51.S2 ⚠️⚠️⚠️

139 9 5
                                    

Hembusan angin masuk, menyejukan tubuh yang memanas. Sanji merasakan hembusan yang beradu dengan keringatnya yang menyatu dengan milik Luffy.

"Euk...hah.. Ah.. Ah.. Ah.. Lu.. Euhhhh.. Ahh.. Luffy.. Berhenti"

Jari Luffy sangat panjang, dua jarinya menggunting terus membuka jalan.

"Ahhh... Euk.. Ah. Luffy.." Dia mengaduk, terus menusuk titik sensitif Sanji yang ia sudah hapal dimana.

"Ahh...hah.. Hngg.. Mmm.." Sanji tak bisa mempertahankan tubuh lurusnya, mengelinjang keenakan. Ia memegang spray erat, seerat rasa frustasi dari kenikmatan yang tidak mau ia rasakan.

Sanji mengeratkan gigi menahan erangan ketika Luffy masih terus menyerang titik enak itu.

Akuhh.. Bisa.. Gilaa..heuk!

Luffy mendekatkan wajahnya dan lagi menciumnya, mulutnya penuh dan tak bisa membendung jus cairan dari enzim keduanya.

"Ahh.. Ahh.. Ti.. Ah.. Ah.. Dahhh.. Luffyy~~~~~~~!!!!"

Syurr~~~

"Hehe.." Pria ini tersenyum menang, Sanji keluar membasahi celana dalam putih yang tidak dibuka.

Slurpp...cup.. Cup.. Luffy menjilati jari yang basah oleh cairan Sanji.

Hentikan..

Wajah Luffy sangat tampan sekarang, keringat tipis jatuh dan seksi ketika menikmati cairan Sanji.

Luffy menurunkan celananya, penis nya seolah berkata.. "Hallo" Sudah penuh dan basah, itu sangat padat.

Wajahnya menyengir seksi didepan Sanji yang sedang menatap serius pasi. Tangan Luffy membalut cairan Sanji melumasi penis berurat itu tepat didepan matanya.

"Aku.. Tidak.. Mau.. Hiks" Sanji mundur beringsut kebelakang tangannya menutup wajah.

Luffy lagi mengambil tangan itu dan membuat Sanji fokus menatapnya. "Tenang lah sayang" Lidah Sanji menjilati dirinya lagi dan memberi kecup dengan hidung yang bertemu hidung.

"Hahh... Hahhh... Hahh... " Nafas Sanji yang mulai teratur berhembus menggelitik beradu bersama nafas berat Luffy. Nafas Luffy panas menyentuh keringat tipis diwajahnya. Otot di wajahnya mendidih.

Manik hitam Luffy memandang lekat sangat dalam penuh perhatian, menyihir sangat hangat tanpa intimidasi, Sanji tanpa sadar memandangnya tanpa berkedip, selagi Luffy menunjukan wajah sensual dan memberi hisap manis dengan bibir tipisnya. Cup.. Cup.. Cup.. Cup

Itu seperti menghibur rasa gugup dan takutnya. Bagaimana bisa rasa ngerinya, memori mengerikan sex kasar yang menghantuinya juga ditenangkan oleh manusia yang sama. Semua dimasa lalu seperti tidak pernah terjadi secara nyata dan hanya dalam mimpi buruk yang fana.

Sangat lembut, menggelitik, setiap bibir tipis itu menyentuh kulit wajah. Bibir yang sama menyakiti, tapi tak bosan mengatakan bahwa Luffy sangat menyukai dan mencintainya. Semua ungkapan manis itu terus dapat ia dengar di setiap bibir lembutnya menyentuh wajah. Saat seperti ini seolah seluruh kenangan melebur, membuat Sanji kembali lagi berpikir.

Mungkin.. Aku yang terlalu fokus pada hal buruk.

Tidak semua kenangan kita itu buruk-luffy.

Ya.. Mungkin...

Mata biru itu bergerak teralihkan dan Luffy mendaratkan bibirnya dikelopak. Seolah berkata "kenapa kau memikirkan hal lain saat aku didepanmu"

Matanya menunjukan kesal yang menggemaskan, Sanji tersihir ingin mengelus wajah yang seperti anjing kesepian. Luffy....

"Eukk!! Ahh"

Fake Face (Luffy x Sanji) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang