"......... Dikabarkan keluarga dengan jejak sejarah panjang itu akan kembali untuk berlibur, sejak kematian dari kepala keluarga Nevertari. Tidak pernah ada berita kunjungan pada negara lain...."
Berita di akhir pagi hari dari TV yang menyala kesepian dalam keramaian, hampir tidak jelas terdengar diruangan super sibuk.
Semburan api, denting piring yang dicuci, air wastafel yang mencuci sayuran, desis panci, suara memotong, minyak panas yang menggoreng. Koordinasi pesanan dan ada juga teriakan dari senior yang memarahi anak magang.
".. Apa kau tidak bisa melakukanya?! Dan apa katamu!!! Kau hanya memasak kari untuk tamu ekomomi huh!? kau harus banyak belajar pada seniormu!!!!"
"Iya!" Jawab malasnya sedikit angkuh.
"Kau ini!" Senior hampir memukul karna menganggap itu prilaku kurang hormat.
Lainnya coba melerai, karna jika diluar kendali, itu akan menyebabkan kekacauan di dapur.
"Hey dia dimarahi lagi lihat" Senggol koki wanita.
Hanya melirik tanpa tertarik, balasan dari si pria.
"dasar tidak pernah belajar" Lanjut komentar wanita.
"Sebaiknya kita tidak ikut campur" Balas pria
"Apa kau masih um?"
"..." Dia tidak menjawab, berkonsentrasi dengan sup yang akan dihidangkan malam ini.
"Sanji... Kau masih ingat kejadian itu?"
"Tidak violet, ayo fokus memasak saja oke" Jawabnya dengan memberi tatapan hangat. Nada bicaranya lembut karna lawan bicara adalah wanitanya.
"Baiklah" Senyum elegan violet. Matanya tiba-tiba menatap serius membuat Sanji terkesiap. "Ada bumbu diwajahmu?" Wanita itu mengusapnya dengan serbet.
Sanji kikuk dan dia merasa malu sampai menyembunyikan wajahnya. "Terimakasih" Desirnya malu.
Violet ternyum.
Junior yang dimarahi menatap sanji kesal, padahal Sanji bahkan tidak mengganggunya.
~~~
Sanji masuk ruang penyimpanan, sekitar 30 menit sebelum open kitchen. Dia termasuk koki yang teladan karna selalu mempersiapkan apapun lebih awal dari yang lain.
Mengangkat keranjang kentang untuk dibawa keluar. Dia mendengar suara, pikir Sanji dia sendiri tapi juniornya ada disini juga.
Junior itu menyender pada rak, melipat tangannya. menutup jalan Sanji. Lalu mencoba mengintimidasi.
"Karnamu aku memasak hidangan ekomomi! Tidak! apa itu layak disebut hidangan?! Hewan saja tidak memakannya"
Sanji menatap tanpa minat, maju mencoba jalan. Tapi junior itu tidak mau memberi jalan.
"Bukankah kau harus meminta maaf padaku?!"
"...." Sanji diam bahkan tidak menatap wajahnya, ia melihat kebawah tanpa menunduk.
Terjadi keheningan Sanji menurunkan keranjang, berniat pergi tidak meladeninya. Namun, tentu saja junoirnya itu tidak mau membiarkannya.
"Kau paling menyebalkan, wajah datarmu membuatku kesal" Geramnya pada Sanji.
"..."
"Ku bilang kau harus bertanggung jawab! Berkatmu aku kehilangan kesempatan mengembangkan pengalaman! Koki mana yang tidak bisa membuat kare! itu terlalu mudah dan menghinaku yang lulus dari akademi ternama!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...