Restoran dipenuhi tamu yang bisa dibilang beruntung mendapatkan table di event spesial curve.
Semua orang memperhatikan dua tamu yang saat ini paling disorot karna berasal dari keluarga ternama. Yang baru saja bertanya mengapa salah satu stand kosong tanpa koki.
"Dia merupakan koki yang pemalu, anda tau beberapa diantara mereka begitu antisosial"
Vivi dan Ace hanya penasaran lagi pula stand itu tak terlihat menarik.
Dan benar saja stand tanpa koki itu baru saja kalah telak karna bahkan tak mendapatkan satupun suara yang memilihnya sebagai hidangan paling unggul hari ini.
Tapi diantara enam stand koki yang menyajikan hidangan standnya kosong tak menyisakan hidangan tersisa. Bahkan dipiring setiap meja tamu yang mengambilnya.
"Kenapa aku merasa kalah walau aku diumumkan pemenang" Junior yang paling menyukai Sanji dia memenangkan kompetisi dan baru saja diberikan selamat. Dia juga mendapatkan rasa bangga dari senior favoritenya.
"Ada apa kau seharusnya bahagia bukan? kau baru saja mengalahkan kami" Ucap Sanji menenangkan.
"Apa kau tidak melihat hidanganku tidak hidangan kami bahkan tak ada satu platepun yang habis dimakan tamu"
"Senior Sanji memasak hidangan sederhana malah terlalu sederhana.. Kami sedikit sedih kau tidak menganggap serius kompetisi ini" Ucap Salah satu yang mendapat posisi ke dua.
"Bukan begitu.." Sebelum melanjutkan Sanji sebenarnya sudah menghembuskan nafas berat. Dia tidak suka menjelaskan sesuatu secara langsung. "Aku.. Akan memberitahu kalian melalui bukuku"
"Ahhh kenapa tidak sekarang saja kau katakan pada kami, seenak apapun masakan jika tidak dihabiskan bukanlah itu termasuk kegagalan"
Disaat sanji akan menjelaskan, semua orang melihat monitor di kitchen. Salah satu tamu yang menjadi juri ternyata adalah mantan kepala koki curve yang sudah pensiun.
Pembawa acara menanyakan komentarnya dan kebetulan dia menyoroti hidangan Sanji.
"Sifat ikan itu amis, dan biasanya koki terjebak menutupinya dengan berbagai seasoning itu yang dilakukan lima koki lainnya. Dan pemilihan memasak dengan cara sederhana lebih baik karna ikan itu saja sudah enak.. Alasan mengapa ikan itu langka sejak awal."
Ia melanjutkan.
"Hidangannya tak memakai bagian perut yang menjadi bagian terenak, benar bahwa itu bagian istimewa dan memiliki rasa pahit yang dapat mengundang selera makan. Tapi satu salah dalam mengolahnya bau amis akan keluar dan memberikan aftertaste yang tak akan disukai itulah kesalahan 5 koki lainnya"
"Tapi salah satu koki yang dikira tak menggunakan bagian terenak justru mengolahnya dengan jenius, dia menjadikannya cracker jaring yang dihidangkan diatas ikan yang hanya di pan sear dengan garam alami yang berasal dari kulit ikan itu sendiri. Kita mengira itu hanya bagian garnish yang hampir tidak menyelamatkan hidangan, siapa yang tau cracker itu ide yang jenius"
"Garam dari kulit ikan?"
"Cracker?"
"Itu teknik yang jarang tapi koki itu melakukannya, sehingga baik cara penyajian yang nyaman dimakan hingga suapan terakhir miliknya juga yang paling mempertahankan gizi ikan dengan sempurna"
Jadi..
"Kami terfokus pada bagian paling enak, singkatnya itu memang memberikan rasa lezat pada suapan pertama tapi hidangan itu tak nyaman dimakan lagi karna bau amis dan aftertaste yang asing." Saut koki yang baru saja mendengarkan komentar.
"Tapi bagaimana kau memikirkan garam dari kulit ikan, kau sangat kreatif senior" Mereka melirik pada Sanji.
"..." Sanji tidak menanggapi pujian itu diam seperti ciri khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...