Rengkuh nafas tipis yang berhembus cepat secepat detak jantung yang berdetak upnormal. Dada yang kembang kempis sesekali berdenyut.
Matanya terpejam ketat, bulu mata saling beradu seperti gigi bunga Venus flytrap saat mengatup mencengkram serangga. Dia bergetar, seluruh tubuhnya tegang membuat seluruh tubuhnya sensitif. Indranya menjadi peka akan kekhawatiran dengan apa yang terjadi di masa depan.
"Ughhh..... Hiks...ss Huh.Huh... Ugh.. Hah.. Hhah.. Hhah.."
Basah.. Benda basah dan elastis menyentuh pipinya yang berdenyut sebelumnya. Slurpp.. Cup.. Luffy menjilati pipi dimana sebelumnya tangan kasarnya menampar. Mengecup bagian kulit yang bergaris akibat luka, mengoleskan liur pada kulit pipi yang perih berniat mengobati.
"Hahh~~ cup.. Maafkan aku.. Maafhhh~" Bisik halus dengan suara lirih yang rendah. Sambil terus mengecup daerah itu bekas ruam merah.
"Maaff.. Heuk.. Hahhh.. Sanji.." Suaranya bergetar, berdesir dengan nafasnya. Dia berhenti mengecup pipi Sanji.
Pria diatasnya itu memeluk tiba-tiba, hidungnya menempel dengan telinga yang sensitif menegang. "Maaff.." Lagi ucapnya dan Lengan besar melilit Sanji tapi tidak terasa sakit.
Lehernya dingin, akibat air asing yang mendarat. Itu berasal dari manik hitam yang sedang menangis.
"Aku.. Hanya sangat takut.. Aku tidak lagi mau kehilanganmu.. Kumohon.. Sanji.. Ini berat dan menakutkan untukku.. Ugh.. Hah.. Bisakah kau berjanji.. Jangan berpikir lagi pergi dariku? Um..kumohon cup!" Suara yang penuh keputusasaan.
Tapi.. Aku tidak akan lagi tertipu.. Meski kau menangis darah sekalipun.
"euk.. Hah.. Cup" Luffy memejamkan matanya dan menikmati setiap kulit sanji dalam dekapnya, dia seperti anak anjing yang haus kasih sayang induk. Memberi kecup dan tanda dilehernya berkali-kali dengan putus asa menandai ini miliknya.
Deru nafas yang semakin berat dan bernapsu. Dibawah sana penisnya tegak tegang terus menggesek milik Sanji. "Hengg~~ah" Sanji merasa mening pening dengan penestrasi Luffy yang lembut.
Sanji mendorong Luffy, dan tubuh itu terdorong. Wajah Luffy kaget dengan mata bulatnya dan berubah cepat menjadi ia yang terlihat sedih.
Apa itu.. Mengapa kau memasang wajah itu?
Luffy diam roma merah terukir dibawah mata dan pipinya, dia seperti singa yang sedih dan terluka.
Seolah akulah yang jahat disini..
"Sanji...." Suara yang penuh dengan kerinduan.
tangan Luffy menumpu menekan kasur dan tubuhnya kembali mencondong ke arah Sanji.
Lidahnya kembali mejulur lembut mejilat bibir Sanji lalu mengecup. Selagi melakukannya dia menutup mata. Kecupan itu beberapa kali melumat menghisap meski Sanji tak membuka mulutnya.
Luffy berhenti memundurkan tubuhnya, kelopak mata bulat itu terbuka matanya yang sedih berubah hangat seperti bahagia. Luffy melihat jelas pantulan dirinya di mata biru Sanji.
Kepalanya jatuh didada Sanji mendengarkan detak jantung yang berderu lebih stabil dari sebelumnya.
"Kau tidak menghindar.. Sanji" Suara penuh syukur. Menyadarkan sanji..
Ya(?).. Kenapa.. Tanyanya pada diri sendiri. Ya kenapa saat Luffy melakukan itu dia tidak menghindar..
Manik hitamnya berbinar kembali menatap lekat Sanji. Lengannya menyisir rambut pirang dan melepaskan ikatan, rambut Sanji terurai jatuh perlahan membungkus rahang yang tajam menambah ke seksian pria manis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Фанфикlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...