Nafas yang bederu berat penuh antusias dan rasa lapar yang dalam.
"Huhh.. Huhh.. Huhhh.. Hehe" Diakhir ada kekeh karna mangsanya tepat didepan.
Sanji dipindahkan ke room lain, sendirian dikamar besar. Ia baru saja kaget karna Luffy datang sendirian dan terlihat aneh.
"Luffy... Hpmhhh" Mulutnya menyerang memakannya. Pinggul yang ditahan tak boleh kemanapun.
Sanji menegangkan tubuh, mendorong tubuh itu dan menarik kepalanya menjauh. Tangan Luffy melarang mengunci pinggulnya kuat, satunya mengambil tengkuk Sanji dan tak mengindahkan menjauh.
Lagi mulut itu bertemu, "cup cup ahhh cup"
Sanji merasa frustasi dan mulai gemetar, matanya mulai berkabut basah. Masih tetap berusaha lepas pelukan kuat pria ini.
Slurppp.. Cup.. Hphmmm.. Hahhhh.. "Sanjihh~~"
Luffy memainkan lidah menjilat bibir sanji yang tertutup rapat, mengecup sana sini dengan lembut dan menikmati. Kepala Sanji yang tidak mau diam membuat Luffy mencium sambarang. Sampai pada leher ia cium lama meninggalkan satu tanda merah pertama..
Slurrpp.. Menjilatinya dan menatap lekat prianya. Sambil merasa menang akhirnya ia bisa melakukan ini pada Sanjinya.
"Huhhh~~ bersiaplah~!"
~~~
"
Ayo menonton bersama.." Ucap Miko.
Room sedang sepi karna Hanny dan Eve yang sedang spa bersama. Hancock yang berenang bersama pria-pria. Vivi yang selalu menempel berdua dengan Ace memonopoli. Tak ada yang salah karna mereka berdua adalah pasangan.
Meninggalkan Sanji, dengan dua manusia yang jelas tak mau terlewat setiap gerik juga keberadaan bersama Sanji.
Duduk dengan tenang di ujung terpisah, Luffy memaksa duduk di samping. Sanji risih bergeser, Luffy masih menempel, Sanji lagi bergeser.. Luffy menempel. Sampai Sanji tak bisa lagi bergeser karna Miko mengapit disisi lain.
Tangan-tangan mereka bertumpu di belakang, itu seperti kerangka yang membuatnya tak bisa kemana-mana. Tidak nyaman..
Film ditayangkan, hanya film biasa tentang petualangan mencari harta bajak laut. Disela menonton bahu Sanji terasa berat. Kepala besar surai hitam bersandar, wajahnya menunjukkan rasa nyaman sambil mengaitkan tangan tak memperbolehkannya pergi.
"Kau suka filmnya?" Ketika Sanji sedang memperhatikan dia bertanya.
"..."
Kepala itu bergerak menatap lekat dengan mata biru yang sama.
"Jawab.. Apa kau tidak punya mulut? Atau haruskah kita mabuk agar kau banyak bicara?"
"..."
"Keras kepala" Miko menyerah membuat Sanji menjawab.
"Fuhhhh~~" Sanji terpenjat menunduk dan menutup matanya. Luffy dengan jahil meniup telinganya. "Aku bosan hiburlah aku" Ucapnya seenaknya.
"A.. Aku pergi!" Sanji akan berdiri tapi kedua tangan menghentikannya dan lagi pantatnya dipaku di kursi tak bisa pergi.
"Diam.." Intimidasi Miko yang berbicara tepat didepan wajahnya.
Gila..
Sanji, melihat kegilaan pada anaknya. Semakin rumit membuatnya merasa buruk dan sedih. Karna tetap saja Miko anaknya, Sanji tak bisa membencinya tapi sikapnya seperti ini akan membuatnya selalu merasa terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanfictionlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...