Tubuh membeku karena kejut sesaat, doffy yang baru saja ia tendang didagu berdiri dengan ekpresi kemenangan seolah ia tau arah mata dimana sanji melihat dan membuatnya terkejut.
Diantara kerumunan pria berseragam, mata biru melihat dari celah dan berjalan mendekat. "Kenapa kau di.. Sini?" Bingung Sanji.
Sanji lengah, doffy didepannya sudah bersiap menyerang. Tangannya kuat posisi mencengkram dengan keras. Sanji menutup mata refleks mengangkat lengan untuk posisi bertahan tapi ia menerima efek enersia dari seseorang yang menariknya.
Dia dibawa, tidak... Ia sedang,diseret menjauh dari doffy dan violet. Tangan ia tarik kuat sebagai penolakan dan perlawanan, ia tidak bisa membiarkan violet disana bersama pria brengsek itu. Semakin kuat tarikan tangan yang ia usahakan, cengkraman orang yang menyerenya semakin kuat dan menyakitkan.
Sanji mencoba tarikan lebih keras tapi orang ini berbalik dan mendorong punggungnya menghantam pohon cukup keras akibat tarikannya sendiri juga. Sangat sakit, telinganya berdengung dan hantaman itu membuatnya mual dan pusing.
Tapi dia harus terlihat baik-baik sa-
"Tinggalkan wanita itu!" Ucap pria muda yang tidak lain anaknya sendiri, Miko.
"Ya? Bicara apa kau?" Sanji maju agar posisinya tidak tersudut, tapi miko kembali mendorongnya keras sekali lagi membentur pohon dengan hantam yang kuat.
"Ugh..!" Kali ini ia tak bisa menyembunyikan rasa sakit yang alami karna itu benar-benar menyakitkan.
"Ini perintah, apa aku perlu menjelaskan apa yang bisa aku lakukan pada mereka?"
Sanji menghempas kasar lengan Miko yang mencengkram kerah bajunya.
"Terserah" Menolak terperdaya dan akan kembali membela Violet dari Doffy.
"Hey!~" Pangil Miko santai dengan nada mengejek.
Dor!
Suara peluru melesat, melewati wajah Sanji dan hampir mengenai kepala violet di depannya. Sanji berbalik, melihat wajah yang dingin dan dibayangi jiwa Luffy yang melekat. Tidak.. Dia pasti lebih gila dari Luffy ayahnya.
Kaki Sanji lemas ia jatuh dan tubuhnya gemetar dibangkitkan atas trauma juga kepanikan yang parah. Deru nafas yang sulit dikontrol dan ia gak bisa menggerakan tubuhnya dengan benar.
Tubuh sialan, tubuh sialan, tubuh sialan.
Violet kaget mendengar suara tembakan. khawatir melihat kearah suara itu tapi ia tak melihat apapun. Doffy pergi begitu saja seolah itu tanda untuk mundur tapi violet tidak mengerti dan sejauh ia cari setiap sudut rumah ia tidak bisa menemukan Sanji.
~~~
Kau yang seperti ini sangat cantik.
"Apa kau takut? Yah ini adalah wajah yang ingin aku lihat.. Tatapan yang sama saat kau melihat ayahku dulu"
Sanji sesak, terbatuk payah untuk mencari nafas. Tapi fungsi hidungnya diambil alih mulut yang tak sekarang beku tak bisa mengambil udara dengan cara yang benar.
Sakit, paru-parunya sakit dan kepanikan makin menjadi. Ia tidak meminum obat hari ini, hidup terlalu tenang akhir-akhir ini. Bagaimana untuk lolos? ia takut tapi tidak bisa bergerak.
Miko sudah di belakang Sanji tanpa ia sadari memeluk dari belakang menutup matanya, berbisik. "Aku akan meredakan sedikit penderitaanmu, anggap saja itu kemurahan hariku"
Tubuh Sanji hanya semakin gemetar dan kejang, setiap sentuhan tangan anak itu mengingatkan hari yang gelap. "Tolong" Ucapnya payah bersampur sesak dan isak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Face (Luffy x Sanji) - END
Fanficlanjutan dari side story jiji ----- pria simple ceria yang sanji kenal berubah kejam bagaimana nasib sanji selanjutnya? ----- pict dari pinterest character milik oda sensei jiji minjem character kalo ooc maaf yah. disaranin baca dulu di side stor...