenapa anda tidak memberi tau soal kedatangan anda"
Luffy memasang wajah bingung, "siapa kau?"
"Ah ya saya manager disini, tuan ada apa kemari?"
"Hanya berbelanja"
"Perlengkapan bayi?" Dia sedikit tidak percaya, apa itu untuk istrinya Boa Hancock? Pernikahan mereka bukan rahasia. Tapi Luffy nampak mesra dengan pria manis yang sekarang sedang dicubit pinggangnya, seolah mereka adalah pasangan.
Dia hanya manager outlet tidak baik berurusan dengan kehidupan pribadi orang-orang kalangan atas. Menyimpan kebingungan dia menawarkan bantuan.
Luffy antusias menerima, dengan tawaran itu mereka tidak perlu menunggu belanjaan dan tagihan akan dikirimkan kerumah.
"Sanji, ayo kita berkencan?"
"Bagaimana bisa... Miko menunggu di rumah, sebaiknya kembali"
"Miko bersama Nami, dia aman.. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu dan menebus hari itu"
Sanji mengangkuk ragu, dia enggan pergi tapi juga ingin melakukannya. Selain karna bisa bersama Luffy, jauh dalam keinginan Sanji udara diluar rumah adalah apa yang dia rindukan.
Alasan kenapa dia tidak menolak tegas dan sedikit mengesampingkan Miko. Bukan karna dia tidak memikirkanya dan egois, tapi dia ingin sedikit bernafas. Sambil berkata pada dirinya, jika Miko sudah lebih besar sanji berjanji akan lebih sering membawanya bermain dan menikmati dunia luar.
Sanji tidak berfantasi seperti sebelumnya tapi itu datang dengan sendirinya. Dia tidak berinisiatif dan menjadi lebih membosankan. Seperti saat dia antusias di tengah kehamilan merancang kegiatan bersama pasangannya.
Luffy peka, karna sebenarnya ia menunggu Sanji mengatakan tempat yang dia inginkan sebagai tujuan kencan. Tapi pria itu nampak masih menyimpan kekecewaan sehingga tidak ingin mengajukan ide.
Mereka memutari mall, tanpa tahu harus kemana. Sanji bahkan tidak tertarik untuk berkunjung pada deretan outlet yang memajang baju, jam, perhiasan, tas dan sebagainya. Padahal jika ia tunjuk semua itu Luffy akan senang hati menguras isi dompetnya.
Mall ini semi outdoor ada bagian yang terpapar lampu juga cahaya hangat asli dari matahari, dengan langit-langit yang tinggi nuansa putih. Ada hiasan tanaman dan emas diatas dengan lantai kayu juga marmer batu-batu, outdoor indoor dalam satu suasana.
Jarak antara outlet yang bersebrangan berjauhan dan ditengah jarak itu ada stand-stand kecil yang menjual cemilan jadul atau pernak pernik vintage.
Mereka bergandengan dan berjalan bersama tapi seperti dalam dua dunia berbeda. Sekarang entah apa yang dipikirkan Sanji. Tapi Luffy tidak henti melihatnya. Sambil berusaha membaca apa yang dia pikirkan.
Luffy tiba-tiba bernostalgia pada saat mereka pacaran, Sanji memang tidak pernah berinisiatif. Mungkin karna dari awal dia tidak menyukainya.
Mereka hampir tidak pernah menghabiskan waktu di mall, mereka hanya melakukan interaksi intim di rumah sanji. Memasak bersama, menonton atau tidur. Yah kadang Luffy akan ketiduran saat sanji membaca buku mengabaikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanficlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...