Malam semakin larut, kediaman mewah yang menjadi impian kebanyakan orang. Dibagian belakangan rumah besar itu, siapa yang tau apa yang terjadi. dua orang masih dalam urusannya.
Remang-remang dalam kamar luas yang hanya diterangi cahaya bulan. Jika ia dalam situasi berbeda mungkin ini bisa jadi satu malam yang indah. Menatap dan menikmati cahaya bulan, sambil menunggu bintang jatuh dan membuat permohonan.
Meminta kebahagian.
Tapi dia yang diterangi cahaya bulan merasa ditarik jauh dalam gelap.
Semuanya hanya rasa sakit.
Dia merasakan kulitnya menebal dan keras, guncangan bertubi-tubi tidak bisa dia hitung. Awalnya perih menjadi mati rasa. Sarafnya sampai kehilangan respon, tapi ada panas, dan saat air matanya jatuh melewati bagian itu dingin menusuk, seperti ribuan jarum mikro menancap.
Pikirannya menurun dan sekarang linglung menjadi merasa idiot.
Telinganya berfungsi mendengar suara adu kulit tamparan, ketika berhenti hanya kingggggggg yang ia dengar.
Dengung yang panjang seolah alat dengarnya akan meledak.
"Melawan lagi dan aku akan mengembalikannya padamu berkali-kali lipat"
Suara familiar, intonasi dingin yang menusuk.
Degdegdegdegdegdeg.
Tubuh Sanji bergetar hanya dengan itu. Seolah semuanya sekarang jauh bukan dalam kendalinya. Orang di depannya! Dia yang mengambil kontrol pertahanannya.
~~~
Mata Luffy membidik gelagat Sanji. tubuhnya gemeteran hebat, matanya tidak kosong tapi seperti berada dalam paralel lain.
Nafas yang berderu tidak teratur, seperti trenggiling yang menjadi bola untuk perlindungan diri, Sanji melakukan hal yang sama. Dia meringkuk diatas kasur.
Tubuhnya banjir dengan keringat, mulutnya menggigil seolah kedinginan, tapi wajahnya merah seperti kepanasan. Bersamaan terlihat pasi pucat.
Luffy terus menatapnya, dia seperti menikmati setiap detik dari apa yang ditangkap matanya.
Sekarang dia sudah kehilangan akal karna amarahnya, sampai-sampai tidak terlihat seperti marah.
Ini bagian dari sisi predator, perasaan senang saat mangsanya yang melawan akhirnya merasa terancam. Lalu kehilangan mekanisme pertahanan mereka. Menjadi bodoh sesungguhnya sampai-sampai otaknya malfungsi untuk berpikir kabur.
"Ha... Sangat bagus" Luffy mengibas rambutnya kebelakang. otot-otot tubuhnya terlihat yang berdenyut bersemangat.
Celananya terbuka mengekspos brand brief yang ia kenakan.
Moodnya sedikit kembali.
Ia naik keatas kasur, melihat bagian merah dari kulit yang mengeras. Jarinya mengelus pipi yang tidak lagi halus dan terasa kasar.
Luffy mendapatkan lirikan, tatapan ketakutan bercampur benci.
Rahangnya mengeras, dia menahan diri sekarang. Sangat sulit, meski sudah beberapa kali mendapatkan tatapan itu. Dia masih tidak bisa menerimanya. Apalagi dari orang yang dia cintai.
Dari kobaran amarah, menjadi tenang dan menatap lebih dalam. Luffy menjadi sosok yang lebih dan lebih mengerikan.
Luffy menjelajah masa lalu, mengingat dua buah bola indah yang selalu terlihat bersinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanficlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...