Hari berganti bayi yang masih merah sudah diantar pulang, dalam gendongan Nami bayi itu akan memasuki Rumah ayahnya untuk pertama kali.
Sanji dibantu Luffy turun dari mobil dan menggendongnya menuju kursi roda, sebagai pasangan yang peduli ia melakukan semua dengan hati-hati karna takut Sanji terluka.
Sebenarnya Sanji dalam kondisi yang masih harus rawat inap, tapi ia terus meminta pulang. Itu bukan permintaan, lebih tepatnya pemaksaan.
Luffy didesak dengan ekspresi tidak puas dan mendapat kata-kata buruk. Sanji seolah selalu mendorong mereka pada pertengkaran. Luffy tidak mengerti kenapa dia begitu sensitif, jujur saja itu mengesalkan. Ini seharusnya menjadi hari bahagia tapi dia begitu sulit dibujuk.
Jika dokter tidak mengingatkan soal kondisinya, Luffy hampir terbawa emosi karna dia tidak bisa berkompromi.
Dokter mengatakan tubuh Sanji sangat lemah tapi dia tidak menyadari itu, Sanji sempat banyak bergerak pasca melahirkan dan tidak sengaja terluka.
Tanpa memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pria berjas putih itu hanya meminta Luffy untuk lebih perhatian dan berusaha membuat Sanji nyaman. Berikan saja apa yang dia inginkan selama tidak berbahaya.
Itulah sebabnya permintaan Sanji untuk pulang dikabulkan.
Sesampainya mereka di kediaman Monkey, Luffy Sanji dan Bayinya disambut hangat para pegawai. Mereka mendadak kembali sejak nami kebingungan dimana mereka semua saat hari kelahiran.
Entah kenapa hari itu hampir semua orang tidak ada, makanya hanya dia seorang dan supir yang menemani Sanji bersalin.
Ucapan selamat tulus terdengar dari para pegawai yang ikut bahagia atas kelahiran cucu pertama dari keluarga ternama itu.
Luffy bangga dengan ucapan selamat, dan dia senang anaknya adalah cucu pertama di keluarga ini. Meski tidak ada persaingan kekuasaan antara dirinya dan kakaknya. Perasaan unggul tidak bisa ia tutupi, apalagi bayinya lahir dari pria yang pernah disukai Ace pula. Kebanggaannya menjadi berlapis-lapis.
"Tuan Luffy selamat untuk kelahiran anak pertamamu mu"
"Selamat tuan Sanji, anda sudah melahirkan bayi yang sehat"
"Tuan siapa namanya"
Pada pertanyaan itu Luffy terdiam, benar karna pertengkaran dan fokus pada kondisi Sanji. Mereka bahkan tidak sempat memikirkan nama bayi mereka.
"..."
Melihat Luffy yang diam bingung, dan Sanji yang bisu tanpa ekpresi terbaca. Seketika suasana menjadi canggung.
"Semua Terima kasih untuk sambutan ini, tapi Sanjiku perlu istirahat"
Mereka naik keatas, Hanya Nami yang mengikuti dan menjaga kebutuhan Sanji juga bayinya.
Memperhatikan pasangan dan bayinya, roma para pegawai nampak tidak semeriah sambutan. Terdengar bisik yang tertangkap oleh Nami, namun suara mereka tidak jelas.
Luffy mendudukan Sanji dikasur begitu lembut, dia menyelimuti kakinya, menyimpan bantal di punggungnya.
"Apa ada yang sakit?"
"..."
"Hmmm Sanji, bagaimana soal anak kita? Kau sudah memberinya nama?"
"..."
"Haha kita bisa menbahasnya nanti.. Dia anak pertamaku jadi harus hati-hati memilih namanya"
"Dia anakmu, kau yang harus memikirkannya" Sanji akhirnya berbicara tapi matanya bahkan tidak menatap Luffy dengan nada tidak berminat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...